Arsip Foto: DPMPSTSP BANTEN |
PEROLEHAN
investasi di Provinsi Banten terus menunjukkan tren yang positif dengan
tingginya minat investor untuk menanamkan modal dan berusaha di Banten.
Hal itu terlihat jelas dari Data Kementerian Investasi/Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik IndonesiaI, di mana di tahun
2023 menunjukkan bahwa Provinsi Banten sukses meraup investasi senilai
Rp103,85 triliun atau naik sebesar 29,46 persen pada periode 2023
dibandingkan realisasi pada 2022 dengan nilai Rp80,22 triliun.
Data
tersebut memperlihatkan bahwa capaian realisasi investasi di provinsi
ujung barat Pulau Jawa tersebut meningkat signifikan selama 2023. Untuk
pertama kalinya semenjak berdirinya provinsi Banten, realisasi investasi
menembus angka Rp100 triliun.
"Meningkatnya realisasi
investasi menjadi indikator kondusifnya iklim investasi di Banten.
Beberapa faktor turut mendukung investasi terus bertumbuh, antara lain
percepatan pembangunan infrastruktur, transportasi, kemudahan layanan
perizinan, dan tersedianya kawasan industri,” ujar Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi
Banten Virgojanti, Senin (18/3).
Hal ini, kata Virgojanti,
yang menjadi concern evaluasi Pemprov Banten untuk tetap berupaya memacu
peningkatan investasi pada tahun berikutnya. Demi menggenjot realisasi
investasi, Pemprov Banten juga telah menawarkan beberapa potensi yang
dapat dikembangkan. Proyek investasi itu di antaranya, pengembangan
Taman Hutan Raya (Tahura Banten), Sport Centre Banten, Bendungan
Sindangheula dan Karian.
Proyek Investasi yang dapat
dikembangkan Tahura Banten berlokasi di Kecamatan Sukarame, Kabupaten
Pandeglang. Surga tersembunyi di ujung barat Pulau Jawa ini menawarkan
keindahan alam yang memukau dan peluang investasi yang menjanjikan.
Keanekaragaman hayati, panorama alam yang asri, dan aksesibilitas yang
mudah menjadikan Tahura Banten sebagai destinasi menarik bagi para
pencinta alam, sekaligus investor dan pelaku usaha untuk mencari cuan
sekaligus ikut menjaga keasrian lingkungan. Tahura memiliki luas sekitar
5-6 hektare, Tempat ini merupakan rumah bagi aneka flora dan fauna,
termasuk yang masuk kategori langka dan dilindungi.
Hutan
hujan tropis yang rimbun, air terjun yang menawan, dan panorama Gunung
Aseupan yang menjulang tinggi menghadirkan pengalaman alam yang tak
terlupakan di sana. Pengembangan obyek wisata Tahura meliputi wahana
water glass slide, glamping, hike path, aviary park, amphiteatre,
gondola, dan seluruh fasilitas wisata penunjang lainnya. Adapun nilai
belanja modal atau capital expenditure yang dibutuhkan untuk
pembangunannya adalah Rp206,49 miliar.
"Jika rampung dan
beroperasi, Tahura diproyeksikan bakal menarik tiga juta wisatawan
domestik dan 4.000 wisatawan mancanegara pada 2027," ujarnya.
Peluang investasi lainnya yang tak kalah menarik adalah Sport Centre Banten.
Sebagai
provinsi yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, Banten menawarkan
kawasan Sport Centre Banten sebagai potensi yang menjanjikan di sektor
akomodasi kegiatan olahraga, enterteinment dan lifestyle. Di kawasan
seluas 630.389 meter persegi tersebut, terdapat Banten International
Stadium (BIS) berkapasitas 38.000 penonton. Pembangunannya kini telah
rampung sehingga ditargetkan menjadi ikon baru Banten dan magnet bagi
para investor.
