Provinsi Banten akan menggelar pemilihan kepala daerah (pilkada)
serentak tahun 2020. Dalam ajang kontestasi politik lokal itu,
setidaknya ada empat kabupaten/kota yang akan menggelarnya di provinsi
ujung barat Pulau Jawa Tersebut.
Empat wilayah tersebut meliputi Kota
Tangerang Selatan (Tangsel), Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang dan
Kota Cilegon. Persaingan politik di wilayah Banten, tentunya tidak bisa
dilepaskan dari keberadaan trah elit keluarga dalam peta percaturan
politik di dalamnya, yakni Trah Rau, Jayabaya dan Dimyati Natakusumah.
Pengamat politik Banten Institute of
Governance Studies (BIGS) Ahmad Daelami mengemukakan tidak semua wilayah
yang menggelar pilkada tersebut dapat mudah dikuasai keluarga elit
tersebut. Dia menyebut, salah satu wilayahnya adalah Kota Tangerang
Selatan (Tangsel).
Dalam Pilkada Tangsel
yang memilih wali kota, ada nama kejutan semisal Siti Nur Azizah Maruf
yang merupakan putri Wakil Presiden Maruf Amin. Mengacu pada survei yang
dilakukan Riset Network Indonesia (RNI), Siti Nur Azizah menjadi calon
yang paling populer yakni mencapai 48,36 persen. Siti bersaing dengan
Benyaminen Davnie 47,75 persen dan di posisi ketiga ditempati anak Ratu
Atut Chosiyah dari Trah Rau, Andiara Aprilia sebanyak 10,13 persen.
"Putri Kyai (Maruf) head to head
dengan Trah Rau. Kemungkinan ada beberapa partai yang memanfaatkan
moment pilpres kemarin untuk mengusung anaknya pak kyai. Karena saat ini
masih ada beberapa daerah yang dikuasai dinasti. Jadi ada beberapa
partai yang tidak ikut dalam gerbong dinasti itu memanfaatkan momen
ini," ujarnya saat dihubung
Meski begitu, Daelami menganalisa,
tidak menutup kemungkinan adanya poros ketiga di luar poros koalisi yang
konsisten menjadi oposisi.
"Kayak PKS kan sudah jelas-jelas
mereka di pusat tidak mau bergabung dan di daerah pun mereka memang
mempersiapkan orang untuk melawan orang yang ada di daerah," katanya.
Sementara untuk fenomena politik yang terjadi di Kabupaten
Pandeglang, Trah Jayabaya seolah ingin mengulangi kejayaannya di Pilkada
Lebak dengan menonjolkan sosok Mohammad Nabil Jayabaya yang merupakan
anak Mulyadi Jayabaya untuk maju dalam perebutan kursi bupati.
Menurut Daelami, turunnya Nabil
tersebut dalam Pilkada Pandeglang menunjukan adanya kelemahan
kepemimpinan Irna Narulita yang berasal dari keluarga Dimyati
Natakusumah yang dianggap bisa diperbaiki oleh Trah JB. Bahkan memantau
kelemahan lawan politik saat ini bisa dilakukan hanya melalui media
sosial (medsos).
"Mereka masuk pun dengan jualan
konsep yang bisa diterapkan di sana (Pandeglang). Misal pembangunan di
Lebak lebih baik, dari hal infrastruktur jalan. Dan mereka (warga)
membanding-bandingkan dengan (daerah yang) tidak jauh. Kalau tidak
dengan Kabupaten Serang ya Kabupaten Lebak. Itu yang kemudian akan
mereka tawarkan di kabupaten Pandeglang. Tapi apakah kemudian anak
Jayabaya bisa masuk ke sana atau tidak, tinggal programnya saja yang
ditawarkan ke masyarakat," katanya.
Sementara itu, perebutan kursi
Kabupaten Serang-1, dianggap Daelami tidak begitu menarik. Jika
diibaratkan David melawan Goliath, Daelami mengemukakan adanya
kemungkinan besar terjadi fenomena borong partai oleh Ratu Tatu
Chasanah, sebagai petahana sekaligus adik dari Ratu Atut Chosiyah.
Daelami menyebut, kemungkinan Tatu
hanya akan melawan satu calon saja, yakni dari PKS yang kerap mengkritik
pemerintahannya. PKS kemungkinan besar akan diwakili oleh Najib Hamas,
kader terbaiknya di Kabupaten Serang saat ini.
"Kemungkinan yang terjadi head to
head antara Tatu dengan PKS. Najib Hamas dari PKS sepertinya mau maju
itu. Kemungkinan, fenomena borong partai bisa saja. Kalau calon tunggal
tidak akan terjadi untuk di Kabupaten Serang," jelasnya.
Sedangkan, 'pertarungan politik
terbuka' disebut Daelami bakal terjadi di Kota Cilegon. Namun, ia
menilai pertarungan politik tersebut tidak terlalu menarik. Lantaran,
kekinian nama-nama yang muncul adalah muka lama. Daelami mengemukakan
kemungkinan kontestasi politik di 'Kota Baja' tidak terpengaruh dengan
tiga trah keluarga elit Banten.
Hal tersebut, lanjut Daelami, lantaran di Kota Cilegon ada trah
tersendiri yang secara kekeluargaan mempunyai pengaruh kuat, yakni Trah
Tb Aat Syafaat, Walikota Cilegon dua periode. Pun diteruskan putranya Tb
Iman Ariyadi, meski kekinian keduanya sama-sama menjadi pesakitan di
KPK.
Namun, putri dari Aat Syafaat
sekaligus Kakak dari Iman Ariyadi, Ati Marliyati yang kekinian menjabat
Wakil Walikota Cilegon dimungkinkan bakal meneruskan trah politik
keluarganya.
"Cilegon memang Trah Rau belum
kedengaran, memang lebih terbuka persaingan di sana. Kemungkinan Ati
yang sekarang jadi wakil (wali kota) apakah akan maju? Bisa jadi. Karena
untuk meneruskan program yang belum diselesaikan oleh keluarga mereka,"
jelasnya.
Dari empat wilayah tersebut, Daelami
menyebut secara umum, Trah Rau akan berfokus pada Pilkada di Kota
Tangsel dan Kabupaten Serang. Sedangkan, Trah Jayabaya dan Dimyati akan
bertarung memperebutkan Kabupaten Pandeglang. Sedangkan, keluarga Trah
Rau di Kabupaten Pandeglang yang direpresentasikan Wakil Bupati Tanto
Warsono Arban, menantu Ratu Atut, belum terlalu moncer namanya.
Meski begitu, Daelami mengemukakan hasil pilkada ada di tangan pemilih dari kalangan milenial.
"Siapa yang bisa menggaet Generasi Z
ini, kemungkinan besar akan memenangkan pertarungan Pilkada serentak
2020 mendatang," katanya.
0 comments:
Post a Comment