Friday 5 May 2023

Semakin Luntur Sifat Gotong Royong dan Kepekaan Sosial ?

 


 Sejatinya sebagai makhluk sosial yang mempunyai norma dan nilai-nilai kemanusiaan, memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Terlebih lagi sebagai manusia Indonesia yang kerap akrab dengan luhurnya budaya ketimuran yang diwariskan oleh para leluhur. Setiap individu mempunyai segenap potensi untuk menjadi lebih peka terhadap sesama, karena dalam konteks komunikasi sosial, hal ini menjadi bagian penting interaksi seorang indvidu kepada masyarakat dan lingkungannya.

Sebagai sebuah bangsa, kita memiliki warisan luhur budaya nusantara yang disarikan ke dalam Pancasila, yang tergambar dengan jelas sebagai nilai kemanusiaan. Tolong-menolong terhadap sesama, tidak hanya kepada yang sesuku, seagama, sekampung pun atas persamaan organisasi sosial. Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, kita memiliki ajaran agama dan Pancasila. Khususnya sebagai seorang muslim, tak kurang dari ratusan ayat dan hadits yang menyeru pada berbuat baik.

Salah satu hadits riwayat Bukhari Muslim malah menjadikan mencintai saudara sebagai penentu keberimanan: “Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”

Kontras dengan aturan yang kita yakini, kenyataan kerap berkata lain. Mari kita lihat contoh berikut ini. Dalam dua minggu terakhir ini, melalui media sosial, terdapat seorang ibu hamil yang jadi viral. Sang ibu hamil ini dengan perut yang buncit sedang berada di atas kereta api berpegangan pada tiang. Dalam foto itu tampak sejumlah orang dewasa yang duduk di kursi sambil memainkan telepon genggamnya. Jelas terlihat, tidak ada sama sekali niatnya memberikan sedikit empati kepada sang ibu hamil tadi. Misalnya memanggil sang ibu hamil dan menyerahkan kursinya. Sama sekali tidak.

Kisah seperti ini bukanlah sesuatu yang langka di negeri tercinta yang penuh dengan nilai-nilai sosial yang luhur. Kita akrab dengan pengalaman keseharian para lelaki yang masih tampak kuat tidak mempedulikan ibu-ibu hamil, orang tua atau anak-anak yang berdesak-desakan menaiki bus. Terjadilah siapa kuat dia dapat. Tidak peduli orang tua, anak-anak, ibu hamil atau orang yang kurang upaya.

Kalau kita bepergian ke luar negeri, tampak suasana yang berbeda. Bukan hanya di benua lain seperti Australia, tetapi pula dengan tetangga kita di ASEAN: Malaysia, Singapura, Thailand. Betapa masyarakatnya masih memiliki tingkat kepekaan sosial yang tinggi. Banyak diantara kita yang sudah pergi ke sana untuk studi banding, tapi mungkin tidak sempat memerhatikannya.

Di Australia, saya pernah diberikan kursi oleh seorang perempuan warga lokal, hanya karena saya sedang menggendong putriku yang masih kecil. Beda jauh dengan naik bus dari Bandara Sultan Hasanuddin ke Karebosi Makassar. Ketiga anakku yang masih duduk di sekolah dasar, terpaksa berdiri sejauh 15 Km, sementara sebagian besar lelaki yang masih seusiaku duduk saja di kursi tidak ada sedikit pun merasa bersalah, mungkin karena dia menganggap sudah membayar sewa bus.

Apakah di luar negeri kesadaran akan kepekaan sosial yang memudar tidak terjadi? Ya, itu juga terjadi. Tetapi terdapat perbedaan yang mendasar tentang aspek apa yang berubah dan penyebab kepekaan yang memudar itu.

Joseph Rowntree Foundation (JRF) adalah salah satu organisasi sosial di Inggris yang sering melakukan penelitian terkait fenomena kemasyarakatan. Hampir 10 tahun lalu, Julia Unwin, pimpinan JRF, menyarikan hasil pengamatan mereka dengan nada kuatir: terjadi erosi terhadap nilai kemanusian di tengah masyarakat Inggris dan kecepatannya sangat berbahaya.

