JAKARTA – Kontak dekat sebagai faktor utama bertambahnya jumlah
kasus Covid-19 di Tanah Air. Untuk itu, pemerintah mengajak masyarakat
untuk bersama-sama memutus rantai penularan virus dengan mematuhi
anjuran menjaga jarak aman minimum 1,5 meter.
Sebab, pada jarak yang kurang dari itu, potensi penularan dari orang
satu ke orang lainnya sangat besar, seperti melalui percikan droplets pada saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin kemudian mengenai orang yang sehat.
“Ada kontak dekat yang terjadi dengan kasus ini sehingga
mengakibatkan penularan, kemudian memunculkan angka pasien yang
menjadi sakit,” kata Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19,
Achmad Yurianto, di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Jakarta, Jumat (27/3).
Disebutkan, jumlah positif Covid-19 di Indonesia meningkat
signifikan dari 893 kasus pada Kamis (26/3) menjadi 1.046 kasus, 46
orang sembuh, dan 87 meninggal dunia pada Jumat pukul 12.00 WIB. “Masih
ada sumber penyakitnya dan masih ada kontak dekat yang terjadi,
sehingga total kasus menjadi 1.046,” ujar dia.
Yurianto mengajak semua pihak untuk mematuhi bersama anjuran menjaga
jarak aman minimum 1,5 meter. “Mari kita patuhi bersama, hindari kontak
dekat. Jaga jarak pada saat melakukan komunikasi sosial dengan siapa
pun, baik di rumah maupun di luar rumah,” katanya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai benda-benda yang
sering digunakan bersama seperti gagang pintu, pegangan tangan di
kendaraan angkutan massal, serta pegangan tangga yang bisa menjadi
perantara penularan virus korona.
Lebih lanjut, pemerintah terus mengingatkan masyarakat agar rajin
mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan menghindari menyentuh area
mata, hidung, serta mulut untuk mengantisipasi penularan virus
tersebut.
Bukan Jaminan
Pada kesempatan itu, Yurianto menegaskan hasil rapid test atau
tes cepat bukanlah merupakan jaminan tidak terinfeksi penyakit yang
disebabkan virus korona baru. “Manakala di antara saudara-saudara ada
yang sudah melaksanakan rapid test dan hasilnya negatif, jangan memaknai Anda bebas dari penyakit ini,” ujarnya.
Terdapat beberapa kasus tes menunjukkan hasil negatif, sebenarnya
merupakan pasien yang sudah terinfeksi, tapi karena waktu infeksi masih
kurang dari tujuh hari maka hasil yang keluar belum menunjukkan fakta
tersebut. Hal itu disebabkan karena antibodi belum terbentuk maka saat
pemeriksaan bisa memberikan hasil yang negatif. Sebenarnya virus
SARS-CoV-2 itu sedang berproses karena tubuh manusia bisa mendapatkan
antibodi setelah hari ketujuh setelah infeksi. “Seharusnya dilakukan
pemeriksaan ulang pada tujuh hari setelah pemeriksaan pertama. Manakala
dalam pemeriksaan tujuh hari kemudian juga masih negatif maka saat ini
bisa dikatakan saudara sedang tidak terinfeksi,” tegas Yurianto.
Sementara itu, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, mengatakan
Presiden Jokowi secara tegas telah berulang kali menyampaikan imbauan
bekerja dan belajar dari rumah serta beribadah di rumah kepada
masyarakat, baik secara langsung maupun melalui kelembagaan Gugus Tugas
Percepatanan Penanganan Covid-19. “Pada konteks negara demokrasi,
termasuk Indonesia, partisipasi warga menjadi kunci utama meraih
kesuksesan dari tujuan sistem. Pembatasan sosial merupakan mekanisme
yang bertujuan memotong persebaran virus,” ujar Fadjroel.
Menurutnya, secara kelembagaan negara demokrasi, sistem yang telah
dibangun dalam konteks penanganan krisis, memiliki kewenangan untuk
mendisiplinkan atau menciptakan tindakan tegas (benevolent governance) demi kepentingan dan kebaikan umum.
Oleh karena itu, kata dia, Polri sebagai bagian dari sistem Gugas
Tugas Covid-19, mengeluarkan Maklumat Kapolri tentang Kepatuhan
terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Virus Korona
(Covid-19) yang ditandatangani Jenderal Polisi Idham Azis pada tanggal
19 Maret 2020. Dalam maklumat itu, Polri dapat melakukan pembubaran
kerumunan dan menjaga implementasi pembatasan sosial.
Fadjroel mengatakan sampai pada Kamis (26/3) telah dilakukan 1.731
kali pembubaran massa dan kerumunan. Pendekatan tindakan tegas Polri
sampai saat ini masih dalam tingkat sangat demokratis, yaitu dialog dan
ajakan.
Fadjroel menekankan Presiden Joko Widodo mendorong agar sistem
penanganan Covid-19 yang dilaksanakan oleh Gugas Covid-19 bekerja
secara cepat dan tepat.
0 comments:
Post a Comment