Jakarta -- Partai Gelombang Rakyat ( Gelora )
Indonesia telah sah menjadi partai politik usai mendapatkan Surat
Keputusan (SK) Menteri Hukum dan HAM sebagai badan hukum partai politik
pada Selasa (19/5). Mereka kini menyiapkan diri agar bisa bertarung di Pemilu 2024
Pengamat
Politik Karyono Wibowo melihat ada celah yang bisa digunakan oleh
Partai Gelora untuk mengeruk suara pemilih. Menurut Wibowo Gelora
memiliki kesempatan untuk merebut basis suara PKS
Diketahui,
pembentukan Partai Gelora digagas oleh mantan petinggi PKS. Sebut saja
Mantan Presiden PKS Anis Matta serta Eks Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
"Bisa saja tapi tidak mudah, menurut saya sulit bagi partai
yang berisi mantan petinggi PKS jika ingin menggaet hati pemilih di luar
PKS," ujarnya saat dihubungi Rabu (20/5).Syarat untuk bisa menjadi peserta pemilu, kata Karyono, bisa saja
dipenuhi oleh Partai Gelora. Misalnya mengenai syarat jumlah kader serta
keharusan memiliki cabang di seluruh Indonesia.
Akan tetapi,
berbeda halnya jika bicara perolehan suara Partai Gelora dalam pemilu
mendatang. Menurut Karyono, partai politik baru selalu sulit untuk
memperoleh suara lebih dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.
Berdasarkan
UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilu, ambang batas parlemen sebesar 4
persen. Partai yang gagal mendapat 4 persen dari total suara nasional
tidak akan mendapat kursi di DPR.
Pada Pemilu 2019 lalu, tidak
ada partai politik baru yang bisa melewati itu. Partai Berkarya, Garuda,
PSI dan Perindo gagal mendapat kursi parlemen. Bahkan partai lama macam
Hanura pun juga bernasib serupa.Sejauh ini, PDIP juga mengusulkan agar UU Pemilu direvisi. Mereka ingin
ambang batas parlemen dinaikkan menjadi 5 persen. NasDem bahkan berharap
dinaikkan menjadi 7 persen.
Apabila partai lain setuju sehingga
ambang batas parlemen naik, maka partai-partai politik baru akan semakin
sulit mendapat kursi DPR. Termasuk partai Gelora.
Mungkin, kata
Karyono, Partai Gelora berhasil menggerogoti kekuatan PKS. Akan tetapi,
Partai Gelora tetap akan menghadapi kesulitan karena harus bersaing
dengan partai-partai yang sudah mapan lainnya, seperti PDIP, Golkar,
Demokrat, Gerindra dan seterusnya.
"Yang terjadi adalah PKS dan
Gelora saling menggerus pemilihnya sendiri, mungkin bisa ikut dalam
Pemilu, tapi kemungkinan lolos ambang batas parlemen itu akan sulit,"
kata Karyono.
Sosok Milenial
Karyono menganggap Partai Gelora
perlu memunculkan sosok milenial guna mendongkrak popularitas sedini
mungkin. Perlu pula menggaet atau melakukan kaderisasi terhadap
tokoh-tokoh muda.
Cara ini memang berisiko lantaran sama seperti
Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Persaingan bakal ketat. Meski
begitu, bukan berarti Partai Gelora tak patut mencobanya.
Diketahui,
PSI gencar merekrut kader dari kalangan anak muda pada 2019 lalu.
Mereka juga mengkampanyekan diri sebagai partai anak muda atau milenial,
meski ujungnya gagal mendapat kursi DPR.
"Kemungkinan akan menjadi kompetitor, tapi kalau Gelora berhasil, ini akan menjadi peluang yang cukup besar," ujar Karyono.Selain dihadapkan pada tantangan kaderisasi, Partai Gelora juga mesti
bekerja keras mengubah persepsi masyarakat. Terutama tentang kaitan
antara PKS dengan Partai Gelora.
Karyono yakin masyarakat akan
menilai bahwa Partai Gelora adalah sempalan PKS sehingga tidak akan
berbeda jauh arah politiknya. Anggapan demikian, menurut Karyono, kurang
bagus bagi popularitas Partai Gelora.
"Bagaimana membuat
branding partai bukan sempalan PKS. Ini tantangan bagi Anis Matta dan
Fahri, sehingga masyarakat bisa melihat 'Gelora' bukan 'PKS'," imbuhnya.Partai Gelora resmi menjadi partai politik usai mendapat SK dari
Kemenkumham pada Rabu lalu (20/5). SK bernomor M.HH-11.AH.11.01 tahun
2020 itu didapat Partai Gelora setelah satu setengah bulan menjalani
proses verifikasi administratif dan faktual sebagai parpol.
"Kami
mendapatkan kabar dari Pak Menteri Yasonna H. Laoly bahwa SK Menkumham
untuk Partai Gelora sudah ditandatangani. Insya Allah setelah lebaran
akan dilakukan seremoni penyerahan SK dari Menkumham kepada Ketua Umum
Partai Gelora Indonesia, M Anis Matta," kata Sekretaris Jenderal Partai
Gelora, Mahfuz Siddiq dalam keterangan tertulis.
Anis Matta
mengatakan Partai Gelora akan langsung menyempurnakan struktur partai di
berbagai daerah. Perekrutan kader baru juga dilakukan demi memenuhi
syarat sebagai peserta pemilu 204 mendatang.
"Langkah selanjutnya
adalah melakukan pengembangan organisasi melakukan rekrutmen
kader-kader baru dan melengkapi struktur partai sampai tingkat
0 comments:
Post a Comment