Apa contoh kepekaan yang menurut Julia Unwin hilang dari masyarakatnya? “Our society has lost the instinct for kindness”, masyarakat kita kehilangan kepekaannya terhadap kebaikan, keluhnya pada the Guardian, hampir sepuluh tahun lalu.

Lanjut ia bertanya: Mau tidak kita ikut sibuk mengurusi seorang anak yang sepertinya tersesat di pusat perbelanjaan? Mau tidak kita mengetuk pintu tetangga menanyakan siapa tahu mereka perlu tumpangan ke pasar? Kepekaan semacam ini menjadi tumpul karena rasa takut kita untuk mengganggu orang lain, takut untuk turut campur jauh dalam urusan orang lain. Itu analisa JRF terhadap kondisi masyarakat Inggris.

Jadi kepekaan sosial di Inggris, sebagiannya, menghilang karena rasa kuatir mengganggu ranah privasi orang lain.

Bagaimana dengan kita?
 

 Asma Nadia menceritakan laporan pandangan mata karyawannya saat kantor mereka dilalap api. Ada ratusan orang di lokasi kejadian, tetapi hampir semua, “Ya, semua sibuk dengan telepon genggam mereka…sekedar memotret kejadian lalu mengunggahnya ke media sosial.” Tentu saja, mereka berada di sana dan tidak terpikir untuk membantu, itu bukan karena mereka tidak ingin mengganggu privasi orang lain.

Jauh sebelum era sosial media, Putnam (1995) menerbitkan bukunya, best seller, Bowling Alone: America’s Declining Social Capital. Ia mengeluhkan semakin berkurangnya interaksi sosial yang akrab di kalangan masyarakat. Penurunan interaksi ini menyebabkan orang semakin sulit disentuh kepekaannya.

Penelitian Twenge dan Campbell (2009) memperdalam analisis Putnam dengan mengemukakan bahwa terjadi fenomena “narcissism epidemic.” di kalangan pemuda kita. Narcissm epidemic berarti semakin menyebarnya penyakit cinta pada diri sendiri, mementingkan diri sendiri: “Saya saja yang hebat, saya yang harus dipuja dan dicintai, sayalah yang berhak senang”. Inilah menurut keduanya menyebabkan turunnya empati, menyebabkan turunnya kehangatan hati kepada orang lain, dan terkikisnya hubungan yang dibangun dari rasa peduli dan kasih sayang.

Narsisme semacam ini sudah diperkirakan oleh Nabi Muhammad SAW lebih dari seribu tahun lalu. “Jika kamu tidak berbuat dosa, sungguh aku mengkhawatirkan kamu pada perkara yang lebih besar dari itu, yaitu ‘ujub, ‘ujub (kagum/ cinta terhadap diri sendiri)”. Rasa cinta pada diri menyebabkan terkikis rasa peduli pada orang lain. Rasa cinta semacam ini semakin sering tampil dengan wajah mengerikan di era media sosial saat ini: bergaya di runtuhan gempa Palu, selfie bersama jenazah, senyum-senyum dengan latar rumah kebakaran. Wallahu’alam.

Fitri Yani Saputri
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah Komunikas
i UIN

Share:

0 comments:

Post a Comment

UCAPAN IDUL FITRI 1445 H

UCAPAN IDUL FITRI 1445 H

DPRD BENGKULU

DPRD BENGKULU

Sekretariat DPRD Kota Cilegon

Sekretariat DPRD Kota Cilegon

PERKIM KOTA CILEGON

PERKIM KOTA CILEGON

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON

SEKRETARIAT DPRD KOTA CILEGON

Sekretariat DPRD Tangerang

Sekretariat DPRD Tangerang

DPRD KOTA SERANG

DPRD KOTA SERANG

DINAS PEMDIDIKAN KOTA SERANG

DINAS PEMDIDIKAN KOTA SERANG

segenap Crew Mohon Maaf Lahir Dan Batin

segenap Crew Mohon Maaf Lahir Dan Batin

BAPENDA PROVINSI BANTEN

BAPENDA PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

DPRD SIDOARJO IDUL FITRI 1445 H

DPRD SIDOARJO IDUL FITRI 1445 H

Dinas Pendidikan Kota Serang ISRA MIRAJ 1445 h

Dinas Pendidikan Kota Serang ISRA MIRAJ 1445 h

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Jadilah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

