![]() |
SEMARANG - Momentum peringatan Hari Antikorupsi Sedunia
(Hakordia) 9 Desember 2020, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memilih
belajar kejujuran dari orang-orang biasa, bahkan pada pemulung dan
penjual sayur.
Ganjar secara khusus mengundang orang-orang jujur
itu ke rumah dinasnya, Senin (7/12/2020) lalu. Sambil duduk lesehan,
Ganjar mendengarkan cerita-cerita orang-orang hebat yang memiliki
integritas tinggi itu.
Salah satunya Mulyadi (45), pemulung asal
Sukoharjo yang menemukan tas berisi uang sekitar Rp15 juta. Untuk
mengembalikannya, ia rela menunggu di pinggir jalan tempat tas itu
ditemukan.
Kepada Ganjar, Mulyadi menceritakan bahwa kisahnya
terjadi pada 2018 lalu, saat ia sedang mengais rosok sambil menambal
jalan di Jalan Raya Solo-Semarang. Ketika itu, ia menemukan dompet jatuh
berwarna coklat yang didalamnya berisi uang Rp15 juta."Kulo tingali enten duite (saya lihat ada uangnya). Kathah pak, lembaran
abang (banyak pak, lembaran merah ratusan ribu). Akhire kulo nunggu
sing duwe ning pinggir dalan nganti magrib (saya nunggu pemiliknya di
pinggir jalan sampai magrib)," kata Mulyadi.
Akhirnya, pemilik
dompet itu lanjut Mulyadi datang mencari dompet yang jatuh itu. Setelah
bertemu pemiliknya, dompet berisi uang itu langsung dikembalikan
Mulyadi.
"Kui dudu nggone kulo (itu bukan punya saya), akeh sing
ngomong ngopo ora digawe wae (banyak yang bilang kenapa tidak dipakai),
kulo ajrih kalih gusti Allah (saya takut pada Allah)," ujarnya.
Mulyadi
yakin bahwa uang yang ditemukannya itu pasti ada pemiliknya. Ia tidak
berkeinginan memiliki, karena memang bukanlah haknya. Ia berpikir,
nungkin si pemilik uang itu ingin menggunakannya untuk keperluan
mendesak. "Alhamdulillah Gusti Allah mbales, kulo sekeluarga sehat (saya
dan keluarga selalu diberikan kesehatan), rejeki lancar, kulo ditulungi
wong akeh (saya ditolong orang banyak)" jelasnya.Ganjar juga mendengarkan kisah Widiyanti (33), penjual sayur dan
gorengan keliling asal Kebumen. Widiyanti yang saat berjualan menemukan
plastik kresek jatuh di jalan dan berisi uang, langsung berusaha
mengejar pemiliknya yang menaiki motor. Sayang, dirinya yang hanya
bersepeda, tak bisa mengejar. "Akhirnya saya berikan uang itu ke polisi. Setelah itu diposting di
medsos dan orangnya mengambil. Lega saja rasanya, bisa mengembalikan.
Saya tahu dia itu penjual ayam, sebagai sama-sama pedagang, saya tahu
rasanya cari uang itu susah," jelasnya.
Meski sebenarnya ingin
memiliki handphone dan banyak orang yang menyalahkan kenapa uang itu
dikembalikan, namun Widiyanti merasa lega bisa berbuat seperti itu.
"Lega saja rasanya. Lagian saya juga takut nemu uang sebanyak itu, mau
dipakai itu bukan hak saya. Takut sama Allah," ucapnya.
Selain
tiga kisah itu, ada juga kisah driver ojek online bernama Dian Ramadhan
asal Purwokerto yang mengembalikan uang kelebihan pembayaran Rp100.000,
penghulu asal Klaten bernama Abdurrahman M Bakri yang tidak pernah mau
menerima amplop, Ernita Sihono yang lupa membayar pesanan ojek online
dan mencari pengemudi sampai ketemu dan kisah Muhsono dan Nur Azizah
asal Wonosobo yang mengembalikan handphone serta dompet kepada
pemiliknya.
Kepada orang-orang jujur itu, Ganjar memberikan
piagam penghargaan sebagai Tokoh Teladan Kejujuran Jawa Tengah. Piagam
bertuliskan kalimat 'Balekake Yen Dudu Duweke' itu ditandatangani
langsung oleh Ganjar.
"Saya itu mendengar kabar, ada
cerita-cerita hebat dari masyarakat kecil yang menginspirasi. Maka, saya
ingin mendengar langsung dan mengundang mereka. Banyak cerita bagus
tentang kejujuran dan integritas. Saya bangga, nilai-nilai seperti
inilah yang ingin kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari sampai pada
masyarakat tingkat bawah," katanya.
0 comments:
Post a Comment