Lapangan Merah Moskow. |
JAKARTA- Ketegangan yang terjadi di Ukraina hari ini kian memanas setelah pasukan Rusia menyerang wilayah Ukraina. Konflik Rusia dan Amerika Serikat yang telah terjadi lama ini membuat gejolak di tingkat global.
Ekonom Bhima Yudhistira menilai Indonesia bisa menjadi penengah antar dua negara yang berkonflik tersebut. Apalagi saat ini Indonesia tengah memimpin forum global Presidensi G20.
"Pemerintah harus bisa melakukan intervensi dengan mengajak Rusia dan Amerika Serikat duduk bersama dalam forum G20," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jakarta , Kamis (24/2).
Bhima menyebut, Indonesia bisa menjadi penengah karena secara tidak
punya kepentingan secara langsung dengan konflik yang terjadi di
Ukraina. Bila negara bisa mendudukan keduanya dan menghasilkan
kesepakatan damai, Indonesia akan dianggap sukses dalam kepemimpinannya
di Presidensi G20
"Kalau itu bisa dilakukan, Indonesia akan dianggap sukses dalam Presidensi G20," kata dia.
Di sisi lain, Indonesia juga bisa memanfaatkan kondisi konflik ini dengan menarik potensi investasi. Konflik tersebut sudah pasti membuat pengusaha di Ukraina atau Rusia melakukan relokasi pabrik-pabriknya.
"Menarik potensi investasi dari negara konflik ke Indonesia seperti relokasi pabrik besi dan baja dan beberapa pabrik elektronik atau otomotif atau spare part," kata dia.
Sehingga peluang ini harus juga dimanfaatkan Indonesia agar investor pindah ke tanah air. Tak lupa, pemerintah harus menyiapkan berbagai insentif yang menarik bagi investor.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan agar negara lain tak ikut campur atas serangan Ukraina. Serangan dilancarkan Rusia dianggap sebagai wujud perlindungan, karena banyak orang yang tersiksa bertahun-tahun di bawah rezim Kyiv. Atas dasar itu, Putin merasa Rusia perlu lancarkan serangan
0 comments:
Post a Comment