Hidup Untuk Saling Melindungi Bukan Saling Melukai

PERTAMINA 2024

PERTAMINA 2024

Penawaran Kerja Sama

TV KONTAK BANTEN

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

KEMENTRIAN SEKRETARIS NEGARA

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

Hari Amal Bhakti ke 78 Bakti Untuk Negeri

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI

FORUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Media yang kuat butuh rakyat yang terlibat, mengelola kebebasan dengan bertanggung jawab._ Najwa Shihab

SILAKAN PASANG IKLAN KLIK

SELAMAT HUT KORPRI 2023

SELAMAT HUT KORPRI 2023

KONTAK MEDIA GROUP

KONTAK MEDIA GROUP

BACA BERITA BIKIN PAS DI HATI YA DI SINI !!

BAPENDA PROVINSI BANTEN HARI PERS 2024

PEMERINTAH BANYUWANGI

PEMERINTAH BANYUWANGI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

TALK SHOW MENCARI PEMIMPIN SEJATI

INFO CPNS DAN PPPK 2023 KLIK

PESAN MAKANAN ENGAK RIBET

MOTO KAMI


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA SESUNGGUHNYA UNTUK KEBAIKAN DIRI KITA

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

HARI KETERBUKAAN INFORMASI 2023

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM

RESOLUSI TAHUN 2024

RESOLUSI TAHUN 2024

INFO DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) RI

KEMENTRIAN BUMN

KEMENTRIAN BUMN

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

SELAMAT HARI ADIYAKSA KE 62

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

Jadikan Kritik Masyarakat Sebagai INTROPEKSI

ENERGI KOLOBORASI

ENERGI KOLOBORASI

Bergerak TAK TERBATAS

Bergerak TAK TERBATAS

PEMERINTAH SUBANG JABAR

PEMERINTAH SUBANG JABAR

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

KELUARGA BESAR KEJAKSAAN RI

SENYUM ADALAH IBADAH

SENYUM ADALAH IBADAH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

PEMERINTAH BIRIEUN ACEH

SELAMAT DAN SUKSES

SELAMAT DAN SUKSES

Bergerak Tumbuh Bersama

Bergerak Tumbuh Bersama

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

Berbuat Baiklah Karena Senyum Pun Ibadah

SELALU BERBUAT UNTUK BANGSA

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Kata Motifasi Koran Kontak Banten

Mau Kirim Tulisan Artikel Klik aja

MOTO KAMI


Sekecil APAPUN Yang Anda Perbuat Akan Menjadikan Cermin Kami untuk Maju

BARCODE INFO KERJA KLIK

Silakan Pesan Buku Catatan Kehidupan Ali

Berita Populer

PEMERINTAH JAWA TIMUR

PEMERINTAH JAWA TIMUR

PEMERINTAH JAWA TENGAH

PEMERINTAH JAWA TENGAH

INFO KPK

INFO KEJAKSAAN RI

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

Bergerak Kita Bangkit untuk Indonesia

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

BERIKAN SENYUM UNTUK MU INDONESIA

HUT RI KE 78 2023

HUT RI KE 78 2023

BANGKIT LEBIH KUAT

BANGKIT LEBIH KUAT

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

AYO SELAMATKAN BUMI KITA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

PRAJA MUDA JIWA MUDA

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

Hati Nurani Tidak Ada Dalam Buku Tapi Ada di Hati

PEMERINTAH TANGERANG

PEMERINTAH TANGERANG

SELAMAT HUT BAWASLU REPUBLIK INDONESIA

BERGERAK DAN BERGERAK

Portal Kementrian Kemlu Indonesia

Seputar Parlemen

INFO KPK JAKARTA

INFO ICW NASIONAL KLIK

Salam Damai Untuk Indonesia

Layanan Kota Tangerang Selatan BPHTB

Kementrian

Susunan Redaksi

Kementrian PU

Support