Foto : ISTIMEWA
Presiden AS, Joe Biden saat pertemuan demokrasi virtual di Gedung Putih, Washington |
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, di hadapan para pemimpin dunia dalam pertemuan virtual KTT Demokrasi, Kamis (9/12), mengatakan negara-negara demokratis di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin besar dari pesaing dan tantangan otokratis di dalam negeri, dan sekarang harus bersatu untuk menunjukkan demokrasi dapat bekerja.
Dihadiri oleh perwakilan lebih dari 100 negara di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Eropa dan Asia, KTT virtual ini akan menampilkan pidato para pemimpin negara yang diundang tentang penguatan demokrasi di negara mereka sendiri. "Ini adalah masalah yang mendesak. Data yang kami lihat sebagian besar mengarah ke arah lain," kata Biden dalam pidato pembukaan sesi pertama KTT yang disponsori AS itu.
"Tanggapan oleh negara-negara demokratis terhadap tekanan dari para pemimpin otokratis di seluruh dunia membentuk tantangan yang menentukan di zaman kita," kata Biden.
"Mereka berusaha untuk memajukan kekuatan mereka sendiri, mengekspor dan memperluas pengaruh mereka di seluruh dunia dan membenarkan kebijakan dan praktik represif mereka sebagai cara yang lebih efisien untuk mengatasi tantangan hari ini," ungkapnya.
"Begitulah cara menjualnya, dengan suara-suara yang berusaha mengobarkan api perpecahan sosial dan polarisasi politik. Di sini, di AS, kami tahu juga siapa pun bahwa memperbarui demokrasi kami dan memperkuat institusi demokrasi kami membutuhkan upaya terus-menerus," kata Biden.
Resesi Demokratik
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menunjuk pada apa yang disebutnya "resesi demokratis dalam beberapa tahun terakhir," termasuk hilangnya kepercayaan warga terhadap pemerintah mereka sendiri. Dia meminta peserta KTT untuk mempertimbangkan bersama "bagaimana demokrasi dapat memberikan yang lebih baik bagi rakyat kita".
"Sementara masing-masing negara kita menghadapi tantangan nyata, kita juga tahu bahwa demokrasi tetap menjadi cara paling efektif untuk mengatasi tantangan tersebut dan untuk memajukan martabat manusia," kata Blinken, menunjuk pada perlunya pemerintah di seluruh dunia untuk lebih terlibat dengan masyarakat sipil dan melakukan reformasi politik.
"Kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan," katanya.
Negara yang tidak diundang ke KTT adalah Russia dan Tiongkok, dengan duta besarnya untuk AS mengeluarkan pernyataan bersama menjelang pertemuan yang menuduh pemerintahan Biden mempromosikan perpecahan ideologis dan "mentalitas Perang Dingin" di dalam komunitas dunia.
Berbicara menjelang KTT hari Kamis, Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, pada pertemuan di Indonesia menuduh pihak Barat bersikap arogan dan bias dalam menyatakan Tiongkok dan negara berkembang lainnya bukan negara demokratis.
"Ini sebenarnya menginjak-injak semangat demokrasi dan memutar balik roda sejarah manusia," kata Wang dalam sambutannya di Forum Demokrasi tahunan di Bali yang diselenggarakan oleh Indonesia dan bertepatan dengan KTT Demokrasi virtual yang diadakan di Washington.
Menurut Wang, Tiongkok sendiri adalah negara yang sepenuhnya demokratis. "Sejak didirikan, Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menjunjung panji demokrasi, menetapkan sebagai tujuannya untuk mendirikan Tiongkok Baru di mana rakyat adalah penguasa nasibnya sendiri, dan mengambil kewajibannya untuk mewujudkan demokrasi yang benar dan efektif di Tiongkok," ujarnya.
Beijing juga mengecam Biden yang mengundang Taiwan ke dalam KTT tersebut, tanpa turut memberi tahu Beijing. Tiongkok mengeklaim kedaulatan atas pulau demokratis berpenduduk 25 juta orang itu.
0 comments:
Post a Comment