Friday, 5 June 2020

Dendam Raja Sunda yang Padam karena Gajah Mada Sudah Tak Berdaya


Sebagaimana dikisahkan sebelumnya dalam tulisan saya kemarin, yang berjudul Palagan Bubat, Mitos Larangan Perjodohan Suku Sunda dan Jawa, Pangeran Niskala Wastu Kencana, keturunan Raja Linggabuana, dan adik Puteri Dyah Ayu Pitaloka Citraresmi yang masih tersisa, pada saat terjadi palagan Bubat masih kecil, dan belum cukup usia.
Akan tetapi seiring dengan waktu, ternyata sampai menjelang diangkat sebagai raja Sunda-Galuh untuk menggantikan mendiang Ayahandanya, Pangeran Niskala Wastu Kencana, atawa juga disebut Pangeran Wangisutah,  masih memendam dendam terhadap Gajah Mada yang telah menumpas habis seluruh keluarganya.
Sebagaimana ditulis Drs Yoseph Iskandar dalam buku "Tanjeur na Juritan Jaya di Buana" yang diterbitkan oleh Pusat Studi Sunda, dikisahkan setelah tewasnya Raja Linggabuana beserta seluruh keluarganya di palagan Bubat, untuk sementara tampuk kepemimpinan kerajaan Sunda-Galuh dipegang oleh Prabu Bunisora Suradipati. Sambil menunggu Pangeran Niskala Wastu Kencana tumbuh dewasa.
Akan tetapi meskipun saat Pangeran Niskala Wastu Kencana sudah berumahtangga, dan sudah dikaruniai keturunan pun, kenyataannya sewaktu hendak didaulat sebagai Raja yang berkuasa di tatar kerajaan Sunda-Galuh sekalipun masih juga menampiknya.
"Gudawangna kanyeri ati, moal lita kitu bae satungtung Gajah Mada masih keneh hirup," (Sakitnya hati yang terluka, tak akan pernah sembuh selama Gajah Mada masih hidup), kata Pangeran Niskala Wastu Kencana dengan tegas ketika Prabu Bunisora Suradipati menanyakan alasan penolakan Sang putera mahkota diangkat sebagai raja.
Apa boleh buat. Prabu Bunisora Suradipati tak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia tak mampu menghalangi Pangeran Niskala Wastu Kencana untuk menuntaskan dendam-kesumatnya terhadap Mahapatih kerajaan Majapahit, Gajah Mada.
Ditemani oleh seorang pengawal bernama Rakean Hujung, Pangeran Niskala Wastu Kencana pun memulai langkahnya menuju arah terbitnya matahari, hanya demi mengobati luka hatinya secara ksatria.
Sementara Prabu Bunisora Suradipati terpaksa harus berdusta kepada isteri Pangeran Niskala Wastu Kencana, bahwasanya suaminya sedang melakukan tapa-brata.
Perjalanan dengan menunggang kuda dari tatar Sunda menuju kerajaan Majapahit yang sekarang ini termasuk wilayah provinsi Jawa timur,tentunya akan memakan waktu yang cukup lama. Sehingga selama dalam perjalanan pun banyak hal yang di alami dan ditemui oleh putra mahkota kerajaan Sunda-Galuh itu.
Dalam waktu dua minggu saja, perjalanan Wastu Kencana baruh tiba di hulu sungai Cipamali, atawa kali Pemali, yakni sebuah sungai yang mengalir dari daerah Purwokerto ke arah pantai utara di daerah Brebes.
Demi keamanan juga, Pangeran Niskala Wastu Kencana dan pengawalnya selama dalam perjalanan, keduanya sengaja menyamar sebagai kelana.
Sebagaimana keduanya hendak beristirahat di pertapaan Agrajati, tempat Resi Jalasuta, Pangeran Niskala Wastu Kencana mengaku dirinya sebagai kelana, bernama Rakean Angga yang berasal dari Binayapanti Jampang.
Hanya saja dalam percakapan selanjutnya, setelah Pangeran Wangisutah mengetahui pertapaan Agrajati yang terletak di hulu sungai Cipamali itu masih termasuk wilayah kekuasaan kerajaan Sunda-Galuh, dan penduduknya, termasuk Resi Jalasutah pun mengaku sebagai rakyat kerajaan di tatar Sunda itu, Pangeran Wangisutah ahirnya membuka penyamarannya. Bahkan ia sempat memberikan hadiah kepada Resi Jalasutah berupa satu kantung uang kepeng mas untuk membangun pertapaan Agrajati.
Setelah cukup beristirahat, ksatria kerajaan Sunda-Galuh itu kembali melanjutkan perjalanan. Kepada setiap orang yang bertemu dalam perjalanan, Pangeran Wangisutah yang menyamar sebagai kelana, selalu saja memberikan jawaban bahwa dirinya hendak mencari ilmu ke pertapaan di gunung Dieng.
Karena menurut perkiraannya, bila sudah mencapai gunung Dieng, maka arah untuk menuju ke wilayah kerajaan Majapahit sudah tidak jauh lagi.
Akan tetapi sebelum tiba di gunung Dieng, Pangeran Wangisutah, alias Pangeran Niskala Wastu Kencana, terlibat dalam pertarungan dengan kelompok perampok yang sedang melakukan perampokan di suatu desa. 
Berkat kesaktiannya, perampok yang berjumlah puluhan orang dapat ditaklukkannya, dan pemimpinnya pun diserahkan kepada kepala desa setempat. Dan sebelum pasukan keamanan kerajaan Majapahit tiba di desa tersebut, Pangeran Wangisutah segera bergegas pergi. Supaya tidak ketahuan, tentu saja.
Setibanya di gunung Dieng, kedua kelana yang menyamar itupun memohon diri kepada Pendeta penunggu candi Semar, candi Harjuna, dan candi lainnya untuk melakukan ibadat, sekaligus berguru ilmu di pertapaan Budha tersebut.
Setelah merasa cukup berguru di pertapaan gunung Dieng, Pangeran Wangisutah bersama Rakean Hujung, pengawalnya yang setia, kemudian melanjutkan perjalanan menuju kota Daha, yang merupakan bagian dari pusat kota negara Kediri.
Di Daha ksatria kerajaan Sunda-Galuh itupun sempat berguru cara membuat senjata kepada seorang Mpu yang biasa membuat senjata untuk pasukan armada perang kerajaan Majapahit.
Sesungguhnyalah, tujuan daripada Pangeran Niskala Wastu Kencana menjadi catrik di tempat Mpu pembuat persenjataan pasukan Majapahit tersebut, tak lain adalah merupakan suatu taktik untuk bisa meloloskan diri masuk ke istana kerajaan Majapahit tanpa dicurigai, dengan menyamar sebagai murid Mpu tersebut.
Benar saja, ksatria kerajaan Sunda-Galuh tersebut dengan mulusnya dapat melenggang masuk ke area istana Majapahit tanpa dicurigai sedikitpun. Bahkan pada ahirnya kesempatan untuk bertemu dengan musuhnya pun, yakni Mahapatih Gajah Mada dapat terlaksana.
Hanya saja, dendam-kesumat yang membara sekian lama, ahirnya padam juga seketika saat Pangeran Niskala Wastu Kencana menyaksikan Gajah Mada yang usianya sudah semakin tua, dan sedang menderita sakit yang sudah begitu parah pula.
Bagaimanapun jiwa ksatria yang telah membentuk wataknya, membuat Pangeran Wangisutah berubah menjadi iba. 
Demikian juga membunuh musuh yang sudah tak berdaya merupakan pantangan bagi seorang yang berjiwa ksatria. ***
Share:

