![]() |
Ilutrasi |
SERANG, (KB).-Murid SD Negeri Panyabrangan yang berlokasi di Desa Panyabrangan,
Kecamatan Cikeusal harus rela belajar di bawah bayang-bayang ketakutan
akan tertimpa bangunan. Sebab, mereka terpaksa belajar di dalam ruang
kelas dengan kondisi yang mengkhawatirkan dengan plafon yang
bolong-bolong dan dinding yang berlubang. Kepala Sekolah SD Negeri
Panyabrangan, Nasir mengatakan, sekolah yang memiliki 168 murid tersebut
rusak sejak 3,5 tahun lalu. Tepatnya sejak dia bertugas menjadi kepala
sekolah di sana. Selama itu juga belum pernah ada perbaikan ruang kelas
tersebut. "Sebulan yang lalu, ada (perbaikan) informasinya, katanya
nanti akan ada informasi lagi, tetapi setelah ditunggu-tunggu sebulan
ini enggak ada," katanya kepada wartawan saat ditemui di sekolah dalam
acara kunjungan Yapika dan Pattiro Banten, Senin (20/2/2017).Bantuan yang selama ini diidam-idamkan sejauh ini hanya sekadar
informasi, tanpa realisasi. Padahal, pihaknya sudah sempat membuat
rekening dan proposal. Namun, tetap saja bantuan itu tidak kunjung
datang. "Tapi, Alhamdulillah belum tersentuh," ujarnya. Ada 6 ruang
kelas di sekolah tersebut. Dari jumlah tersebut, 4 ruang kelas rusak
parah. Sebab, memang sudah sejak 1990, yakni awal dibangun hingga saat
ini belum juga ada perbaikan. Akhirnya, dengan terpaksa, ruang kelas
rusak tersebut tetap digunakan untuk kegiatan belaja rmengajar. "Jadi,
yang masih agak lumayan itu digunakan, tetapi plafonnya juga sudah
mulai takut jatuh, terpaksa masih digunakan itu. Ruang itu digunakan
untuk kelas 1, 3, dan 4," ucapnya.Ia juga cemas dengan anak
didiknya, khawatir jika sewaktu-waktu ruang kelas tersebut roboh dan
membahayakan anak didiknya. "Sebetulnya ngeri saya, namun dipaksakan
karena tidak ada ruangan," tuturnya.Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(Disdikbud) Kabupaten Serang, Sarjudin menuturkan, sekolah yang
kondisinya sudah rusak berat akan menjadi skala prioritas dan sudah
mulai perbaikan pada Maret mendatang. "Jadi Legon, Bugel, Panyabrangan
itu kami prioritaskan, mudah-mudahan tidak ada halangan. Targetnya bulan
Maret nanti," katanya. Pada 2017 ini ada 114 ruang kelas yang akan
diperbaiki dengan menggunakan APBD Murni dan DAK. "Untuk DAK masih
menunggu Permendikbud-nya, nanti baru dialokasikan ke sekolah yang kami
anggap prioritas untuk direhab. APBD itu Rp 40 miliar," ujarnya.
Sementara itu, Duta Persahabatan Yappika ActionAid, Reza Rahadian
mengatakan, untuk bisa menangani masalah ruang kelas rusak tersebut yang
terpenting adalah tindakan nyata. Pihaknya melalui Yapika akan membantu
mendorong realisasi program-program tersebut. "Dari dinas mengajukan ke
DPRD dan sebaliknya. Jadi, ini pemangku kebijakannya pada bingung, yang
kami butuhkan adalah kira-kira solusi nyatanya untuk segera," ucapnya.
Menurut dia, banyaknya sekolah rusak di Kabupaten Serang menjadi
keprihatinan tersendiri. Bahkan, jumlah yang mencapai 1.406 tersebut
tidak layak ada di Serang.
0 comments:
Post a Comment