Tempat itu juga diklaim memiliki kemampuan
untuk menjadi lokasi penyelenggaraan even-even besar berskala nasional
ataupun internasional sehingga dapat menarik minat wisatawan dan
meningkatkan geliat ekonomi di Banten. Saat ini, Pemprov Banten membuka
peluang investasi untuk pengelolaan stadion. Selain itu, kesempatan
inventasi yang ditawarkan, di antaranya venue olahraga maupun lapangan
latihan, akuatik, tenis, voli, basket, bulutangkis, gedung serbaguna,
panahan, futsal, sepatu roda, panjat tebing, arena balap. Infrastruktur
lainnya mencakup pagar stadion, aksesibilitas, fasilitas sampah dan air,
ruang terbuka hijau (lanskap dan hutan kota), hotel, mal, masjid,
kantor, mess atlet, klinik, pusat keamanan, dan area parkir.
"Pembangunan
kawasan sport centre diperkirakan menelan biaya belanja modal sebesar
Rp811,82 miliar. Saat beroperasi, pengelolaan kawasan Sport Centre
Banten diperkirakan bakal meraup Rp84,42 miliar per tahunnya,"
ungkapnya.
Pemprov Banten juga menawarkan peluang emas
investasi di Bendungan Sindangheula dan Karian yang pembangunannya telah
rampung. Bendungan Sindangheula terletak di Kecamatan Pabuaran,
Kabupaten Serang. Memiliki kapasitas tampung sebesar 9,30 juta meter
kubik dan dapat memberikan manfaat pengairan irigasi bagi kurang lebih
1.289 hektare sawah.
Bendungan senilai Rp358,13 miliar itu
memiliki fungsi utama sebagai sumber irigasi untuk mengairi sawah dan
sumber air baku hingga mampu mengaliri sebanyak 800 liter per detik.
Selain itu, bendungan juga berfungsi sebagai pengendali banjir dengan
kemampuan mereduksi potensi banjir hingga 50 meter kubik per detik dan
dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata.
"Adapun peluang
investasi yang ditawarkan di bendungan ini adalah pengembangan SPAM
Regional Sindangheula, termasuk intake dan pipa transmisi air baku,
instalasi pengolahan air (IPA), serta pipa jaringan distribusi utama
mencapai 72,8 Km," jelasnya.
SPAM Regional Sindangheula
dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan air baku di Kabupaten Serang, Kota
Serang, dan Kota Cilegon. Sumber air berasal dari Bendungan
Sindangheula. Perencanaan distribusi air mencakup 12 titik offtake.
Potensi
investasi lainnya terdapat di kawasan Bendungan Karian yang terletak di
Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Bendungan ini memiliki
kapasitas tampung sebesar 317 juta meter kubik dan luas genangan
mencapai 1.734 hektare.
Bendungan Karian memiliki fungsi
utama sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih di
wilayah Jabodetabek dan Banten. Selain itu, bendungan ini juga berfungsi
untuk pengendali banjir, sumber irigasi, dan pariwisata. Adapun potensi
lingkup investasi dari proyek tersebut meliputi pengembangan SPAM
Regional Karian Timur dengan mekanisme kerja sama antara pemerintah dan
badan usaha (KPBU).
Penyediaan infrastrukturnya mencakup
Instalasi Pengolahan Air (IPA), Mekanikal Elektrikal, dan Jaringan
Distribusi Utama (JDU). Kapasitas yang mampu menampung debit air sekitar
1.850 liter/detik, SPAM Regional Karian Timur diproyeksikan menelan
biaya belanja senilai Rp2,32 triliun. Sebagian dana itu atau sekitar
Rp756 miliar di antaranya masuk dalam skema kerjasama pemerintah dengan
badan usaha (KPBU). "Dengan komitmen kuat untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan melalui investasi yang berkualitas, Banten
optimistis menatap masa depan yang lebih cerah," imbuh Virgojanti.
Melalui
kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, ia
meyakini, Banten berupaya membangun ekonomi yang tangguh, inklusif, dan
berdaya saing tinggi, menuju tercapainya kesejahteraan yang merata bagi
seluruh lapisan masyarakat. (adv)
0 comments:
Post a Comment