Oleh : Igor Dirgantara,
TERJAWAB sudah 3 paslon definitif yang akan bertarung di Pilkada DKI
2017, yaitu Ahok-Djarot, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni
(Agus-Silvi), dan Anis Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi). Banyak
disebut bahwa pertarungan pilkada DKI kali ini merupakan ‘proxy war’
dari rivalitas Megawati, SBY dan Prabowo.Dengan adanya 3 paslon, diprediksi Pilkada DKI akan berlangsung 2
putaran, karena pemenangnya disyaratkan mendapat suara 50+1. Jika
demikian, maka asumsinya petahana (Ahok-Jarot) akan melenggang sampai
putaran kedua, dengan alasan bahwa incumben punya daya jelajah yang
lebih baik dibanding penantangnya. Selain itu, dukungan dari PDIP,
Hanura, Golkar, Nasdem (total 52 kursi DPRD) juga faktor determinan.Karena bukan head to head, maka suara penantang incumbent pun
terpecah. Oleh karena itu, pada putaran pertama pertarungan sebenarnya
terjadi antara paslon Agus-Silvi dengan Anies-Sandi untuk berebut
pemilih DKI Jakarta.Di sini paslon Anis-Sandi berada diatas angin, karena figur
Anies-Sandi lebih unggul ketimbang Agus-Silvi. Anies Baswedan lebih
populer dan teruji secara politis karena justru pernah ikut konvensi
partai Demokrat yang selenggarakan ayahnya Agus Harimurti.Bahkan elektabilitas Sandi Uno yang lebih dulu rajin bersosialisasi
dengan warga DKI masih lebih baik dibanding Agus atau Slivi
pasangannya. Sebuah survei menunjukkan bahwa publik cukup kecewa dengan
Presiden Jokowi yang mengganti Anies Baswedan sebagai Mendikbud yang
berkinerja baik, begitu juga respon netizen saat reshuffle jilid 2
dilakukan.Pasangan Agus-Silvi cukup baik dan ideal, hanya saja akseptabilitas
Anies-Sandi lebih tinggi di mata publik. Di samping itu, massa dan
partai pengusung Anies-Sandi (Gerindra-PKS) jauh lebih solid daripada
Agus-Silvi (Demokrat, PPP, PKB, PAN).Di putaran kedua, besar kemungkinan Anies-Sandi menang tipis dari
Ahok-Djarot. Karena suara pemilih Agus-Silvi akan berakumulasi untuk
pasangan Anies-Sandi, bukan ke Ahok-Djarot. Popularitas positif dan
negatif Ahok cenderung equal. Sentimen negatif Ahok juga merata di aneka
segmen pemilih DKI.Dukungan mesin partai serta militansi kadernya menjadi lebih
signifikan. Di sini animo masyarakat akan terlihat bagi yang ingin
status quo atau perubahan kepemimpinan di DKI. Kemenangan pasangan
Anies-Sandi akan diraih tipis atas Ahok-Djarot. Sekalipun isu SARA
pudar, dan program masing-masing paslon sama baiknya, namun
primordialisme mungkin bisa jadi penentu.asangan Ahok-Jarot hanya akan melenggang menang jika mampu meraih
suara 50+1 di putaran pertama. Tapi hal ini tidaklah mudah, sama
sulitnya dengan berharap pasangan incumben akan kandas di putaran awal.Igor Dirgantara, adalah Ppengamat politik Fisip Universitas Jayabaya, juga Direktur Survey & Polling Indonesia (SPIN).
0 comments:
Post a Comment