SERANG KONTAK BANTEN– Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Provinsi Banten, diminta untuk ikut memperkuat Pelajaran Muatan Lokal (Mulok) di sekolah tingkat SMA sederajat, di Provinsi Banten. Selain untuk melatih ketangkasan, budaya asli Indonesia itu juga diyakini akan mampu menekan angka kenakalan remaja.
Permintaan itu, disampaikan langsung Wakil Gubernur (Wagub) Banten Dimyati Natakusumah, saat acara Pengukuhan dan Pelantikan Pengurus Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Provinsi Banten 2025-2029, yang dilaksanakan di Aula Dinas PUPR Provinsi Banten, Rabu (14/5/2025).
Menurut Dimyati, pencak silat mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter anak-anak bangsa. Oleh sebab itu, pencak silat harus hadir di sekolah-sekolah, ikut berperan aktif dalam rangka menyiapkan generasi Banten yang unggul dan berdaya saing tinggi.
“Pencak silat itu tidak hanya mengajarkan tentang ketangkasan, tapi lebih dari itu ada pelajaran budi pekerti, keberanian, sikap bertanggung jawab serta menghindari perbuatan-perbuatan tercela,” kata Dimyati.
Provinsi Banten sejatinya, sudah menerapkan pencak silat sebagai Pelajaran Mulok di sekolah-sekolah sejak tahun 2014 lalu. Hal itu diperkuat, dengan adanya Peraturan Gubernur (Pergub) Banten Nomor 15 tahun 2014 tentang, Pengembangna Kurikulum Muatan Lokal Seni Budaya Banten bagi Pendidikan Menengah di Provinsi Banten.
Dimana di dalam Pergub itu, salah satu budaya Banten yang masuk dalam pengembangan kurikulum di sekolah menangah adalah pencak silat.
Namun dalam implementasi Pergub itu, belum optimal. Pasalnya tidak semua sekolah mengaplikasikan itu, dalam pembelajaran kepada anak didiknya.
Selain itu, bela diri yang diajarkan juga bukan murni pencak silat melainkan dari peguron lainnya seperti Bandrong misalnya.
Ketua IPSI Provinsi Banten Ajat Sudrajat mengakui, jika selama ini sudah ada kurikulum Mulok pencak silat di sekolah untuk Tingkat SMA sederajat. Namun dalam perjalanannya, tidak optimal dan mengalami beberapa kendala. Hal itu dikarenakan pencak silat dianggap kurang pelatih dan tidak adanya sosialisasi ke kabupaten dan Kota.
Oleh karenanya, melalui dorongan dari Wagub, IPSI akan mendorong itu bisa ditata lebih professional dari mulai pembuatan Silabus, pola pembelajarannya, keseragaman geraknya juga. Itu yang akan diseragamkan.
“Kalau itu sudah berjalan dan diterapkan dalam Mulok, peluang atlet pencak silat meningkatkan prestasinya itu akan lebih mudah terwujud, baik Tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.
Penataan Silabus itu penting dilakukan, karena IPSI yang lebih mengetahui dan memahami apa saja yang akan dipertandingkan. Banyak jurus yang ada di IPSI dan itu tidak semuanya bisa diajarkan dalam pencak silat kepada anak-anak.
“Ada jurus tunggal, ganda, beregu, tes tanding. Pelatihnya juga kita sudah punya. Nanti kalau masuk Mulok itu kan sangat banyak, sehingga kita harus menyiapkan apra pelatihnya untuk bisa menjadi pengajar di setiap sekolah,” katanya.
Diakui Ajat, selama ini yang terlibat dalam Mulok itu baru Peguron Cimande, Bandrong dan Terumbu. Sedangkan semua itu hanya ada di Serang sedangkan di Tangerang Raya itu tidak bisa, karena di sana ada jurus cingkrik, jalan enam yang tidak bisa diterima anak-anak sekolah di Tangerang Raya.
“Maka dari itu perlu pembaruan pola. Sehingga lebih baik yang diajarkan itu jurus IPSI, karena itu pasti semua menguasai dan juga dipertandingkan di Tingkat usia dini sampai dewasa sampai internasional,” jelasnya.
Ajat berharap, bisa secepatnya itu bisa diterapkan. Dalam waktu dekat dirinya akan mempersiapkan semua itu untuk kemudian disampaikan kepada Wagub Banten. Ia juga optimis jika pol aini diterapkan, maka regenerasi atlet pencak silat di Banten akan dapat mudah kita dapatkan.
“Banyak bibit-bibit unggul yang akan muncul dari sekolah-sekolah,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment