Tangsel-Seringnya muncul berita-berita mengenai kekerasan baik fisik dan jiwa
terhadap anak, memang sangat memprihatinkan bagi seluruh masyarakat di
Indonesia. Dampaknya, sang anak akan memiliki trauma yang dapat
menyebabkan sang anak tidak ingin sekolah atau pun tidak ingin pulang
kerumah karena trauma akan mendapatkan kekerasan dari orangtua.Melihat itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan
memberikan sosialisasi bagaimana cara mendidik anak di sekolah dan di
rumah kepada guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan orangtua dalam
acara Gathering Orangtua bersama Seto Mulyadi di Gedung Graha Widya
Bhakti, Puspiptek, kemairn.Kak Seto menjelaskan bahwa setiap anak memiliki kecerdasan
berbeda-beda. Tugas yang harus dilakukan setiap guru dan orangtua adalah
melihat dimana anak-anak tersebut memiliki kepribadiannya. Lanjutnya,
keluarga merupakan tempat dimana anak membentuk kepribadian, dari
keluarga yang baik tentu anak nantinya juga memiliki kepribadian yang
baik.”Guru yang pertama adalah ibu, jadi ibu ini diharapkan bisa
memberikan contoh yang baik kepada anak. Kebanyakan orangtua di rumah
justru melampiaskan kemarahan kepada si anak, jadi nanti justru yang
dibentuk keluarga terhadap anak bukan baiknya melainkan orang tuanya
yang marah-marah.Tapi, jangan juga terlalu memanjakan anaknya itu juga akan salah,” ungkap Kak Seto.Tak hanya keluarga, sekolah yang menjadi rumah kedua anak-anak
dipandang sebagai tempat menakutkan. Para guru, yang memberikan
pengajaran sangat normative tanpa adanya sesuatu yang menghibur membuat
anak merasa tertekan.”Anak-anak yang stres di sekolah itu, karena setelah diminta bawa
banyak buku, pulang sekolah sampai sore, diberi banyak pekerjaan rumah,
kemudian terlambat, itu semua justru membuat anak merasa ketakutan ada
di sekolah,” kata Seto.Kasus seperti itu mengkhawatirkan terjadi di kota-kota besar seperti
Tangerang Selatan. Karena itu, Kak Seto mengharapkan guru dan orangtua
bisa bersinergi dalam pengasuhan anak.Sebab, baik rumah dan sekolah adalah tempat dimana anak-anak
menghabiskan banyak waktunya. Selain itu kedua tempat tersebutlah yang
menjadikan faktor utama kepribadian anak-anak.Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Tangsel, Taryono menegaskan, kegiatan ini mendapat dukungan
penuh dari pemerintah Kota Tangerang Selatan.”Intinya kalaupun kita tidak sabar dalam membentuk pribadi anak,
minimal kita bisa memberikan kenyaman ketika kita sedang mengajar atau
mengasuh anak, seperti Kak Seto contohnya,” ujar Taryono.Airin Rachmi Diany Walikota Tangrang Selatan mengatakan adanya
sosialisasi ini tentu sangat bermanfaat, keluarga dapat membentuk
kepribadian. Ia juga mengatakan bahwa tindak kriminal dibawah umur
menjadi perhatian khusus yang harus diatasi. Lanjutnya, salah satu
faktor ekonomi membuat orangtua dan anak tidak kompak.“Sudah mendorong pengembangan tingkat kesejahteraan keluarga,
misalnya dalam bidang ekonomi, dimana pemkot telah membuka pelatihan
khusus kepada masyarakat. Kemudian kita juga sudah meyediakan kredit
modal bagi para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),” kata Airin.Dengan adanya program-program tersebut, ia berharap akan menambahkan
indek angka kesejahteraan keluarga. Sehingga banyak anak akan merasa
terpenuhi segala kebutuhannya
0 comments:
Post a Comment