Nuzulul Qur’an secara harfiah berarti
turunnya Al Qur’an (kitab suci agama Islam) adalah istilah yang merujuk
kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada Nabi dan
Rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad SAW.
Dalam
pembahasan Nuzulul Qur’an menurut Berbagai Madzab kita telah mengetahui
bahwa Al-Qur’an diturunkan ke Baitul Izzah secara langsung. Dari Baitul
Izzah itulah, Al-Qur’an kemudian diturunkan secara berangsur-angsur
kepada Rasulullah SAW.
Al-Qur’an
tidak hanya disajikan untuk satu bangsa saja atau untuk satu masa saja
melainkan untuk seluruh umat manusia sepanjang masa yang ajarannya
mencakup segala persoalan hidup dan kehidupan manusia serta sanggup
menyelesaikan berbagai problema dengan adil dan bijaksana, baik yang
menyangkut individu maupun masyarakat dan sanggup membawa manusia ke
aqidah dan akhlakul karimah serta kebebasan berfikir yang benar.
Pernyataan
atas keistimewaan Al-Quran dan kesempurnaanya,baik dilihat dari segi
keindahan bahasa atau kedalaman isinya,tidak hanya diungkapkan oleh
cendekiawan muslim,melainkan disampaikan juga oleh cendekiawan barat
seperti James A. Michener, Harry Gaylard Dorman dan John William Draper.
Oleh
sebab itu sebagai rasa ta’dhim atau rasa hormat terhadap Al-Qur’an,
umat islam setiap tanggal 17 Ramadhan senantiasa memperingatinya.
Peringatan Nuzulul Qur’an bukan hal yang baru karena peringatan Nuzulul
Qur’an ini telah berlangsung sejak dulu. Maka kita selaku umat Islam
yang hidup di era informasi dan globalisasi sudah sepantasnya memikirkan
hikmah yang tersurat dan tersirat dari peringatan Nuzulul Qur’an.
Nuzulul
Qur’an yang kemudian diperingati oleh sebagian kaum muslimin mengacu
kepada tanggal pertama kali Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah SAW
di gua Hira. Sebagian besar umat Islam di Indonesia meyakini 17 Ramadhan
sebagai tanggal Nuzulul Qur’an.
Nuzulul
Qur’an dalam arti turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW secara
bertahap atau berangsur-angsur itu memiliki beberapa hikmah sebagai
berikut:
Meneguhkan hati Rasulullah dan para sahabat
Dakwah
Rasulullah saw pada era makkiyah penuh dengan celaan, cemoohan,
siksaan, bahkan upaya pembunuhan. Wahyu yang turun secara bertahap dari
waktu ke waktu menguatkan hati Rasulullah Saw dalam menapaki jalan yang
sulit dan terjal itu.
Ketika
kekejaman Quraisy semakin menjadi, Al-Qur’an menyuruh mereka bersabar
seraya menceritakan kisah para nabi sebelumnya yang pada akhirnya
memperoleh kemenangan dakwah. Di era madaniyah, hikmah ini juga terus
berlangsung. Ketika hendak menghadapi perang atau kesulitan, Al-Qur’an
turun menguatkan Rasulullah Saw dan kaum muslimin generasi pertama.
Mukjizat
Orang-orang
musyrik yang berada dalam kesesatan tidak henti-hentinya berupaya
melemahkan kaum muslimin. Mereka sering mengajukan pertanyaan yang
aneh-aneh dengan maksud melemahkan kaum muslimin. Pada saat itulah, kaum
muslimin ditolong oleh Allah swt dengan jawaban langsung dari-Nya
melalui wahyu yang turun.
Walaupun
Al-Quran turun berangsur-angsur, mereka orang-orang kafir tidak mampu
menjawab tantangan itu. Ini sekaligus menjadi bukti mukjizat Al-Qur’an
yang tak tertandingi oleh siapapun.
Memudahkan Pemahaman dan Hafalan
Dengan
turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur, maka para kaum muslimin
menjadi lebih mudah menghafalkan dan memahaminya. Terlebih, ketika ayat
itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu atau yang
diistilahkan dengan asbabun nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman para
sahabat.
Relevan dengan Pentahapan Hukum
Interaksi
para shahabat Rasulullah Saw dengan Al-Qur’an bagaikan para prajurit
yang mendengar intruksi komandannya, langsung dikerjakan segera.
Diantara hal yang memudahkan bersegeranya para sahabat dalam menjalankan
perintah Al-Qur’an adalah karena Al-Qur’an turun secara bertahap.
Perubahan
terhadap kebiasaan atau budaya yang mengakar di masyarakat Arab pun
dilakukan melalui pentahapan hukum yang memungkinkan dilakukan karena
turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur ini.
Menguatkan bahwa Al-Qur’an yakin dari Allah SWT
Ketika
Al-Qur’an turun berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun,
kemudian menjadi rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan
fasih gaya bahasanya, terjalin antara satu ayat dengan ayat lainnya
bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan pertentangan di dalamnya,
semakin menguatkan bahwa Al-Qur’an benar-benar kalam ilahi, Dzat yang
Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
Adapun
hikmah yang dapat di petik oleh kaum Muslimin dari setiap peringatan
Nuzulul Qur’an diantaranya dapat disimak di bawah ini :
1)
Dengan memperingati Nuzulul Qur’an meyakini bahwa seluruh ayat dan
makna Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammas SAW sebagai bukti nyata atas kenabian dan kerasulannya.
2)
Dengan memperingati Nuzulul Qur’an bahwa membacanya serta menjadikan
Al-Qur’an sebagai salah satu sumber bacaan yang pertama dan utama.
Seiring dengan itu Nabi Muhammad bersabda: Barang siapa membaca satu
hurup dari Al-qur’an maka ia akan mendapat satu kebaikan, dan satu
kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan.
3)
Dengan memperingati Nuzulul Qur’an, bahwa kita harus menghayati serta
mengkaji secara sungguh-sungguh terhadap kandungan Al-Qur’an. Sebab
salah satu tujuan Al-Qur’an diturunkan adalah sebagai sumber hidayah dan
petunjuk bagi manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Jatsiyah
ayat 20: Artinya ”Al-Qur’an adalah pedoman bagi manusia,petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang berfikir”.
Dengan
demikian, maka bagi yang rajin membaca, mendengarkan bacaannya,
mentadaburi isinya dan mentafakuri kandungannya dengan penuh kesungguhan
ikhlas untuk beribadah ke hadirat-Nya, maka Allah Swt akan memelihara
imannya sehingga terjaga hati dan jiwanya dari kecenderungan kepada
kekafiran di dalam segala bentuknya.
4)
Dengan memperingati Nuzulul Qur’an, mari kita wujudkan, praktekkan
ajaran-ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, sebab yang termasuk
di dalam Al-Qur’an bukanlah sekedar ilmu dan pengetahuan, melainkan
nilai-nilai tentang hidup dan kehidupan yang menuntut kepada
pengamalannya. Sudah tentu untuk merealisasikan ajaran Al-Quran ini
banyak hambatan dan tantangannya,maka kesabaran merupakan salah satu
kunci untuk dapat melaksanakannya,sebagaimana Allah berfirman dalam
Surat Al-Insan ayat 24 : Artinya: ”Bersabarlah engkau didalam
menjalankan hukum dari Tuhanmu dan janganlah engkau mengikuti orang
berdosa dan yang kufur”.
Wallahu ‘a’lam (AH)







0 comments:
Post a Comment