![]() |
SERANG, (KB).- Sebanyak 77 Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK) mengikuti Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Lomba
Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) dan Festival Literasi Sekolah (FLS)
tingkat Kota Serang, di Sekolah Khusus (SKh) Negeri 1 Kota Serang, Rabu
(19/2/2020). Kegiatan tersebut diharapkan dapat mewakili ke tingkat
nasional.
Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan, Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK)diharpkan dapat mewakili Kota Serang ditingkat provinsi, ataupun
ditingkat nasional.
“Kami berharap anak anak bisa mewakili Kota Serang ditingkat
Nasional. Karena sebelumnya pun mereka sudah ada yang mewakili baik di
tingak provinsi maupun ditingkat nasional baik dibidang puisi ataupun
lainnya,” kata Syafrudin kepada Kabar Banten.
Ia menjelaskan, pihaknya juga melihat anak-anak yang mengikuti lomba
seperti merias kota sumbangan, merangkai bunga, membuat kerajinana dari
kayu, komik, membantik dan cipta puisi. Selain itu, kata dia Sekolah
Khusus harus berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Serang walaupun
sebenarnya kewenangan provinsi tetap harus berkoordinasi.
“SKh merupakan kewenangan provinsi akan tetapi secara kewilayahan
berada di Kota Serang, jadi SKh harus tetep koordinasi dengan pemerintah
Kota Serang. Sebab, guru di SKh bukan semua Pegawai Negeri Sipil (PNS),
ada juga yang bukan PNS. Itu juga disamping kewajibanan provinsi
Pemerintah Kota Serang juga turut untuk membantu kesejahteraan. Selama
tidak membentur aturan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, kami bisa
membantu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Agus Helfi Rahman mengatakan, ada 77
anak berkebutuhan khusus mengikuti FL2SN, LKSN, dan FLS dari 7 Sekolah
terdiri dari 2 SKh Negeri dan 5 SKh swasta atau yayasan.
Pihaknya menargetkan peserta dapat meraih juara dan mewakili Kota
Serang di tingkat provinsi dan tingkat nasional. itu juga kerana
sebelumnya anak berkebutuhan khusus mempunyai record yang bagus yakni
kontingen Kota Serang meraih juara baik di provinsi atau nasional.
“Seperti pak wali katakan bisa meraih juara untuk mewakili Kota
Serang di tingkat provinsi ataupun di nasional. Selain dari perlombaan
kami juga ingin merekatkan suasana kebersamaan antara sekolah khusus.
Kendala tentu ada seperti anak berkebutuhan khusus tunarungu dalam
proses menerima informasinya menjadi lambat, tunanetra hambatannya
dipenglihatan namun kalau dari sisi intelektual tidak bermasalah, luwes
dan keluasan gerak tunagrahita nalar mereka rendah,” katanya.
0 comments:
Post a Comment