JAKARTA – Sejumlah kalangan mengemukakan pelaku Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) mesti lebih kreatif dengan meningkatkan kualitas
produk menuju standardisasi internasional serta mampu memasarkan produk
dengan memanfaatkan platform digital, seperti perdagangan elektronik (e-commerce) maupun toko online (marketplace).
Strategi tersebut mutlak diperlukan agar supaya UMKM Indonesia mampu
bersaing di pasar global seperti yang diharapkan oleh Presiden Joko
Widodo (Jokowi).
Pengamat ekonomi Indef, Andry Satrio Nugroho, mengungkapkan
persoalan pemanfaatan digitalisasi merupakan isu utama yang dihadapi
UMKM saat ini, sehingga mereka kerap menghadapi kendala ekspor.
Akibatnya, tidak banyak UMKM Indonesia yang berorientasi pasar ekspor.
“Masih sedikit UMKM kita yang masuk ke dalam marketplace. Kalaupun ada, tetapi masih dalam negeri, bukan marketplace luar negeri seperti Alibaba di Tiongkok. Di Thailand, UMKM-nya sukses masuk ke pasar Tiongkok dengan manfaatkan marketplace sebagai platform untuk menjual,” papar dia, di Jakarta, Jumat (12/7).
Menurut Andry, digitalisasi merupakan cara agar UMKM bisa mengetahui
pasar-pasar ekspor potensial, serta memanfaatkan infrastruktur untuk
memacu ekspor. Pemerintah harus memfasilitasi agar UMKM segera menyatu
dengan marketplace.
Pengurus Kadin DKI Jakarta, Iwan Soetrina, menambahkan sebelum go global selayaknya
produk UMKM perlu disertifikasi terlebih dahulu, seperti mengikuti
Standar Nasional Indonesia (SNI). Selain itu, pemahaman terhadap
prosedur ekspor dan hal ini perlu memiliki standardisasi dunia seperti
ISO dan lainnya.
“Harus ada standardisasi terlebih dahulu tingkat nasional, baru
memenuhi standar internasional agar mampu melakukan ekspor dan impor
barang dan jasanya. Memang sedikit berinvestasi terlebih dahulu,” jelas
dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi usai meresmikan pembukaan Pameran Karya
Kreatif Indonesia (KKI) 2019, di Jakarta, Jumat, mengharapkan ke depan
kualitas produk UMKM nasional mampu bersaing di pasar global. “Yang
nanti kalau sudah ketemu semuanya bukan hanya marketplace di Indonesia, tapi global marketplace,” jelas Presiden.
Peningkatan kualitas produk UMKM binaan Bank Indonesia (BI), kata
Jokowi, juga tidak terlepas dari upaya BI menyeleksi produk UMKM itu
sendiri. “Sehingga ketemu produk-produk premium, produk-produk dengan
kualitas tinggi. Dijual harga berapa pun, orang akan senang,” kata
Jokowi.
Sementara itu, hasil penelitian Megawati Institute menunjukkan
keterlibatan sektor UMKM Indonesia dalam rantai global masih rendah
dibandingkan lima negara di Asia Tenggara. Kontribusi UMKM terhadap
ekspor nasional juga masih kecil, yaitu sebesar 15,8 persen atau sekitar
23 miliar dollar AS dari total ekspor nonmigas pada 2018. Angka
tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya,
seperti Vietnam dengan kontribusi 20 persen dan Thailand 29,5 persen.
Peran BI
BI mendorong inovasi dan pemasaran UMKM binaannya dengan program
usaha kreatif yang mengangkat budaya daerah dengan sistem pemasaran
menjangkau seluruh dunia secara online, dan pengenalan platform digital untuk transaksi pembayaran maupun pencatatan transaksi penjualan.
Hingga saat ini terdapat 898 UMKM binaan dan mitra BI dan 91 di
antaranya telah menembus pasar ekspor dengan nilai penjualan 1,4
triliun rupiah dalam satu tahun terakhir. Sedangkan 355 UMKM telah
memanfaatkan platform digital dalam pemasarannya serta 173 lainnya
telah mendapatkan pembiayaan perbankan.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan hal itu dalam sambutan
pembukaan Pameran KKI 2019, kemarin. Pameran itu merupakan salah satu
strategi BI dari segi pemasaran untuk menghubungkan UMKM dengan tiga
pihak, yaitu pembeli internasional, korporasi skala global, dan desainer
yang memiliki akses ke pasar internasional. “Dengan berbagai kegiatan
pada pameran KKI 2019 itu, diharapkan dapat meningkatkan minat
masyarakat terhadap produk UMKM kreatif,” kata Perry.
Dengan demikian, dia berharap akan meningkatkan potensi pasar
industri kreatif dengan sasaran kaum muda dan wanita aktif dan dinamis,
serta mendorong lahirnya pelaku usaha yang inovatif dan semakin go export dan go digital.
0 comments:
Post a Comment