Oleh: Erika Kartini
Banyak orang resah menghadapi wabah Virus Corona atau lebih tepatnya
COVID-19. Hingga kini COVID-19 sudah memakan korban jiwa hampir lima
ribu orang. China merupakan negara yang warganya paling banyak tertular.
Italia memiliki kasus terbanyak di Eropa serta Iran di Timur Tengah.
Di Indonesia sendiri, dalam satu pekan ini terdapat lonjakan kasus
positif Corona yang luar biasa. Pada Rabu 11 Maret kemarin jumlah kasus
positif Virus Corona tercatat masih 34 kasus. Tanggal 16 Maret ternyata
sudah melonjak tinggi menjadi 134 kasus. Sungguh luar biasa cepat
penularannya.
WHO juga telah menetapkan Virus Corona atau COVID-19 sebagai pandemi
(penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia). Direktur Jenderal WHO,
Tedros Adhanom Ghebreyesus memprediksi akan ada peningkatan kasus dan
kematian dalam beberapa pekan ke depan. (Liputan 6.com, 12/03/2020)
Hal ini tentu saja semakin membuat masyarakat dunia semakin merasa
was-was. Orang-orang merasa khawatir akan tertular virus tersebut. Meski
berbagai himbauan telah disampaikan kepada masyarakat namun tetap saja
masyarakat resah. Terbukti dengan adanya panic buying yang terjadi
akhir-akhir ini di Indonesia. Mereka sampai memborong barang-barang yang
bahkan tidak berkaitan dengan pencegahan Virus Corona.
Wabah Virus Corona adalah penyakit yang merupakan ujian dari Allah
Swt. Sebagai hamba-Nya tentu kita harus yakin bahwa segala penyakit itu
datangnya dari Allah dan Allah juga yang akan menyembuhkannya. Kita
harus yakin juga bahwa segala ujian dari Allah pasti ada hikmahnya.
Berserah diri kepada Allah Swt mutlak harus dilakukan. Memohon agar
senantiasa terhindar dari segala penyakit yang berbahaya. Andai pun pada
akhirnya tertular maka sikap yang harus dilakukan adalah jangan panik
atau marah kepada Allah Swt. Tidak boleh berputus asa dari pertolongan
Allah Swt. Virus Corona bukanlah akhir dari segalanya. Semua penyakit
tidak akan mendatangkan kematian jika ajal kita belum sampai. Buktinya
tidak semua yang tertular mati, bahkan ada yang sembuh. Sebaliknya
banyak juga manusia yang meninggal bukan karena tertular virus corona.
Inilah makna tawakal kepada Allah Swt. Kita pasrahkan semuanya kepada
Allah Swt.
Lantas apakah sikap tawakal kemudian membuat diam saja menghadapi
wabah ini? Pasrah saja tanpa melakukan apapun? Tentu saja tidak. Islam
mengajarkan konsep tawakal serta ikhtiar (usaha). Selain bertawakal kita
juga harus mencari jalan agar wabah corona tidak menjalar kemana-mana.
Instruksi-instruksi dari pihak yang berwenang bisa kita laksanakan.
Seperti rajin mencuci tangan, memakai masker jika sakit, menyemprotkan
disinfektan, menghindari keramaian dan sebagainya.
Syariat Islam yang tercermin dalam teladan Rasulullah Saw adalah
aturan yang sempurna dan paripurna. Syariat Islam mampu menyelesaikan
permasalahan manusia dalam segala bidang. Hal ini karena syariat Islam
berasal dari Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah menciptakan kita
semua. Allah Swt maha mengetahui mana yang baik dan buruk bagi
hamba-Nya. lslam ternyata memiliki strategi penanganan dalam menghadapi
penyakit menular.
Rasulullah Saw memberikan contoh ikhtiar dalam pencegahan penularan
wabah suatu penyakit. Salah satunya adalah menutup wilayah yang terkena
wabah. Rasul melarang agar tidak memasukinya dan meminta penduduk
wilayah tersebut untuk tidak keluar. Hal ini agar wabah tidak menyebar
ke wilayah lain.
Beliau bersabda:
"Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah
kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di
tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu" (HR
al-Bukhari).
Pada masa itu penyakit kusta mewabah dan membahayakan masyarakat.
Rasulullah Saw melarang mereka untuk dekat-dekat dengan penderita kusta.
Beliau bersabda:
"Janganlah kalian terus-menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta" (HR al-Bukhari).
Bahkan Beliau Saw juga memerintahkan untuk membangun tembok di sekitar wilayah yang terkena wabah.
Demikianlah ikhtiar serta tawakal dalam menghadapi virus corona.
Sebagai muslim kita harus senantiasa optimis dalam menghadapi ujian
kehidupan. Karena dengan optimisme kita bisa berfikir jernih dan benar.
Sehingga dapat menemukan jalan keluar yang tepat sesuai syariat. Bukan
semakin menambah masalah dengan kepanikan kita.
Bisa jadi ujian ini adalah peringatan bagi kita untuk lebih taat lagi
kepada Allah Swt. Jangan-jangan selama ini kita masih banyak melakukan
kemaksiatan. Belum banyak berjuany untuk kemaslahatan kaum muslimin.
Masih memilih-milih syariat-Nya. Atau bahkan enggan menerapkan Islam
secara Kaffah.
Ujian virus corona ini juga adalah pelajaran bagi kaum yang
menyombongkan dirinya. Bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari
Allah Swt. Tidak ada yang bisa selamat dari peringatan Allah seberapapun
hebatnya. Jika Allah menghendaki maka dengan sekejap mata, segala
kehebatan serta kekuatan akan musnah. Semua itu mudah bagi Allah yang
Maha Agung.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah
bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS.
Al Hadid: 22-23)
Wa'allahu a'lam
0 comments:
Post a Comment