SETU – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat bertajuk “Surveilans
Kesehatan di Pondok Pesantren,” berlangsung di SMK Al Amanah al-Bantani,
Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Kamis (6/1
Direktur Yayasan Pendidikan dan Pondok Pesantren Al Amanah Al Bantani Hj Aat Muslihat mengharapkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat sekaligus penandatanganan kerjasama, semoga kedepan berjalan lancar dalam mewujudkan berbagai program. Adapun fokusnya pada bidang kesehatan, serta parenting pembinaan sekolah dan kesehatan. Untuk siswa SMK kerjasama dengan perusahaan sehingga mereka nantinya bisa praktik di UI.
“Paling tidak ada hasil perubahan perilaku bagaimana menciptakan suasana yang bersih dan nyaman. Yang mana Al Amanah Al Bantani telah ditunjuk sebagai sekolah ramah anak dan sehat oleh Pemda. Maka kami pertahankan. Oleh karena itu kita bekali mereka,” ujarnya.
Sedikitnya ada150 santri, sementara yang bermukim di lingkungan pondok ada 65 santri sisanya pulang karena tempat tinggalnya dekat. Mereka dari mulai berbagai tingkatan SD, SMP dan SMK.
Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FKM UI Dr Tris Eryando menyampaikan dari dulu ingin masuk kepesantren. Sebab ada jargon belum nyantri kalau belum kudisan (penyakit menular kulit). Kondisi itu membuat orang kesehatan bingung. Padahal sebetulnya itu dapat dicegah.
Karena bukan soal dia bersih secara sendiri. Tapi dia bersih di dalam lingkungan. Lantas dia masuk ke lingkungan yang kotor. Maka akan kotor lagi. Oleh sebab itu kami ingin tahu di titik-titik mana kemungkinan terjadinya infeksi. Semoga tidak ada penularan infeksi terus menerus. Dan tentunya ini jangka panjang,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan andaikan sudah tau titik-titik itu penyebab infeksi gatal. Maka bisa diterapkan ke pesantren-pesantren lain. Sehingga harapannya ini bisa dijadikan satu model.
“Maka kami ingin kerjasama dengan dinas kesehatan, serta kemenag,” ujarnya.
Karena untuk laki-laki lebih mudah terlihat. Lalu bagiamana kalau wanita yang sulit terlihat karena lebih tertutup. Maka ini perlu tindak lanjut untuk dapat segera melakukan pencegahan.
“Sejak lama kami ingin masuk pesantren. Karena perlu informasi yang utuh antara aturan agama dengan ilmu kesehatan,” tambah ia.
Kasi Kesehatan Keluarga Dinkes Tangsel dr Prima Sesari Saraswati menjelaskan sangat mendukung program yang digulirkan FKUI masuk ke pesantren. Pasalnya dalam mewujudkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus dimulai dari diri sendiri. Maka dari itu diharapkan melalui kegiatan ini para santri lebih siap untuk melakukannya.
“Penyakit yang umumnya terjadi di pesantren (gatal-gatal) dapat dicegah dengan pola PHBS. Bagaimana cara mengatasinya. Yakni dimulai dari diri sendiri,” jelasnya.
Sedangkan Kepala Kantor Kemenag Kota Tangsel Dedi Mahfudin soal kesehatan kaitannya dengan toharoh dengan kata lain secara bahasa artinya bersuci. Toharoh dengan kesehatan menurutnya tidak dapat dipisahkan. Bahkan jadi satu kesatuan. Oleh karena itu bagi para santri wajib menerapkan lingkungan yang bersih dan sehat.
“Toharoh dalam aspek kesehatan tidak hanya mencakup kebersihan lahiriyah saja tapi mencakup aspek batiniah. Bagiamana hati selalu dijaga dengan bersih. Dengan menjaga ucapannya dan prilakunya. Maka keduanya harus saling terkoneksi,” pesannya.
Peserta yang hadir selain para kepala sekolah, santri dan Forum Silaturahmi Pondok Pesantren Kota Tangsel. Acara juga dibuka tanya jawab antara peserta dengan para narasumber.
0 comments:
Post a Comment