Wednesday, 22 July 2020

"Menimbang Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19",


Direktur Eksekutif Indopolling Network, Jakarta, W. Wempy Hadir.
Indonesia akan menyelenggarakan pilkada serentak pada tanggal 9 Desember 2020 di 270 daerah terdiri dari 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Keputusan ini tertuang dalam PP No. 2 tahun 2020.
Kalau mengacu pada jadwal awal, pilkada serentak semestinya dilaksanakan pada tanggal 23 September 2020. Akan tetapi karena pandemik Covid-19, digeser ke tanggal 9 Desember 2020. Pelaksanaan Pilkada serentak kali ini menjadi catatan penting dalam sejarah pilkada di Indonesia. Hal ini tentu karena pelaksanaan Pilkada masih dalam suasana pandemi Covid-19. Bahkan menurut data yang dikemukakan oleh ketua Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo pada 11 Juni 2020 menyatakan bahwa dari 261 Kabupaten atau kota yang akan menyelenggarakan pilkada pada tahun 2020, terdapat 40 Kabupaten atau kota yang masuk dalam zona merah Covid-19.

Sementara 99 Kabupaten atau kota masuk zona orange, 72 kabupaten atau kota zona kuning, dan 43 kabupaten atau kota masuk dalam kategori zona hijau penyebaran Covid-19.

Melalui Juru bicara Covid19, Achmad Yurianto pada tanggal 14 Juni 2020 mengungkapkan bahwa jumlah kasus Covid-19 sebanyak 37.277 dengan jumlah pasien sembuh 14.531 dan pasien yang meninggal sebanyak 2.134 orang dengan penambahan kasus baru sebanyak 857 kasus. Data di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan pilkada pada 9 Desember 2020 harus menjadi perhatian serius dari berbagai pihak agar pelaksanaan pilkada tidak menjadi gelombang baru (New Wave) yang bisa meningkatkan eskalasi kasus Covid-19.

Oleh karena itu, baik KPU sebagai penyelenggara Pilkada, maupun Bawaslu sebagai pengawas serta para calon kepala daerah agar menempatkan protokol kesehatan dengan standar tinggi. Tantangan Pilkada di Era Pandemi Cocid-19


Ketakutan terhadap Covid-19 begitu tinggi. Hal ini bisa dibuktikan dengan berbagai kebijakan diseluruh Negara di dunia yang melakukan kebijakan bekerja dari rumah (Work From Home).

Kebijakan ini diambil sebagai langkah antisipatif terhadap menyebarnya Covid-19 secara cepat. Apalagi jumlah korban baik secara nasional maupun global terus meningkat. Selama obat dan vaksin Covid-19 belum ditemukan, maka publik masih dilanda rasa ketakutan yang tinggi untuk melakukan kegiatan yang bersifat publik (berkumpul dengan banyak orang). Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia pada 9 Desember 2020 nanti. Walaupun kalau kita mengaca pada pengalaman Negara lain seperti di Korea Selatan, mereka melakukan pemilu di tengah pandemic Covid-19 pada Rabu 15 April 2020. Akan tetapi saya melihat bahwa warga di Korea Selatan mempunyai kesadaran yang tinggi, selain itu peran pemerintah juga sangat maksimal dalam mencegah tersebarnya virus Covid19. Walaupun pemilu di tengah Pandemik Covid19, tingkat partisipasi warga dalam pemilu terlihat tinggi.

Hal ini menjadi tentangan pilkada di 270 wilayah di Indonesia, apakah pandemic Covid19 akan mempengaruhi tingkat partisipasi publik dalam pilkada? Bisa saja tingkat partisipasi kita menurun kalau wabah in Covid19 masih terus meningkat eskalasinya. Oleh sebab itu, KPU, Bawaslu, para bakal calon kepala daerah, partai politik dan masyarakat sipil mestinya bergandengan tangan untuk menyukseskan pilkada serentak 2020. Setidaknya pilkada di tengah pandemi ini mesti memberikan jaminan kepada warga bahwa semua tahapan pailkada hari pelaksanaan pencoblosan menggunakan standar protokol kesehatan yang tinggi. Sehingga membangun optimisme publik dan mau terlibat dalam memberikan dukungan kepada calon kepala daerah. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana Bawaslu memastikan agar tidak terjadi politisasi bantuan sosial (bansos) oleh kepala daerah. Sebab saya melihat bahwa ada gejala yang sudah muncul bahwa di beberapa daerah bansos sudah dilekatkan dengan kepentingan calon kepala daerah. Pengawasan dari Bawaslu serta penindakan tegas terhadap mereka yang melakukan politisasi bansos bisa mencegah terjadi secara massif dan terstruktur dalam penyalahgunaan bansos demi kepentingan elektoral.

