JAKARTA – Angka kecelakaan lalu lintas sampai H-3 Hari Raya Idul
Fitri 2019 menurun jika dibandingkan waktu yang sama tahun 2018. Kepala
Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri, Kombes Pol Asep Adi Saputra,
mengungkapkan penurunan tersebut sebanyak 71 kasus. Pada 2018, angka
kecelakaan tercatat 138 peristiwa, dan tahun ini tercatat 67 peristiwa
pada periode yang sama.
“Kalau kita bicara kecelakaan lalu lintas sampai H-3, kita bandingkan
tahun lalu, 2018 itu H-3 sebanyak 138. Hari ini ada penurunan
signifikan yaitu sebanyak 67 kecelakaan. Itu artinya ada 57 persen
penurunan kecelakaan lalu lintas,” ujar Asep di Gedung Humas Mabes
Polri, Jakarta Selatan, Senin (3/6).
Asep mengatakan, saat ini masyarakat sudah dapat menikmati jalur tol
yang tersambung dengan jarak tempuh yang cukup jauh, khususnya di
wilayah Pulau Jawa. Meski demikian, ia mengingatkan pengemudi untuk
tetap waspada saat berkendara. “Itu jadi titik rawan juga karena ada
titik-titik atau waktu di mana ketika padat dan sangat lengang. Itu
perlu jadi kewaspadaan pemudik,” kata Asep.
Sementara itu, Kepala Posko Operasi Ketupat 2019 Korlantas Polri,
Kombes (Pol) Bakharuddin Muhammad Syah, menjelaskan, dari 30 Mei hingga 2
Juni 2019, terdapat 284 kecelakaan lalu lintas. Pada periode yang sama
tahun 2018, angka kecelakaan lalu lintas saat mudik sejumlah 703 kasus.
“Angka kecelakaan, alhamdulillah tahun ini menurun 60 persen
dibandingkan tahun 2018 dengan periode yang sama, yakni H-7 sampai H-4
sebelum Hari Raya Idul Fitri,” ujar Kepala Posko Operasi Ketupat 2019
Korlantas Polri, Kombes (Pol) Bakharuddin Muhammad Syah, di Kantor
Korlantas Polri, Jakarta Selatan, Senin.
Penurunan angka kecelakaan arus mudik, kata Bakharuddin, merupakan
hasil upaya seluruh pihak dalam menyiapkan infrastruktur dan sistem lalu
lintas yang baik. “Kesiapan dalam perangkat operasi dari korlantas,
kepolisian, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, dan semua
pihak terkait terlibat dalam persiapan mudik. Infrastruktur yang siap
dan rekayasa lalu lintas menjadi kunci,” sambungnya.
Pada umumnya, tutur Bakharuddin, kecelakaan lalu lintas saat mudik
tahun 2019 dan 2018 disebabkan letihnya pemudik. Pemudik kerap
memaksakan kondisi yang letih untuk bisa segera sampai di tempat tujuan.
Arus Balik Padat
Di tempat terpisah, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi,
memperkirakan puncak arus balik kendaraan yang mengarah ke Jakarta
diprediksi akan terjadi pada tanggal 8 dan 9 Juni 2019. Budi mengatakan
berbeda dengan rentang arus mudik yang terjadi sejak 30 Mei 2019, waktu
kembali ke Jakarta lebih sempit, yaitu mulai tanggal 6 Juni hingga 9
Juni 2019.
“Kita tahu arus balik terjadi pada tanggal 7, 8, dan 9 Juni 2019,
puncaknya pada 8 dan 9 Juni 2019,” ujar Budi usai menggelar rapat
evaluasi mudik 2019 dan persiapan arus balik, di ruang rapat Solusi I,
Kantor Pusat Jasa Marga, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin.
Untuk mengantisipasi padatnya volume kendaraan selama arus balik,
Menhub meminta otoritas terkait, seperti Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat, Jasa Marga, serta Kakorlantas untuk mengkaji kemungkinan
pemberlakuan rekayasa lalu lintas one way yang rencananya hanya
diberlakukan selama dua hari menjadi tiga hari, terhitung per 8 Juni
2019.
Sistem satu arah akan dimulai dari KM 189 di ruas Tol Palimanan sampai KM 70 di Gerbang Tol Cikampek Utama atau Cikatama.
0 comments:
Post a Comment