SERANG, (KB).- Patriot olah raga Banten nampaknya
terpaksa harus bertarung dengan amunisi yang minim, pada keikutsertaan
mereka di Pekan Olah raga Nasional (PON) XX Papua nanti. Alasannya, dana
hibah yang diturunkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, jauh dari
pengajuan Komite Olah raga Nasional Indonesia (KONI) Banten.
Padahal, kontingen Banten ditarget untuk mengalami peningkatan
prestasi pada PON XX Papua nanti, dibandingkan pada keikutsertaan di PON
XIX Jawa Barat. Sebagai perbandingan, anggaran yang diberikan Pemprov
Banten pada keikutsertaan Banten di PON Jawa Barat 2016 lalu mencapai Rp
70 miliar, dengan menempati peringkat 13 klasemen.
Sementara menghadapi PON XX Papua, patriot olah raga Banten hanya
dibekali Rp 45 miliar dengan target peningkatan peringkat mencapai
sepuluh besar. Padahal anggaran yang dibutuhkan lebih besar, karena
biaya akomodasi dan transportasi yang lebih tinggi.
Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Kadispora) Banten Deden Apriandhi
mengatakan, anggaran hibah untuk KONI Banten tahun ini memang berada di
angka Rp 45 miliar.
“Jika melihat kebutuhan yang disampaikan KONI, memang masih banyak
kekurangan yang dihadapi KONI Banten dalam menghadapi PON XX Papua. Saya
paham dan mengerti dengan persoalan,” ujarnya usai menggelar rapat
pemaparan program KONI Banten 2020, di Aula Dispora Banten, Senin
(20/1/2020).
Oleh karena itu, pihaknya ingin mencari solusi terbaik, terutama terkait atlet yang akan bertaruh berjuang demi nama daerah.
“Dalam pertemuan ini kami mencari solusi, bagaimana PON ini bisa
diikuti seluruh atlet yang sudah lolos. Kami upayakan semuanya bisa
berangkat, ada pun hal lainnya sambil berjalan, kita cari solusi
terbaik,” ucapnya.
Sementara itu, dalam pemaparan tersebut, Ketua KONI Banten Rumiah
Kartoredjo mengatakan, dampak dari anggaran Rp 45 miliar tersebut,
pihaknya harus mengatur sedemikian rupa penggunaan anggaran agar
dimaksimalkan pada pelaksanaan PON. Akibatnya, ada beberapa program yang
harus dikorbankan.
“Di antaranya bantuan dana untuk Kejurda, Kejurnas terpaksa kami
tiadakan tahun ini. Selain itu, try in dan try out pun menjadi korban,”
tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua II KONI Banten Engkos Kosasih mengatakan,
meski dana hibah yang diterima KONI Banten tahun ini tidak banyak,
pihaknya tidak ingin mengorbankan atlet yang sudah bersusah payah untuk
lolos ke PON.
“Saya tahu perjuangan atau pengorbanan atlet dan pelatih kami di
masing-masing cabor seperti bagaimana, jadi jangan sampai ada istilah
pemangkasan cabor atau atlet di PON 2020 Papua,” katanya
0 comments:
Post a Comment