Apalagi di tengah pandemic Covid19, sangat potensial bagi petahana untuk menjadikan bansos sebagai alat politik untuk meraih simpati dan dukungan dari masyarakat. Jangan sampai kepala daerah menghalalkan segala cara untuk mearih kekuasaan seperti yang dikemukakan oleh Nicolo Machiavelli. Modifikasi Kampanye Bagi para calon kepala daerah pada pilkada tahun 2020 ditantang untuk melakukan modifikasi kampanye. Kalau lazimnya kampanye dilakukan pada ruang terbuka dengan mengumpulkan banyak massa. Akan tetapi hal tersebut tidak relevan lagi pada era pandemik Covid19 ini. Oleh sebab itu, perlu ada modifikasi bentuk kampanye agar program dan visi misi tetap bisa tersampaikan kepada calon pemilih. Saya melihat bahwa, para calon kepala daerah bisa menggunakan dua model kampanye yang bisa dilakukan. Pertama, kampanye dengan pendekatan serangn udara. Kampanye model ini menggunakan teknologi informasi, bisa saja menggunakan Facebook, Twitter, Youtube, Instagram atau media lainnya.

Melalui media sosial tersebut, para calon kepala daerah bisa memberikan informasi kepada publik terkait program apa yang hendak ditawarkan kepada masyarakat. Selain itu, bisa saja ada ruang ruang feedback dari masyarakat atas berbagai tawaran program yang direncanakan. Sekarang misalnya, sangat marak diskusi maupun seminar yang berbasis web. Ini adalah era virtual politik yang momentumnya sangat pas karena pemilih tidak bisa dikumpulkan secara terbuka. Apalagi kalau Peraturan KPU sudah keluar, saya kira akan banyak sekali peraturan yang harus dipatuhi oleh para calon kepala daerah dalam melakukan kampanye. Agar emosi pemilih tetap terjaga dan dukungan mereka tidak bergeser atau paling tidak mendorong mereka untuk memberikan pilihan politiknya, maka model kampanye serangan udara menjadi salah satu pilihan yang ideal. Kedua, para calon kepala daerah bisa menggunakan serangan darat. Metode serangan darat bisa menggunakan pendekatan mendatangi pemilih dari rumah ke rumah (Door To Door Campaign). Metode ini sangat efektif karena para calon kepala daerah ataupun relawan bisa menyapa pemilih secara langsung. Dengan demikian bisa saling bertukar informasi dan biasanya akan banyak informasi yang diperoleh melalui kampanye DTDC. Kampanye model DTDC ini membutuhkan tenaga professional yang memang sudah mempunyai rekam jejak dalam melakukan DTDC agar hasilya terukur. Sebab kalau DTDC dilakukan tidak dengan metode yang benar, bisa saja hasilnya tidak terukur.

Pilkada para era Pandemik menuntut kesiapan semua pihak. Kesiapan para penyelenggara pemilu untuk melaksanakan setiap tahapan pilkada dengan aman tanpa ada muncul kasus baru Covid-19. Di sisi lain juga menjadi tantangan bagi Bawaslu untuk mengawasi potensi politik transaksional pada pilkada 2020. Sementara masyarakat sipil diharapkan terus mengawal demokrasi agar demokrasi kita tidak menghasilkan rezim uang seperti yang digambarkan oleh Plato.*** Penulis adalah Direktur Eksekutif Indopolling Network, Jakarta

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Menimbang Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19",
Share:

0 comments:

Post a Comment

Sekretariat DPRD Kota Serang HUT RI Ke 80

Sekretariat DPRD Kota Serang HUT RI Ke 80

SELAMAT HUT RI KE 80 KONTAK MEDIA GROUP

SELAMAT HUT RI KE 80 KONTAK MEDIA GROUP

Selamat HUT Byangkara Ke 79

Selamat HUT Byangkara Ke 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

DPRD KAB SERANG SELAMAT HUT BYANGKARA KE 79

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

BERBUAT BAIKLAH SESUNGUHNYA UNTUK DIRI KITA

Silakan Klik Kerja sama Publikasi

MOTO KAMI


Cermat Cerdas Tepat Dalam Informasi Menjadi Media Inpendent Berita Tanpa Intervensi

Unsur Pimpinan DPR RI 2024 2029

PT KONTAK MEDIA PERSADA GROUP KLIK

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Aku Tahu Apa Yang Kau Suka ?

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

BUMN PEDULI BANGSA

BUMN PEDULI BANGSA

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

IBU KOTA NUSANTARA

IBU KOTA NUSANTARA

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

INFO CPNS DAN PPPK 2025 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

BERGERAK DAN BERGERAK

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support