0 comments:

Post a Comment

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

SEGENAP CREW WWW.KONTAKBANTEN.CO.ID IDUL FITRI

SEGENAP CREW WWW.KONTAKBANTEN.CO.ID IDUL FITRI

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

DINAS PENDIKAN BANTEN SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

MOHON MAAF LAHIR BATIN IDUL FITRI 1446 H

MOHON MAAF LAHIR BATIN IDUL FITRI 1446 H

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 2025

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 2025

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

IDUL FITRI 1446 H

IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1446 H

SELAMAT IDUL FITRI 1445 H

SELAMAT IDUL FITRI 1445 H

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

BANGSA HEBAT PERS KUAT HPN 2025

BANGSA HEBAT PERS KUAT HPN 2025

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

PERKIM BANTEN SELAMAT GUBERNUR BANTEN 2025

PERKIM BANTEN SELAMAT GUBERNUR BANTEN 2025

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

HPN 2025 RESOLUSI TAHUN 2025 PERS LEBIH BAIK

HPN 2025 RESOLUSI TAHUN 2025 PERS LEBIH BAIK

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

HARI PERS NASIONAL 2025 AKU BANGGA JADI INSAN PERS

HARI PERS NASIONAL 2025 AKU BANGGA JADI INSAN PERS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

SELAMAT HUT BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

BERGERAK DAN BERGERAK

Portal Kementrian Kemlu Indonesia

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support