Oleh: Diyah Nur Inayah
(Aktif di Surat Kabar Mahasiswa )
Penetapan
Hari Santri Nasional itu merujuk pada fatwa resolusi jihad para ulama
22 Oktober 1945 melawan agresi militer kedua. Maka, santri tidak cukup
hanya sekedar memperingatinya setiap 22 Oktober dengan mengadakan
berbagai rangkaian acara. Santri harus mampu menjadi agen perubahan
sebagaiman peran ulama ikut merebut kemerdekaan.
Agar
mampu menjadi agen perubaha, para santri harus meneladani tindakan para
ulama terdahulu. Paling tidak para santri mampu meneladani dua dari
sekian banyak tindakan baik para ulama, yaitu sederhana dan peduli.
Kesederhanaan
menghindarkan manusia dari keserakahan yang cenderung merampas hak
orang lain. Sedangkan kepedulian mengantarkan manusia untuk selalu
aktif. Ketika melihat ketidakadilan maka akan merespon sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Sehingga selalu berorientasi pada perubahan
yang lebih baik.
Para
ulama, juga menyadari, bahwa setiap perubahan tidak akan terwujud tanpa
adanya langkah nyata. Misalnya, untuk mempertahankan kemerdekaan, ulama
bersepakat adanya resolusi jihad. Jadi, tidak hanya diam, namun ikut
menjadi komando perjuangan membela tanah air.
Meski
saat ini, suara santri belum begitu mendapatkan respon pemerintahan,
namun santri harus berkomitmen menjadi benteng moral bangsa.
Selanjutnya, santri harus berfikir dan bergerak ke arah kemajuan bangsa.
Sehingga, perjuangan santri bukan sekedar tawakkal tapi juga diiringi
usaha yang nyata.
Untuk
mewujudkan kemajuan bangsa, santri harus bersatu dengan yang lain.
Karena, sejarah menunjukkan, santri bersama-sama dengan seluruh rakyat
Indonesia dalam pertempuran melawan belanda. Jadi, prinsip persatuan dan
kesatuan juga harus di junjung oleh setiap santri dalam menegakkan
keutuhan bangsa.
Santri
tidak boleh egois apalagi bangga diri menganggap dirinya paling kuat.
Santri harus mengingat bahwa santri bukan kekuatan oposisi dalam
pengertian kekuatan politik praktis. Sehingga mampu menjadi kekuatan
masyarakat yang muncul ketika kondisi negara dalam keadaan kritis.
Hari santri harus mampu membangkitkan kaum santri menjadi kekuatan baru dalam mewujudkan kemajuan bangsa. Hari santri juga harus selaras dengan semangat resolusi jihad menuju bangsa Indonesia yang lebih maju. Jika
tidak, maka Hari Santri tidak berbeda dengan hari-hari nasional lain
yang ramai diperingati tanpa adanya perubahan ke arah kemajuan bangsa.
Harapan Baru
Santri,
yang sekian lama tidak banyak muncul ke permukaan, kini hadir dengan
bendera Hari Santri Nasioanl. Di tengah kondisi moralitas bangsa kian
terpuruk, keberadaan santri menjadi harapan baru untuk memperbaikinya.
Hal itu menjadi kesempatan bagi para santri untuk membuktikan diri
sebagai salah satu agen perubahan bangsa.
Resolusi
jihad merupakan usaha nyata yang mengarah pada upaya mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Setelah Indonesia merdeka, kondisi
negara makin stabil, ekonomi juga membaik setelah krisi moneter. Namun,
moral bangsa Indonesia saat ini makin mengalami krisis berkelanjutan.
Sehingga menjadi ancaman serius dalam keberlangsungan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sehingga menghambat kemajuan bangsa.
Perjuangan santri saat ini harus mengarah menuju bangsa yang maju. Upaya harus
diawali dengan penguatan kualitas SDM yang bermoral. Karena banyak
pejabat yang memiliki kualitas pendidikan tinggi namun berani korupsi. Bangsa
Indonesia sedang dipenuhi manusia yang mengejar harta dengan
menghalalkan segala cara. Media ramai memberitakan pejabat korupsi.
Moral pejabat rapuh, memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Pejabat
melupakan kondisi negara dan rakyatnya. Mereka lebih mementingkan
kelompok dan partainya. Mereka sibuk bagi-bagi jabatan. Moral pejabat
makin merosot berujung pada Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Indonesia kian
terpuruk, rakyat makin tidak percaya pada pemerintah.
Budaya
korupsi berawal dari pola hidup konsumtif. Keinginan manusia melebihi
kebutuannya. Sehingga mengakibatkan munculnya korupsi. Pola hidup
seperti itu hanya dapat dibendung dengan penyebaran pola hidup
sederhana.
Santri dengan semangat resolusi jihad tidak boleh diam melihat budaya korupsi yang menggurita menggrogoti moral dan etika bangsaindonesia saat ini. Harus ada upaya serius untuk membendung korupsi. Harus ada upaya penguatan moral penerus bangsa. Santri harus mampu memiliki komitmen melawan korupsi dan menyebarkan pola hidup sederhana.
0 comments:
Post a Comment