Geliat politik di Indonesia setelah reformasi dimeriahkan
oleh kelompok-kelompok relawan. Mereka lahir dan tumbuh karena dukungan
kepada pihak tertentu, meski bergerak lebih mandiri. Pemilu 2020 kali
ini juga tidak lepas dari peran para relawan ini.
Tidak semua pemilih mau dekat dengan partai politik. Karena itu,
butuh tangan lain untuk mendekati mereka, terutama ketika agenda politik
semakin padat. Tangan lain itu, antara lain diperankan oleh kelompok
relawan politik.
Era reformasi memungkinkan lahirnya ratusan organisasi relawan
politik di Indonesia. Salah satunya adalah Gerakan Relawan Tanpa Warna (GRTW) . Organisasi yang berdiri pada 2014 di Jakarta ini, hadir untuk
mendukung Pilkada Yang Aman Nyaman Dan Kondusif organisasi ini diisi oleh mereka yang mengagumi rekam jejak Pilkada Yang Bermartabat
Tidak mengherankan jika di 2019 ini, dukungan tersebut terus dilanjutkan
terutama dalam kampanye Pilkada Langsung di Kabupaten Serang Kota Cilegon Kota Tangsel Kabupaten Pandeglang
“Relawan kami bergerak mem-back up Tim Kampanye Daerah (TKD) dengan cara mengumpulkan massa, mendukung acara-acara TKD, dan juga mendeklarasikan diri serta membuat acara lain sesuai kepentingan situasional,
GRTW (Gerakan Relawan Tanpa Warna ) mulai tancap gas lagi di panggung politik sekitar enam bulan lalu, Sejauh ini, mereka telah menggelar berbagai acara seperti bakti sosial, donor darah, konsultasi kesehatan gratis, dan pengobatan gratis. Tidak ketinggalan adalah sosialisasi cara mencoblos. Pengalaman lapangan membuktikan,sosialisasi penting karena proses ini tidak mudah, terutama bagi mereka yang berusia lanjut.
Peran relawan Turun ke masyarakat,door to door, membawa
kampanye secara kekeluargaan, memberikan arahan ke pasar-pasar, ke
terminal, ke wilayah basis warga yang sama sekali tidak mengenal
internet, TV, atau media sosial. Itu yang menjadi sasaran teman-teman
relawan,” kata Sindu Adi Pradono SH Selaku Ketua Umum GRTW (Gerakan Relawan Tanpa Warna )
ia menambahkan, sebagai organisasi resmi, kelompok relawan adaah bagian
penting dari kehidupan sosial politik di Indonesia. Jika Pemilu usai,
mereka akan kembali menggelar berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan,
kebudayaan dan pendidikan.”Kita terlibat dalam acara-acara
Kita juga ingin menata sanggar seni, mengelola sanggar tari, melukis,
teater dan lainnya,” ujarnya ia mengklaim GRTW memiliki 2 juta
anggota inti di seluruh Indonesia.
Penggerak ini juga berfungsi sebagai pelapor data hasil Pemilu Kada ,
membantu saksi, sekaligus mencegah praktik kecurangan. Agar mampu
bekerja dengan baik, pelatihan terus dilakukan bahkan hingga di
hari-hari terakhir menjelang pencoblosan. GRTW yakin, penyiapan
sumber daya manusia harus menjadi salah satu prioritas dalam pelaksanaan
Pemilukada
Bentuk kegiatan selama ini banyak menyasar pemilih melalui pendekatan kegiatan keagamaan, seperti pengajian, istighosah, ceramah dan lain sebagainya. GRTW membentuk majelis taklim, menyiapkan ustadz atau guru, dan mengkoordinasikan remaja masjid. Mereka bergerak dari kampung-kampung, hingga masuk ke lingkungan pesantren. Mereka yakin, semua kegiatan itu berdampak langsung terhadap Calon Kepala Daerah Yang Akan Di Usung Oleh Partai Politik
Dengan Gerakan Relawan Terstruktur dan Berbudaya tentunga Pilkada di Banten Akan Membuat Masyarakat Tertarik Untuk Menentukan Pilihan Sesuai Hati Nurani Tanpa tekanan dari Pihak Manapun Karena Relawan GRTW (Gerakan Relawan Tanpa Warna ) Bagaimana Menciptakan Masyarakat berlomba berpartipasi Mengusung Calon dengan Kehendak Sendiri Tanpa Ada Kepentingan Apapun SEMBOYAN Dari GRTW Bergerak Bagai Angin Dapat di rasa Tanpa Terlihat Selamat Bekerja Seluruh Relawan GRTW Semoga Kita Tetap Menjaga Persaudaraan dan Menjadikan Pilkada Daerah Aman Nyaman dan Kondisif
Ketua Umum
Gerakan Relawan Tanpa Warna
SIndu Adi Pradono SH
0 comments:
Post a Comment