BANTEN KONTAK BANTEN Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke 25 Provinsi Banten pada 2025, sejumlah tokoh, pengamat, hingga anggota legislatif menyoroti pentingnya keharmonisan pucuk pimpinan di Pemerintah Provinsi Banten.
Gubernur Banten Andra Soni dan Wakil Gubernur Banten Dimyati Natakusumah dituntut tampil selaras agar roda pemerintahan berjalan efektif dan visi daerah dapat terwujud.
Anggota DPRD Banten dari PDI Perjuangan, Nia Purnamasari, menyatakan bahwa sejatinya momen ulang tahun bisa menjadi titik tolak sinergi antara eksekutif dan legislatif, terutama gubernur dan wakil gubernur, agar kepemimpinan di tingkat provinsi berjalan dengan baik
“Semangat peringatan ini harus dijadikan refleksi, pemimpin utama dan wakilnya tidak boleh berbeda langkah,” ujar Nia, Kamis (2/10/2025).
Berdasarkan catatan Tim kontak banten sejumlah peristiwa menggambarkan indikasi ketidakserasian Gubernur dan Wakil Gubernur sejak periode awal pemerintahan mereka.
Salah satunya, Andra dan Dimyati berselisih soal pelantikan pejabat eselon II. Di saat lain, Andra dan Dimyati juga berbeda pandangan soal tunjangan kinerja ASN.
Andra berencana mengevaluasi, sementara Dimyati ingin tukin tetap dinaikkan. Begitu juga dengan bantuan untuk desa, Andra menyatakan akan memberikan Rp100 juta per desa, sementara Dimyati ingin sampai Rp300 juta per desa.
Menanggapi ini, Nia Purnamasari menegaskan bahwa Banten membutuhkan kepemimpinan yang bisa saling menguatkan dalam eksekusi kebijakan.
Ia menyarankan beberapa langkah, misalnya gubernur dan wakil gubernur harus memiliki ruang kerja yang jelas, tetapi saling melengkapi,seirama dan selaras karna satu paket.
Selain itu, apabila muncul sinyal kegagapan, yang boleh terjadi bukan saling sibuk menyangkal, melainkan dialog terbuka untuk membetulkan langkah.
Seiring peringatan ulang tahun provinsi, harapan besar ditumpukan agar Andra dan Dimyati mampu menunjukkan bahwa kombinasi kepemimpinan itu bisa produktif dan tidak berkonflik.
Sebab Banten berhak memiliki pemerintahan yang kokoh dalam perbedaan
Berilah pelayanan yang terbaik untuk masyarakat Banten. Dengan kolaborasi yang kuat maka visi Banten maju adil dan merata tidak korupsi akan terwujud,” kata Nia.
Embay Mulya Syarief, ulama dan tokoh pendiri Provinsi Banten, juga sepakat bahwa antara Andra dan Dimyati harus kompak dalam memimpin Provinsi Banten.
Sebab mereka adalah cerminan dari nasib provinsi hasil pemekaran dari Jawa Barat ini selama lima tahun ke depan.
“Semuanya harus akurlah,” kata Embay.
Embay mengatakan, salah satu kelemahan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dua-duanya berasal dari partai politik adalah keduanya sama-sama memiliki ambisi terhadap kekuasaan.
Akan berbeda apabila salah satunya merupakan birokrat atau profesional sehingga akan saling melengkapi.
Meski demikian, Embay berharap Andra dan Dimyati tetap kompak hingga akhir periode kepemimpinan mereka.
Jangan sampai Andra dan Dimyati bercerai di tengah jalan seperti beberapa daerah di Provinsi Banten yang kepala daerah dan wakilnya berseberangan di tengah jalan.
“Jangan sampai pecah kongsi di tengah jalan,” kata pria kelahiran Ciomas ini.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten Syaeful Bahri mengatakan, gubernur dan wakil gubernur memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Karena itu, gubernur dan wakil gubernur harus saling mengisi satu sama lain sehingga akan berdampak positif pada pembangunan Provinsi Banten.
“Gubernur dan wakil gubernur harus saling mengisi dalam membangun Banten,” kata Syaeful.
Meski ada riak-riak kecil yang sempat terjadi di antara Andra dan Dimyati, namun Syaeful melihat sampai detik ini dirinya belum melihat ada perpecahan di keduanya.
Baginya, selama Dimyati selaku wakil gubernur masih fatsun, maka situasi tidak perlu dikhawatirkan.
“Karena apa pun yang harus dilakukan wakil gubernur harus koordinasi, komunikasi dengan gubernur,” ujarnya.
Syaeful juga mengatakan, sebenarnya telah banyak capaian yang sudah diraih Pemerintah Provinsi Banten, terutama dari sisi pembangunan infrastruktur.
Meski demikian, juga ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diperbaiki oleh Andra Soni, beberapa di antaranya adalah kemiskinan dan penganggaran.
Seiring peringatan ulang tahun provinsi, harapan besar ditumpukan agar Andra dan Dimyati mampu menunjukkan bahwa kombinasi kepemimpinan itu bisa produktif dan tidak berkonflik. Sebab Banten berhak memiliki pemerintahan yang kokoh dalam perbedaan. ***
0 comments:
Post a Comment