TANGSEL KONTAK BANTEN Walikota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, memimpin pertemuan dengan dua konsorsium yang menjadi kandidat untuk proyek Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Ruang Anggrek, Pemkot Tangsel, Senin (6/1).
Pertemuan ini membahas ekspos hasil penilaian panitia terkait penawaran teknis dan finansial dari kedua konsorsium tersebut.
Kasubag Komunikasi Setda Kota Tangsel, Jaka Badranaya yang turut hadir dalam rapat tersebut, menyampaikan bahwa proses penilaian telah melibatkan tenaga ahli untuk mengkaji aspek teknis (80%) dan finansial (20%).
“Kedua konsorsium menawarkan skema berbeda terkait tipping fee dan estimasi investasi. Perbedaan ini membutuhkan kajian mendalam agar keputusan yang diambil menguntungkan pemerintah dan masyarakat dalam jangka panjang,” jelasnya.
Walikota Benyamin Davnie menekankan pentingnya kehati-hatian dalam
menentukan konsorsium yang akan bekerja sama selama 27 tahun ke depan.
Proyek ini akan berdampak signifikan terhadap anggaran daerah, termasuk pembayaran tipping fee kepada pengelola.
Dua konsorsium yang saat ini lolos seleksi awal menawarkan tipping fee sebesar Rp430 ribu per ton dan Rp520 ribu per ton.
Namun, Walikota mengingatkan bahwa harga murah tidak selalu menjamin kualitas teknis terbaik.
“Proyek ini melibatkan investasi besar hingga Rp2 triliun per konsorsium, dengan komitmen panjang. Kami tidak ingin keputusan ini tergesa-gesa karena dampaknya akan dirasakan oleh lima kepemimpinan walikota mendatang,” ujar Benyamin.
Proses Evaluasi dan Tahapan Selanjutnya
Setelah konsorsium terpilih, mereka diwajibkan membentuk badan usaha baru dalam waktu enam bulan sebelum menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS).
“Proyek ini masih memerlukan kepastian dari PLN terkait penyerapan listrik hasil PSEL. PLN sendiri tengah menghadapi overkapasitas di beberapa wilayah, sehingga kami harus memastikan skema kerja sama ini feasible dan tidak mangkrak,” tambah Jaka Badranaya.
Belajar dari Proyek Lain
Walikota juga menekankan perlunya belajar dari pengalaman kota lain, seperti Surabaya, yang telah mengimplementasikan proyek serupa meski dengan tantangan berbeda.
“Kami harus memastikan segala aspek, termasuk teknologi yang digunakan, pendapatan dari penjualan listrik, hingga dampak anggaran daerah,” kata Benyamin.
Rapat ini menjadi bagian penting dari tahapan panjang sebelum keputusan akhir diambil.
Pemerintah Kota Tangsel berkomitmen menjadikan proyek PSEL ini sebagai solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan sekaligus mendukung transisi energi hijau di Indonesia.
0 comments:
Post a Comment