Etika berpolitik dalam Al Quran ataupun dalam pandangan Islam yang dulu pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Agama dan politik dalam Islam seringkali tidak bisa dibeda-bedakan, tetapi sebetulnya agama dan politik bisa dipisah-pisah. Sebagai orang yang berbangsa dan bernegara diwajibkan mentaati aturan-aturan yang Allah buat dan aturan-aturan yang Nabi Muhammad SAW buat, tetapi kita juga supaya taat dan tunduk kepada peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Tentu saja kita akan tunduk pada peraturan pemerintah yang tidak menyimpang dan melanggar dari aturan agama.
Tentang bagaimana cara berpolitik secara santun, baik, adil. Di dalam Al Quran dan dalam hadits seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, maka sebetulnya Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin agama sekaligus bisa dikatakan sebagi pemimpin politik, tidak pernah melakukan tindakan diskriminatif kepada kelompok tertetu, bahkan kepada musuh politiknya. Sebagai contoh, Nabi Muhammad SAW ingin memasang batu hajar aswat, maka seluruh kabilah/ suku disekitaran Mekah untuk membantu menjunjung kain yang ada batu hajar aswat, sehingga ditempatkan atas kesepakatan bersama-sama.
Ada hal keanehan di Indonesia, kadang -kadang ada kelompok tertentu yang merasa lebih pantas masuk surga dan menganggap kelompok lain mausk neraka. Menurutnya, itu adalah hal yang kurang bijaksana dan kurang sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Al Quran juga menyatakan bahwa setiap mereka yang berbuat baik atas nama keyakinan Islam, insyaallah akan mendapatkan kebaikan pula.
Bagaimana mengkaitkan agama dan poltik secara santun, yaitu tidak melakukan mobilisasi umat demi kepentingan-kepentingan politik yang bersifat sesaat. Tanpa alasan yang jelas hanya karena kita tidak menyukai seorang pemimpin. melakukan mobilisasi umat demi kepentingan-kepentingan politik yang bersifat sesaat sebetulnya hanya untuk kepentingan kelompok itu sendiri.
0 comments:
Post a Comment