LEBAK KONTAK BANTEN Angka kemiskinan di Kabupaten Lebak, Banten, diklaim menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Lebak, persentase masyarakat miskin ekstrem berhasil ditekan dari 2,24 persen pada 2020 menjadi hanya 0,8 persen pada 2024.
Kepala Bidang Perekonomian Bappelitbangda Lebak, Mumun Muawanah menyebut, jumlah masyarakat miskin ekstrem di Lebak saat ini mencapai 5.698 kepala keluarga atau 30.115 jiwa.
"Penurunan ini menjadikan Lebak sebagai salah satu daerah yang progresif dalam mendukung target nasional penghapusan kemiskinan ekstrem," kata dia dalam dalam Dialog Tanggap Bencana Jumat (19/9/2025).
Menurutnya, capaian tersebut tidak terlepas dari sinergi program pemerintah daerah dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk optimalisasi anggaran lintas perangkat daerah, dukungan Coorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, serta partisipasi masyarakat.
“Kami ingin program tepat sasaran. Karena itu, data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) terus diverifikasi agar bantuan betul-betul diterima masyarakat miskin ekstrem,” katanya.
"Selain itu, pemerintah kelurahan menghadapi keterbatasan anggaran karena tidak memiliki dana seperti desa. Kondisi ini membuat kelurahan harus sepenuhnya bergantung pada bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat," ucap dia.
Ketua DPRD Lebak, Juwita Wulandari menilai, perusahaan harus menyelaraskan program CSR dengan kebutuhan daerah agar dampaknya lebih terasa, misalnya untuk pembangunan rumah tidak layak huni atau fasilitas pendidikan.
Pemerintah optimistis dengan sinergi yang lebih kuat antara eksekutif, legislatif, dunia usaha, dan masyarakat, target penghapusan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lebak bisa tercapai sesuai rencana nasional pada 2024–2025. (Kartika Rahmi Wijayanti)
0 comments:
Post a Comment