JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Jasa TKI (Apjati)
mengapresiasi pidato pelantikan Presiden Jokowi yang menjadikan
pembangunan SDM sebagai prioritas utama.
“Visi Presiden membangun SDM yang pekerja keras, dinamis. terampil,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan pilihan tepat karena
hanya dengan SDM unggul suatu bangsa bisa maju dan mampu bersaing dengan
negara lain,” kata Ketua Umum Apjati Ayub Basalamah di Jakarta, Senin
(21/10/2019).
Ayub menyatakan di samping sumber daya alam (SDA) yang melimpah,
Indonesia juga dianugerahi SDM yang juga berlimpah. Indonesia merupakan
negara yang berpenduduk keempat terbesar di dunia dengan komposisi
penduduk usia produktif (muda) yang semakin dominan.
Peningkatan kualitas SDM, baik dari segi pengetahuan (terdidik)
maupun keterampilan (skill) yang semakin baik akan menjadi sumber devisa
yang besar bagi negara.
“SDM yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan kerja di dalam negeri.
Perusahaan dalam dan luar negeri akan mendapatkan pekerja terdidik dan
trampil. Tidak hanya jadi pekerja, SDM unggul juga jadi ladang subur
bagi tumbuhnya usaha pemula (start up) sehingga mereka mampu mandiri,
bahkan membuka peluang kerja bagi anak bangsa,” ujar Ayub.
Ketika ditanya 267 jutaan penduduk, dengan angkatan kerja yang begitu
besar, apakah akan terserap semua di dalam negeri, Ayub mengatakan
Infonesia sudah lama menjadi penyedia jasa kerja unggul di mancanegara.
Dia menunjuk kota-kota besar di Malaysia yang dibangun oleh
tangan-tangan terampil pekerja Indonesia, begitu juga dengan di Arab
Saudi. “Perusahaan-perusahaan di Korea sudah lama menggunakan pekerja
Indonesia untuk menggerakkan pabrik-pabrik mereka, di Malaysia juga
untuk pabrik dan perkebunannya,” ucap Ayub.
“Begitu juga di negara-negara di timur tengah yang banyak perusahaannya menggunakan jasa pekerja Indonesia.”
“Begitu juga di negara-negara di timur tengah yang banyak perusahaannya menggunakan jasa pekerja Indonesia.”
Di sisi lain Ayub mengingatkan bahwa pekerja sukses adalah pekerja
yang urusan rumah tangganya sudah teratasi. Dia mencontohkan, seorang
pekerja atau eksekutif muda tidak akan bisa konsentrasi menghadapi
permasalahan kantor jika bayinya, orang tua, keluarga yang sakit tidak
ada yang mengurusnya.
Oleh karena itu tidak heran jika permintaan penata laksana rumah
tangga atau care giver semakin tinggi permintaannya di negara maju.
“Konsep keluarga batih (keluarga inti) yang banyak terjadi di
negara-negara maju menjadikan kepengurusan rumah tangga beralih dari
kerabat ke profesional,” kata Ayub.
Selama ini Indonesia menikmati masuknya devisa dari pekerja di luar
negeri. Persemester ini saja sekitar Rp12 triliun lebih. “Jika SDM kita
dididik dan ditingkatkan keterampilannya dan pasar kerja di luar negeri
dibuka lebih lebar maka angka itu akan meningkat berlipat-lipat, tidak
saja mensejahterakan keluarga pekerja migran, tetapi juga sebagai sumber
pendapatan bagi negara, dan yang utama memberi kerja kepada anak
negeri,” ujar Ayub.
Dia mencontohkan, lulusan luar negeri dengan lulusan sekolah atau
universitas dalam negeri selalu lebih unggul, baik dari sisi
pengetahuan, keterampilan juga kemandirian. “Begitu juga dengan pekerja
di mancanegara. Mereka lebih terampil dan mandiri, serta bisa menularkan
pengetahuannya untuk kemajuan bangsa,” demikian Ayub.
0 comments:
Post a Comment