MATARAM - Wakil Presiden Republik Indonesia KH
Ma’ruf Amin meninjau pembangunan rumah tahan gempa (RTG) bagi korban
gempa bumi 2018 di Lingkungan Gontoran, Kecamatan Sandubaya, Kota
Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/2)
Dalam kunjungannya itu, Wapres didampingi Gubernur NTB
Zulkieflimansyah, Wali Kota Mataram, Ahyar Abduh, anggota DPR RI Helmi
Faishal Zaini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni
Monardo, dan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTB
Dalam kunjungan kerjanya itu, Wapres RI berdialog bersama warga dan
menyampaikan pascagempa Lombok 2018, pemerintah pusat dan pemerintah
daerah telah melaksanakan upaya maksimal agar masyarakat dapat segera
menempati kembali huniannya. “Semoga, masyarakat dapat membangun kembali
kehidupan pascagempa, dengan penuh semangat,” katanya seraya berdoa
dihadapan warga dan tamu yang hadir.
Sementara dalam dialog singkat tersebut, Kepala Lingkungan Gontoran
Barat mengucapkan terimakasih kepada pemerintah pusat, Pemerintah
daerah, TNI/Polri dan semua pihak yang telah membantu pembangunan RTG
untuk korban gempa Lombok. “Alhamdulillah, ratusan rumah warga yang
terdampak rusak berat di Gontoran Barat semua sudah terbangun 100 persen
dan bisa ditempati korban gempa bumi,” katanya.
Dengan demikian, anggaran bantuan stimulan yang diberikan pemerintah
sebesar Rp50 juta per kepala keluarga (KK) kategori rusak berat sudah
terserap 100 persen sehingga masyarakat tinggal melakukan penataan dan
mempercantik rumah mereka sesuai dengan selera.
Sebelum mengunjungi korban gempa dan pembangunan RTG di Gontoran,
Wapres RI membuka kuliah umum di Universitas Mataram (Unram), didampingi
Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana. Kuliah umum yang dibawakan
Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin bertema “penangkalan paham radikalisme
di kalangan mahasiswa”.
Kegiatan kuliah umum sendiri diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencegah paham-paham radikalisme di kalangan mahasiswa Universitas
Mataram. Dengan mengajak semua peserta kembali menghayati dan
mengimplementasikan nilai-nilai dasar Pancasila yang sudah disepakati
oleh bangsa Indoensia.
Kategori Kerusakan
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, menjelaskan penyebab adanya
rumah korban gempa yang belum selesai ditangani. Ia menjelaskan gempa
beruntun yang terjadi di NTB menyebabkan adanya perubahan kategori
kerusakan rumah masyarakat korban gempa.
Awalnya rusak ringan atau rusak sedang, berubah menjadi rusak berat
atau agak berat. Sehingga terus dilakukan pemutakhiran data rumah
masyarakat yang rusak akibat gempa.
“Tadinya rusak ringan atau rusak sedang, tapi setelah datang gempa
berikutnya, tadinya rusak ringan berubah menjadi agak berat dan berat.
Ini kan tentu pemutakhiran datanya terus dilakukan. Ini butuh waktu,”
ujar gubernur.
Sementara itu, Kepala BNPB, Doni Monardo mengatakan masyarakat harus
bersyukur dengan capaian pembangunan RTG. Pasalnya, dengan jumlah rumah
rusak berat yang mencapai puluhan ribu unit, ditambah rumah rusak ringan
dan sedang, angkanya di atas 226.000 unit.
Menurutnya, perbaikan dan pembangunan kembali rumah masyarakat yang
rusak akibat gempa bukan pekerjaan yang mudah. Namun berkat kerja sama
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, TNI/Polri beserta relawan.
Sampai dengan hari ini jumlah rumah masyarakat korban gempa yang sudah
selesai dibangun hampir mencapai 200.000 unit.
0 comments:
Post a Comment