Mataram ( Kontak Banten) – Konsorsium ASCA (Alas Strait Climate Alliance/ Aliansi Iklim Selat Alas) dan stakeholders berambisi menjadikan Provinsi NTB sebagai pusat data iklim dan cuaca terbesar di Asia. Sebanyak 75 alat stasiun pemantau cuaca akan dipasang disejumlah titik. Alat-alat ini dihibahkan oleh perusahaan yang peduli terhadap perubahan iklim, PESSL Intruments GmbH yang berbasis di Austria dan Singapura.
Untuk mendapatkan alat pemantau cuaca ini, usulannya dari Konsorsium ASCA yang anggotanya terdiri dari Pemprov NTB Universitas Mataram, Universitas Hamzanwadi Lombok Timur, dan PT. Eco Solutions Lombok.
Koordinator Konsorsium ASCA, Dr. Rosiady Sayuti di Mataram mengatakan, dari 75 alat yang akan dikirimkan hingga akhir tahun ini, baru 5 yang sudah dikirim dan dipasang di beberapa titik di Kabupaten Lombok Timur, dan direncanakan akan dipasang juga di Kabupaten Sumbawa Barat.
“Sisanya akan dikirim bertahap,” kata Mantan Sekda NTB ini.
Sebelumnya, sudah dilakukan kegiatan pelatihan stasiun cuaca tanggal 14
dan 15 Juli 2022 di Ruang Rapat LPPM Unram. Diselenggarakan oleh
Konsorsium ASCA dengan menggandeng mitra dari PESSL Intruments GmbH.
Mentornya didatangkan langsung dari kantor perwakilan South East Asia
PESSL Instruments GmbH, Mr. Sherwin Lee, dan dihadiri oleh 15 orang
peserta yang terdiri dari perwakilan Dinas LHK NTB, Dinas Pertanian NTB,
Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Dinas Pertanian Lombok Timur, Tim
Dosen dari Unram , juga dari Universitas Hamzanwadi.
Kegiatan ruangan sehari penuh dilaksanakan tanggal 14 Juli 2022, disusul kegiatan lapangan pada tanggal 15 Juli 2022. Pemasangan alat dan untuk simulasi lapangan dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur di 5 titik, yaitu 2 titik di Tete Batu, 1 titik di Sakra, 1 titik di Jerowaru dan 1 titik di Sekaroh.
“Lima alat tersebut adalah untuk tahap uji coba untuk mencari tahu kekuatan dan kelemahan dari alat tersebut di lapangan (trial and error),” ujarnya.
Dengan peralatan ini, lanjut Rosiady, kedepannya diharapkan dapat melacak data cuaca dan bagaimana perubahannya. Alat ini nantinya akan dapat membantu menciptakan sistem yang dapat memprediksi pola cuaca di masa depan, dan dengan cara ini dapat membantu petani untuk merencanakan kegiatan penanaman mereka.
“Sistem ini juga dapat membantu petani untuk menghubungkan jenis penyakit dan hama pada kondisi cuaca tertentu serta dapat juga digunakan sebagai peramalan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan),” imbuhnya.
Keberadaan alat pemantau cuaca ini dalam jangka panjang dapat dimanfaatkan oleh petani secara luas untuk “membaca” perubahan cuaca. Sehingga dapat dilakukan penyesuaian pola tanam. dampaknya, pada efisiensi ongkos produksi, dengan hasil maksimal.
Pada tanggal 20 Juli 2022, Sekda Provinsi NTB, Drs. H. Lalu . Gita Ariadi, M. Si juga sudah menerima perwakilan PESSL Intruments, Mr. Vishnu Nair dan Konsorsium ASCA di ruang rapatnya. Dalam kesempatan ini, Lalu Gita sangat antusias dengan adanya hibah peralatan stasiun cuaca ini.
Arahannya, agar sistem stasiun cuaca ini dapat diintegrasikan bersama dengan BMKG NTB sebagai penanggung jawab informasi iklim dan cuaca. Sehingga kedepannya, hasil dari data cuaca yang terbaca oleh sistem tidak memiliki perbedaan yang signifikan yang dapat menciptakan kebingungan di masyarakat.
0 comments:
Post a Comment