![]() |
Budaya sunda mencerminkan kepribadian santun, lembut, dan ramah dalam bertutur kata
serta bersikap dalam mewujudkan sikap saling menghormati. Prinsip ini
melekat dan sudah diwariskan turun temurun sejak dahulu kala, baik
melalui cerita rakyat yang menyebar dari mulut ke mulut, peribahasa yang
unik, nasihat, pantun, mapun pupuh. Juga melaku pagelaran seni Sunda
seperti Tari Jaipongan (yang merupakan akar dari tarian klasik dan tari
merak yang merupakan tarian yang menirukan gerakan burung merak), wayang
golek (yaitu merupakan kesenian yang memainkan boneka kayu berdasarkan
karakter cerita pewayangan), sisingaan (kesenian yang menampilkan dua
sampai empat boneka singa yang diusung pemainnya sambil menari).
Salah satu ciri dari budaya Sunda yang harus dipertahankan (dimumule) dan harus dikenalkan terhadap generasi milenial yaitu “someah hade kasemah”. Someah artinya ramah atau sopan, Hade kasemah
artinya bersikap baik terhadap tamu. Sehingga dalam arti luas istilah
ini diartikan “sebagai prinsip orang Sunda yang tersenyum, ketika
menghadapi tamu. Pemilik rumah juga harus susuguh (menyajikan) makanan”.
Setali tiga uang dengan peribahasa “someah hade kasemah” pesan kearifan
lokal melalui prinsip hidup orang Sunda yang disampaikan oleh seorang
budayawan melalu Chanel YouTube yaitu orang Sunda itu harus “akur jeung dulur”.
Yang artinya yaitu orang Sunda selalu rukun dengan siapa saja, saling
tolong menolong, menjaga hubungan baik dengan siapa pun.
Lalu, harus “ngajaga lembur”, yang artinya ini adalah menjaga wilayah Sunda tetap dimiliki Jawa Barat. Dan prinsip terakhir adalah “panceug dina galur”, yang artinya orang sunda harus taat pada pemerintah dan pada aturan yang berlaku di Indonesia.
Satu lagi kearifan orang Sunda yang ridak asing ditelinga kita adalah “Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh”.
Pepatah ini mempunyai makna yang istimewa karena bermaksud baik dalam
berhubungan antarindividu yang mengajarkan sikap satu kesatuan apabila
dijiwai dengan benar berpotensi membuat masyarakat yang kuat, bersatu
dan sejahtera.
Silih Asah yaitu saling mengasah atau menajamkan atau
juga bisa diartikan saling memintarkan satu sama lain dengan ilmu
pengetahuan yang dimiliki, saling menambah pengalaman, kemampuan
mengasah akal, rasa dan karsa, tidak saling membodohi dan saling
merendahkan, berbagi wawasan dan saling memotivasi untuk kemajuan
bersama, meningkatkan kualitas berpikir sehingga bisa menghadapi segala
rintangan dan masalah yang ada dan bisa menguatkan budaya bangsa. Unsur
dari silih asah adalah punya semangat dan kemauan, sabar, mampu
mengendalikan diri, pengelolaan, keterbukaan, berkelanjutan,
kreatifitas, proaktif, kejujuran, mau berjuang, kualitas diri, dan
komunikasi.
Silih Asih artinya saling menyayangi atau mengasihi dan mengungkapkan rasa atau perilaku yang memperlihatkan silih pikanyaah, silih pikaasih, silih pikaheman.
Rasa saling mengasihi atau menyayangi ini bukan dalam kontek sebagai
pasangan, namun lebih luas untuk masyarakat umum seperti tenggang rasa,
saling toleransi, saling membantu sehingga rasa damai tercipta dengan
sendirinya. Hal ini dapat memperkuat hubungan antarmasyarakat, karena
kasih sayang ini merupakan akar dari perilaku sebagai umat manusia dan
merupakan inti dari ajaran agama, sehingga dapat mencapai peradaban
tertinggi. Unsur dari silih asih adalah kerja lahir dan batin, aktif,
adanya dedikasi dan disiplin, dan menunjukkan intrinsik dari pribadi
manusia.
