JAKARTA ( KONTAK BANTEN) Meski sudah diselenggarakan dua kali, Debat Capres-Cawapres 2024 yang
digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai masih banyak kekurangan.Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, mencatat
ada beberapa kelemahan dari format debat yang digagas KPU. Terutama
minimnya pembahasan terhadap hal-hal substantif.
"Yang diperdebatkan justru hal teknis, padahal banyak isu urgent perlu dibedah dan dicari solusinya," katanya saat dihubungi di Jakarta, Minggu (25/12).
Andi menyoroti debat cawapres yang berlangsung Jumat kemarin
(22/12) dengan tema besar ekonomi, namun di dalamnya tidak membahas
mengenai tata kelola keuangan negara agar tidak terus mengandalkan
pajak, tetapi upaya pengelolaan sumber daya alam.
Analisis
Politik Universitas Nasional itu menjelaskan, publik seharusnya bisa
menikmati layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan secara gratis.
Tapi kenyataannya, rakyat masih harus mengeluarkan biaya untuk
mendapatkan hal tersebut.
"Semua itu sesungguhnya bisa dilakukan
jika SDA dikelola oleh negara. Tapi yang terjadi saat ini, negara
menjadi penonton dan justru dikuasai korporasi dan sejumlah orang,"
jelasnya.
Kelemahan lainnya dalam debat, lanjut Andi, juga
terjadi di sesi tanya jawab bersama panelis. Para pakar malah tidak
diberi waktu untuk membedah program dan gagasan kandidat
capres-cawapres.
"Padahal sejatinya panelis lebih kompeten membedah program yang ditawarkan kandidat," jelasnya. Andi pun berharap dalam debat berikutnya yang dijadwalkan Minggu
(7/1/2024), debat capres-cawapres lebih berdaging dan tidak hanya
menjual gimmick
0 comments:
Post a Comment