![]() |
Wakil Presiden Maruf Amin saat memberikan sambutan secara
daring di acara Majelis Dzikir Maulidurrasul SAW dan Haul Akbar Jakarta
2023, Ahad (5/3/2023). | Dok.BPMI/Setwapres
|
JAKARTA ( KONTAK BANTEN) Pemerintah akhirnya bersuara terhadap kontroversi yang terjadi seputar Ma'had Al-Zaytun. Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin merespons viralnya di media sosial video pendiri Ma'had Al-Zaytun Panji Gumilang melakukan salam ala Yahudi dan menyanyikan "Havenu Shalom Aleichem".
Kiai Ma'ruf meminta Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan pembahasan untuk mengantisipasi keresahan masyarakat yang dapat berlanjut pada ketegangan-ketegangan.
"Jangan adalah ketegangan-ketegangan yang diakibatkan oleh isu-isu agama yang tidak lazim selama ini. Karena itu, saya meminta Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia membahas masalah ini, supaya jangan sampai isu ini, ya, merebak kemudian menjadi kemarahan dari masyarakat," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangan persnya kepada wartawan di sela kunjungan kerja ke Maluku Utara, Jumat (12/5/2023).
Kiai Ma'ruf menekankan agar Kemenag dan MUI melakukan pembahasan serius mengenai masalah tersebut. Tujuannya untuk memastikan masyarakat tetap tenang menanggapi semua polemik itu.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu menjelaskan, masalah-masalah sensitif berkaitan isu agama dapat memicu kemarahan masyarakat. "Saya kira harus ada penelitian atau pembahasan yang serius, ini untuk menjaga ketenangan. Apalagi, mau kita dalam tahun pemilu, jangan sampai ditambahi, ya," ujarnya.
Dia melanjutkan, tingkat kerawanan pemilu yang sudah ada jangan ditambah dengan masalah-masalah lainnya. Menurut dia, masalah Pemilu 2024 sudah cukup rawan kalau tidak dikelola dengan baik. "Jangan sampai isu-isu seperti ini menambah," ujar dia.
Sebelumnya, video yang menunjukkan pendiri Ma'had Al-Zaytun, Panji Gumilang, mengajak hadirin untuk menyanyikan salam ala Yahudi, "Havenu Shalom Aleichem", viral di media sosial.
Video viral itu diunggah oleh kanal Youtube Al-Zaytun Official. Dalam unggahan video tersebut, Panji Gumilang mengajak santri dan tamu undangan untuk mengucapkan salam yang identik untuk umat Yahudi di samping ucapan salam umat Islam.
"Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi. Kita ucapkan kepada sahabat kita 'Havenu Shalom Aleichem' dalam bentuk bernyanyi. Silakan berdiri, karena ini satu suro," ujar Panji, seperti dikutip Republika di Jakarta pada Selasa (9/5/2023).
Selain tentang salam ala Yahudi, Ma'had Al-Zaytun juga menggemparkan publik di Indonesia saat merilis video pelaksanaan shalat Idul Fitri berjamaah 1444 H/2023 M. Shalat Id berjamaah tersebut dilakukan dengan shaf yang longgar.
Keanehan lainnya, ada jamaah perempuan yang berada di shaf depan. Ada juga jamaah non-Muslim yang ikut dalam ritual shalat Idul Fitri tersebut.
Polemik makin menghangat saat pendiri Ma'had Al-Zaytun Panji Gumilang menyampaikan dalil di balik alasan penempatan perempuan di shaf depan saat memberikan tausiyah pada shalat Jumat beberapa waktu lalu. Panji yang kerap menyebut dirinya sebagai syekh menjelaskan, dia mengikuti mazhab Bung Karno.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyatakan siap untuk menindaklanjuti permintaan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin untuk membahas pendiri Ma'had Al-Zaytun, Panji Gumilang, yang melakukan salam ala Yahudi dan menyanyikan "Havenu Shalom Aleichem".
"MUI menyambut baik (permintaan Wapres) dan segera menindaklanjutinya," ujar Niam kepada Republika, Jumat (12/5/2023).
MUI telah membentuk tim gabungan untuk meneliti dan menggali informasi tentang Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu. Tim itu dibentuk sebagai respons atas kontroversi yang ditimbulkan pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang tersebut.
"MUI membentuk tim gabungan antara Komisi Fatwa dan Komisi Pengkajian untuk mendalami kasus ini dan beberapa kasus keagamaan lainnya. Tim ini juga sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian 2002 lalu," ucap Niam.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah melakukan investigasi pada 2002 terhadap Ma'had Al-Zaytun. Meski demikian, pesantren itu belum tersentuh. Padahal, tim investigasi MUI yang bekerja selama empat bulan menemukan kentalnya ideologi Negara Islam Indonesia (NII) di dalam Al-Zaytun.
Dilansir dari MUI, laporan tersebut menjabarkan bahwa MUI menemukan adanya indikasi kuat relasi dan afiliasi antara Al-Zaytun dengan organisasi NII KW-9, baik hubungan yang bersifat historis, finansial, maupun kepemimpinan.
Ada juga temuan penyimpangan paham dan ajaran Islam yang dipraktikkan organisasi NII KW-9, seperti mobilisasi dana yang mengatasnamakan ajaran Islam yang diselewengkan, penafsiran ayat-ayat Alquran yang menyimpang dan mengafirkan kelompok di luar organisasi mereka. emuan lainnya yakni adanya indikasi penyimpangan paham keagamaan dalam masalah zakat fitrah dan kurban yang diterapkan pimpinan Al-Zaytun, sebagaimana dimuat dalam majalah Al-Zaytun. Persoalan Al-Zaytun terletak pada aspek kepemimpinan yang kontroversial (AS Panji Gumilang dan sejumlah pengurus yayasan) yang memiliki kedekatan dengan organisasi NII KW-9.
Laporan tersebut juga menemukan indikasi keterkaitan sebagian koordinator wilayah yang bertugas sebagai tempat rekrutmen santri Ma'had Al-Zaytun dengan organisasi NII KW-9.
0 comments:
Post a Comment