CILEGON – PT ASDP
Indonesia Ferry (Persero) menyelenggarakan acara puncak festival seni,
H(ART)BOUR Night pada Sabtu (15/2/2020) di Terminal Eksekutif Anjungan
Agung Bakauheni, Lampung yang dimeriahkan oleh berbagai program menarik,
di antaranya Sinema H(ART)BOUR, Video Mapping H(ART)BOUR, Musik &
Kuliner H(ART)BOUR.
H(ART)BOUR Night ini merupakan bagian utama dari rangkaian H(ART)BOUR
Festival yang dimulai dengan Pameran Seni Rupa/Visual di Ruang Publik
di Terminal Eksekutif Sosoro Merak dan Terminal Eksekutif Anjungan Agung
Bakauheni mulai tanggal 21 Desember 2019 sampai 21 Februari 2020.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi
mengungkapkan, ide penyelenggaraan H(ART)BOUR Festival 2020 ini muncul
dengan tujuan menjadikan Lampung bukan lagi semata-mata kota transit
tempat orang-orang datang untuk pergi, tetapi menjadikan pelabuhan
sebagai destinasi pilihan yang memberikan kenangan indah bagi setiap
pengunjungnya.
“Saat ini, ASDP telah menghadirkan infrastruktur dan layanan andal
dan nyaman mulai dari dermaga, terminal, dan kapal eksekutif yang
melayani pengguna jasa di Pelabuhan Merak dan Bakauheni yang telah
mengubah wajah penyeberangan menjadi lebih modern. Seiring dengan
pencapaian tersebut, kami ingin memberikan “experience” baru melalui
H(ART)BOUR Festival atau festival seni yang dapat dinikmati warga
Jakarta, warga Cilegon, juga Lampung dan juga wisatawan dari berbagai
kota lainnya,” tutur Ira, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry
(Persero).
Apalagi, terminal Eksekutif Merak – Bakaheuni yang baru diresmikan
Maret 2019, membuka babak baru era tol laut yang nyaman dan
menyenangkan.
“Memory Harbour”, tema yang diusung dalam H(ART)BOUR Festival tahun
ini, meminjam nama lukisan Jack B. Yeats dari Irlandia yang berangkat
dari gagasan tentang ingatan-ingatan lama yang dimiliki para penumpang
kapal.
Ingatan ini kemudian dimaknai lebih lanjut
oleh H(ART)BOUR Festival dan direpresentasikan ke dalam bentuk karya
seni atau pengalaman seni pada rangkaian festival. Inilah kenangan yang
dapat diciptakan masyarakat saat berkunjung ke H(ART)BOUR Festival.
Festival ini diadakan dengan menyasar kalangan dari semua usia dan
digagas untuk menjadi kegiatan yang ramah keluarga.
Sejumlah seniman memamerkan karyanya, yaitu Lala Bohang (seniman,
penulis), Olopolo (penggiat seni rupa), Ruth Marbun, Serrum (seniman,
arthandler), Silly in Art/Slinat (street-artist Bali), WD – Wild Drawing
(muralis), Wulang Sunu (ilustrator, dalang, desainer grafis, animator),
Yosia Raduck (ilustrator), dan Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
(penulis). Pameran Seni Rupa ini digagas dengan menampilkan karya-karya
yang mencerminkan seni dan budaya Lampung. Menikmati karya para seniman
ini, kita seperti diajak untuk melihat masa lalu, masa kini dan masa
depan tentang pelabuhan.
“Festival seni ini mengajak kita meredefinisi kembali makna pelabuhan
tidak lagi menjadi pelabuhan transit, tetapi menjadi destinasi pilihan
bagi setiap pengunjung terminal, baik yang ingin menyeberang atau tidak.
Pelabuhan, seperti halnya seni, adalah titik yang melontarkan
imajinasi, kemungkinan eksplorasi, tempat-tempat serta pengalaman baru
yang belum pernah dinikmati. Dengan demikian dapat menciptakan kenangan
baru bagi masyarakat,” tambah Ira.
0 comments:
Post a Comment