Ribuan Umat Hindu se provinsi Banten saat mengikuti upacara Melasti
di pantai Tanjung Pasir Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Minggu
(3/3/2024).
TANGERANG ( KONTAK BANTEN) Sebanyak
5000 umat Hindu se provinsi Banten memadati pantai Tanjung Pasir Teluk
Naga Kabupaten Tangerang, Munggu (3/3/2024). Ribuan umat Hindu ini untuk
melaksanakan kegiatan Melasti bagian rangkaian kegiatan Nyepi Saka 1946
pada tahun 2024. Kegiatan Melasti juga dimeriahkan dengan Tari Rejang
Taman Sari oleh Ibu-Ibu Wanita Hindu Dharma se Banten.
"Melasti diartikan sebagai Nganyudang Malaning Gumi Ngamet Tirta Amertha yang berarti menghanyutkan atau membuang segala kotoran alam menggunakan air suci. Kotoran yang dimaksud adalah segala kotoran (dosa), baik dalam diri manusia (bhuwana alit) maupun yang ada di dunia (bhuwana agung)," ucap Ketua Panitia Melasti Nengah Arsa.
Selain itu, kata dia Melasti juga dilakukan sebagai wujud membersihkan Pralingga atau alat-alat persembahyangan. Makna dari upacara Melasti adalah sebagai proses pembersihan diri manusia secara lahir dan batin, juga sebagai pembersihan alam.
"Artinya bahwa Melasti adalah meningkatkan Sraddha dan Bhakti pada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Maha Esa untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa dan mencegah kerusakan alam," katanya.
Ketua PHDI Provinsi Banten, Ida Bagus Alit Wiratmaja menambahkan ada ima
tujuan upacara Melasti diantaranya, yang pertama Ngiring Prewatek
Dewata. Artinya upacara Melasti hendaknya didahului dengan memuja Tuhan
dengan segala manifestasinya dalam perjalanan melasti. Tujuannya adalah
untuk dapat mengikuti tuntunan para dewa sebagai manifestasi Tuhan.
"Kedua nganyutaken Laraning Jagat yang artinya menghanyutkan penderitaan masyarakat. Maka upacara Melasti bertujuan untuk memotivasi umat secara ritual dan spiritual untuk melenyapkan penyakit-penyakit sosial," ujar Alit.
Kemudian, Alit melanjutkan Apa Kelesa yang artinya Melasti bertujuan menuntun umat agar menghilangkan kepapanannya secara individual. Ada lima lesa yang harus dihilangkan agar seseorang jangan menderita.
"Yaitu Awidya yakni kegelapan atau mabuk, Asmita adalah Egois, mementingkan diri sendiri, Raga yaitu pengumbaran hawa nafsu, Dwesa adalah sifat pemarah dan pendendam, dan Adhiniwesa yakni rasa takut tanpa sebab, yang paling mengerikan rasa takut mati," ucapnya.
Alit mengatakan tujuan keempat Melasti adalah Letuhing Bhuwana, yang artinya alam yang kotor. Maksudnya upacara Melasti bertujuan untuk meningkatkan umat Hindu agar mengembalikan kelestarian alam lingkungan atau dengan kata lain menghilangkan sifat-sifat manusia yang merusak alam lingkungan.
"Adalah yang kelima adalah Ngamet Sarining Amerta Ring Telenging Segara yang artinya mengambil sari-sari kehidupan dari tengah lautan. Ini berarti upacara Melasti mengandung muatan nilai-nilai kehidupan yang sangat universal," kata mantan Dewas LPP RRI ini.
Adapun dalam upacara Melasti dipimpin langsung oleh Ida Pandita Dharma Putra Paseban.
0 comments:
Post a Comment