JAKARTA (KONTAK BANTEN) - Gelombang kritik terus berdatangan terhadap Presiden Joko Widodo dari berbagai kalangan akademisi di tanah air.
Gelombang kritik tersebut lantaran Presiden Jokowi dianggap tidak netral jelang Pemilu 2024.
Bahkan, sejumlah kalangan menganggap bahwa presiden Jokowi telah bertindak gegabah terkait pernyataanya yang dianggap kontroversial.
Pasalnya, orang nomor satu di Indonesia itu, telah mengeluarkan pernyataan yang dianggap mencoreng asas demokrasi yang berlaku di tanah air terkait netralitas.
Alasannya, Presiden secara terbuka menyatakan bahwa seorang Presiden diperbolehkan untuk ikut serta dalam kampanye.
Sedangkan di satu sisi, presiden serta aparat negara lainnya harus menjaga sikap netralitasnya selama pelaksanaan pemilihan umum.
Sehingga dari pernyataan yang dianggap kontroversial tadi, memantik situasi politik yang kian memanas.
Dalam artikel sebelumnya, terdapat 27 Univesitas dan Perguruan Tinggi Netral menyatakan sikapnya yang menuntut agar Presiden menjaga sikap netralitasnya selama Pemilu berlangsung.
Terbaru, gelombang kritik kembali digaungkan oleh 5 Akademisi yang menolak pernyataan Presiden Jokowi, yakni: Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Bandung (UNISBA), Universitas Brawijaya, Universitas Trunojoyo Madura, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (APMD).
Sehingga hingga berita ini diturunkan, terdapat 32 Universitas dan Perguruan Tinggi yang menuntut Presiden Jokowi untuk tetap bersikap netral.
0 comments:
Post a Comment