Silih Asuh artinya saling memelihara, membimbing atau mengasuh,
mendidik, silih raksa, silih riksa, saling menjaga yang dibarengi rasa
cinta dan kasih sayang. Bisa juga diartikan sebagai saling menitipkan
diri, saling menghormati, saling tanggung yang akhinya menimbulkan rasa
tenang.Adanya peningkatan jumlah wisatawan yang tertarik berkunjung ke wilayah
Jawa Barat Jabar karena kehalusan budaya dan keramahan masyarakat Sunda.
Masyarakat Sunda juga terbiasa hidup teratur, dinamis dan harmonis
saling mengembangkan diri, dapat memperkaya khazanah pengetahuan
sehingga melahirkan etos dan semangat integrasi ilmu pengetahuan dan
teknologi dan etika dalam kedinamisan ilmu, serta membuka harapan.
Namun, pada kenyataannya budaya Sunda ini hampir hilang akibat
akulturasi budaya global yang masuk sehingga tumbuh individualistik,
hedonis, dan materialistik yang mengidentifikasi tergerusnya nilai-nilai
yang terkandung dalam budaya ini. Mempelajari budaya dengan berbagai cara seperti bertanya langsung kepada
ahlinya tentang asal usul budaya, mengamati unsur-unsur budaya,
mengikuti seminar atau workshop tentang budaya dan banyak lagi.
Apabila telah mengetahui seluk-beluk tentang budaya sebaiknya
disampaikan lagi atau mengejakannya kembali kepada orang lain baik itu
di dalam ataupun di luar lingkungan kita, dengan harapan semakin banyak
yang tahu maka akan memperkaya kita pengetahuan tentang budaya kita
maupun budaya orang lain.
Terlibat langsung dalam kegiatan pagelaran ataupun hanya sekadar
berpartisipasi sebagai pengunjung merupakan sebuah bentuk apresiasi kita
dalam rangka melestarikan budaya bangsa. Selain itu, ikut serta dalam
komunitas pemerhati budaya juga bisa memberi andil yang cukup besar
dalam melestarikan budaya, serta dengan mau mengapresiasi dan memberi
atensi terhadap sesama yang paham akan budaya itu merupakan salah satu
cara kita untuk melestarikan budaya bangsa ini.
Mencintai Budaya Sendiri
Banyak cara mencintai budaya sendiri. Salah satunya dengan mempraktikkan
penggunaan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti penggunaaan
bahasa dalam setiap berkomunikasi di lingkungan sendiri, memegang teguh
prinsip-prinsip, dan diterapkan dalam kehidupan sehingga mencerminkan
kekhasan budaya bangsa.Generasi milenial harus memiliki rasa bangga terhadap keaneka ragaman
budaya bangsa karena merupakan aset negara yang tak ternilai harga nya.
Cara memiliki rasa bangga dapat ditunjukkan dengan senang menggunakan
dan mengembangkan produk-produk lokal dan mau memperkenalkannya kepada
negara lain sebagai identitas pribadi bangsa.
Menunjukkan dan mengenalkan budaya pada dunia tentunya bukan sesuatu
yang mustahil lagi pada era teknologi ini, penggunaan media sosial
seperti Facebook, Instagram, YouTube, dan lain sebagainya. Ada pun cara
untuk mengenalkan budaya asli dengan menggunggah foto, membuat tulisan
kreatif dan membuat video budaya asli dan keaneka ragaman budaya ini,
lalu mengunggahnya dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan.
Karena media sosial ini tidak hanya digunakan dan dilihat oleh
masyarakat Indonesia, namun bisa di lihat dari seluruh penjuru dunia.
Dengan hal ini diharapkan semakin banyak yang tahu, mengenalnya,
mencintai budaya mau membagikan lagi di lingkungannya maka eksistensi
kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia akan terjaga, dan ini
meruakan investasi untuk membangun masa depan. Selain itu, apabila dunia
telah mengenal keragaman seni dan budaya bangsa akan terjadi
harmonisasi hubungan negara-negara lain sehingga menumbuhkan kebanggaan
atas kekayaan budaya yang dimiliki.***
0 comments:
Post a Comment