Politik seringkali dinilai sebagi sesuatu yang buruk, kotor bahkan
jahat. Padahal, dengan politik, keadilan bisa diwujudkan. Dengan politik
juga kesejahteraan masyarakat akan bisa didapat. Bagaimana politik dari
tinjauan Islam?
Islam bukan hanya agama ritual melainkan agama
ideologi yang memiliki tatanan yang sempurna. Karenanya, Islam mengatur
seluruh aspek kehidupan baik urusan keluarga, tata kemasyarakatan,
prinsip pemerintahan dan hubungan internasional.
Sebagaimana dilansir dari eramuslim.com Islam mengatur permasalahan politik atau yang dikenal dengan istilah ‘siyasah’. Menurut terminologi bahasa siyasah menunjukkan arti mengatur, memperbaiki dan mendidik. Sedangkan secara etimologi, siyasah (politik) memiliki makna yang berkaitan dengan negara dan kekuasaan.
Islam dan politik
adalah dua hal yang integral. Oleh karena itu, Islam tidak bisa
dilepaskan dari aturan yang mengatur urusan masyarakat dan negara, sebab
Islam bukanlah agama yang mengatur ibadah secara individu saja. Namun,
Islam juga mengajarkan bagaimana bentuk kepedulian kaum muslimin dengan
segala urusan umat yang menyangkut kepentingan dan kemaslahatan mereka,
mengetahui apa yang diberlakukan penguasa terhadap rakyat, serta menjadi
pencegah adanya kedzaliman oleh penguasa.
Maka jika ada yang mengatakan bahwa Islam tidak usah berpolitik, adalah salah besar karena berpolitik
adalah hal yang sangat penting bagi kaum muslimin. Jadi kita harus
memahami betapa pentingnya mengurusi urusan umat agar tetap berjalan
sesuai dengan syari’at Islam. Terlebih lagi ‘memikirkan/memperhatikan
urusan umat Islam’ hukumnya fardhu (wajib).
Rasulullah dan Para Sahabatpun Berpolitik
Rasulullah pernah bersabda, “Barangsiapa
di pagi hari perhatiannya kepada selain Allah, maka Allah akan berlepas
dari orang itu. Dan barangsiapa di pagi hari tidak memperhatikan
kepentingan kaum muslimin maka ia tidak termasuk golongan mereka (kaum
muslimin).“
Pun dalam sejarah perjuangan
para sahabat terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwasannya agama
Islam memang memiliki otoritas terhadap politik. Salah satu yang menjadi
bukti sejarah perpolitikan pada masa itu adalah ketika mengangkat
seorang khalifah (kepala negara pengganti Rasulullah).
Dalam
mengangkat seorang khalifah, para sahabat memberikan syarat kepada
khalifah agar memegang teguh Al Quran dan As Sunnah. Karena mereka tahu
betul bahwa politik tidak bisa dipisahkan dari agama, sehingga dalam pengangkatan khalifah harus didasarkan pada pertimbangan yang terbaik.
Jadi terbukti bahwa eksistensi politik sudah ada sejak jaman
Rasulullah, bahkan jauh sebelum itu politik sudah ada sejak manusia
mengenal kata memimpin dan dipimpin, maka politik ada saat itu.
Sayangnya,
dijaman ini banyak masyarakat yang anti dengan politik. Dalam pandangan
masyarakat, politik dianggap sebagai sesuatu yang berbau kelicikan,
kebusukan, serta pandangan negatif lainnya.
Terlebih
saat ini, kita melihat ada sebagian penguasa muslim yang tidak
konsisten menjalankan kebijakan politiknya di atas ketentuan hukum dan
etika syariat. Akibatnya, mereka menetapkan peraturan yang menyimpang
dari ajaran Islam. Maka banyak orang yang beragama Islam tidak sepakat
dengan adanya politik dalam Islam.
Padahal, dalam hal ini umat
muslim harus cerdas dan bisa memahami betapa pentingnya berpolitik
sebagai landasan munculnya gerakan Islam melalui dua arah, yaitu secara
kultural dan struktural. Aktivitas gerakan Islam secara kultural akan
terfokus pada proses dakwah di suatu negara agar tetap sesuai dengan
ajaran Allah subhanahu wa ta’ala, sedangkan secara struktural
dapat mempengaruhi dibatalkannya atau direvisinya kebijakan-kebijakan
pemerintah yang akan membawa kerugian terhadap masyarakat.Jadi sudah dipastikan bahwa berpolitik itu dihalalkan karena memiliki
pengaruh besar dalam mempertahankan ajaran Islam di suatu negara asalkan
tetap memegang teguh prinsip- prinsip Islam.
0 comments:
Post a Comment