Oleh: Aisah Hani
“al-Nazhaafatu minal imaan” tulisan
atau ucapan tersebut sangat terkenal dikalangan masyarakat lebih–lebih
bagi para santri yang banyak mereka buat dalam bentuk stiker, hiasan
dinding, slogan, dan lainnya. Sebagian orang mengklaim bahwa tulisan
tersebut adalah sebuah hadis Nabi. Walaupun pada kenyataannya redaksi
ini bukanlah sebuah hadist akan tetapi hanya sebuah kata-kata mutiara
orang Arab, atau pepatah Arab. Sebagaimana pendapat Syaikh Dr. Abdullah
al-Faqih Hafizhahullah mengomentari ucapan tersebut: “Laisa Haditsan Nabawiyyan,” yang berarti bukan Hadits Nabi.” (Fatawa Asy Syabkah Al Islamiyah, No. 32475)
Walau pun ucapan ini bukanlah sebuah
hadits, namun demikian, kalimat ”Kebersihan sebagian dari Iman”
merupakan ungkapan yang baik dan Islami, karena didukung sebuah hadits
yang menurut Imam al-Suyuthi berstatus hasan, yakni sabda Nabi SAW :
”Sesungguhnya Allah Ta’ala adalah
baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan
mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan. Maka
bersihkanlah halaman rumahmu (HR. Tirmidzi) (Lihat Imam al-Suyuthi, al-Jami’ al-Shaghir, I/70;).
Hadits di atas menunjukkan bahwa kebersihan (al-nazhafah)
merupakan sesuatu yang dicintai Allah SWT. Maka dari itu ungkapan
”Kebersihan adalah sebagian dari iman” penulis katakan sebagai ungkapan
yang baik atau Islami karena memiliki dasar dalam Islam yaitu hadits
riwayat al-Tirmidzi di atas. Ungkapan itu dapat diberi arti, bahwa
menjaga kebersihan segala sesuatu merupakan bukti atau buah keimanan
seorang muslim, karena dia telah beriman bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Bersih (al-Nazhiif).
Dalam penciptaan, Allah menurunkan dua
kemukjizatan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, yaitu al-Qur’an
dan alam, al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan alam sebagai pijakan
hidup. Manusia sebagai Khalifatul fi al-Ardh mempunyai tugas
bukan hanya membumikan ajaran-ajaran Islam akan tetapi juga mempunyai
tugas untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup di bumi. Karena dengan
lingkungan yang hidup bumi ini akan memberikan kemanfaatan terhadap
kehidupan manusia.
Bersih dan iman merupakan dua suku kata
yang mempunyai arti yang berbeda akan tetapi mempunyai makna tersirat
yang sama. Sebagai contoh, banyak terjadi longsor, banjir, kebakaran
hutan, dll yang terjadi di Indonesia, ini semua bukan terjadi dengan
sendirinya akan tetapi ada campur tangan manusia dalam hal lain. Di sini
berlaku hukum kausalitas atau hukum sebab akibat terjadinya bencana alam sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Rum ayat 41 yang berbunyi:
Artinya:
“Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut yang disebabkan oleh (perbuatan) tangan – tangan manusia,” (QS al-Rum; 41)
Tentunya bagi mereka yang mempunyai
iman, tidak akan berbuat kerusakan di bumi, sedangkan mereka yang tidak
memiliki iman dan takwa akan dengan seenaknya mengeksploitasi bumi ini
hanya karena keserakahannya. Mengapa dikatakan serakah? Karena mereka
tidak memikirkan kehidupan generasi sesudah mereka, malah menghabiskan
sumber daya alam ini untuk diri sendiri dan kepentingan kelompok
tertentu. Mereka juga tidak memikirkan apakah alam ini akan rusak
apabila tidak dilestarikan. Mereka hanya memikirkan yang penting
kehidupan mereka sekarang terpenuhi. Mereka tidak akan pernah berfikir
apakah merusak alam itu adalah termasuk perbuatan dosa? Kalaupun mereka
menyadari itu, mereka akan berfikir itu adalah urusan nanti di akhirat.
Pada dasarnya segala sesuatu itu perlu
dilandasi dengan keimanan dan ketakwan. Apabila dua hal tersebut sudah
kuat, kita akan sulit terjerumus kepada hal-hal yang tidak baik seperti
merusak alam. Kita juga tidak akan egois dengan mengeksploitasi alam
sebanyak-banyaknya untuk kehidupan sekarang tanpa memikirkan kehidupan
generasi selanjutnya. Yang paling penting adalah kita dapat menjauhi
hal-hal yang mengakibatkan dosa yang juga akan mengakibatkan kita
disiksa di neraka.
Terlepas dari pernyataan di atas, kita
selaku muslim sewajarnya lah untuk selalu menjaga lingkungan disekitar
kita dengan cara menjaga kebersihan baik kebersihan jasmani maupun
kebersihan rohani. Lebih-lebih kepada para santri, yang merupakan calon
pemimpin bangsa ini, dengan menguatkan iman dan takwa diharapkan para
santri mampu untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan
cara melakukan hal yang paling kecil yaitu membuang sampah pada
tempatnya dan selalu peduli terhadap kebersihan.
Pesantren Tebuireng mempunyai cita-cita
luhur untuk menjadi pesantren terbersih se-Indonesia. Hal ini adalah
bagian dari penerapan agama, menjaga lingkungan, dan menguatkan
identitas bahwa pesantren adalah lembaga keagamaan yang turut serta
melesatarikan dan menjaga kebersihan lingkungan, sesuai dengan ajaran
Islam itu sendiri. Semoga diberi kemudahan dan kemanfaatan kepada kita
semua.
*Koordinator Unit Kebersihan Lingkungan Pesantren
0 comments:
Post a Comment