SERANG, (KB).- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang
berencana meminjam lahan-lahan tidur milik perusahaan yang berada di
wilayah Kabupaten Serang untuk pengembangan pertanian jagung. Saat ini,
Dinas Pertanian melalui pemerintahan kecamatan akan melakukan
inventarisasi lahan tersebut dan akan dimohonkan peminjamannya, agar
dapat dimanfaatkan kelompok tani.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura pada Dinas Pertanian
Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana mengatakan, untuk inventarisasi lahan
tidur milik perusahaan, Kepala Dinas Pertanian sudah menyampaikan surat
ke bupati. “Nanti melalui surat itu, ibu bupati menyampaikan ke camat
untuk menginventarisasi lahan tidur milik perusahaan yang ada
diwilayahnya,” katanya.
Dahulu, ujar dia, inventarisasi lahan tidur pernah dilakukan. “Itu
2012 lahan tidur ada sekitar 4.000 hektare di wilayah Serang Timur, baru
wilayah itu, kalau yang lain belum,” ucapnya. Sementara, tutur dia,
berdasarkan citra satelit lahan kosong di Kabupaten Serang ada sekitar
40.000 hektare, namun belum dipastikan apakah itu lahan tidur atau lahan
yang akan dimanfaatkan perusahaan.
“Kan belum terindentifikasi. Nanti, kami nunggu kecamatan, Insya
Allah kalau sudah turun anggarannya segera jalan, sekarang kan dari APBD
2018 belum keluar. Nanti kami akan muter ke semua kecamatan, kami
jelaskan ke kecamatan dan kelompok taninya mau tanam jagung atau
kedelai. Nanti tinggal camat menggerakkan masyarakat untuk manfaatkan
lahan kering dan sebelumnya diinventarisasi dahulu lahan tidurnya,”
katanya.
Setelah data lahan tidur dari kecamatan ada, ujar dia, pemkab siap
untuk mengupayakan peminjamannya ke pemilik lahan. “Nanti kami ketika
keliling kecamatan akan menyambungkan antara kades, kelompok tani, dan
camat untuk peminjaman lahan itu. Kalau misalkan terkendala masalah
izinnya nanti tinggal lapor ke bupati,” ucapnya.
Menurut dia, peluang petani untuk mengembangkan pertanian jagung
cukup besar, apalagi pemerintah pusat juga membantu hal tersebut.
Anggaran dari kementerian untuk tanam jagung dapat alokasi Rp 7 miliar.
“Tapi, semua dananya di provinsi, kami hanya mengajukan kelompok tani,
untuk pupuk, benih,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, untuk tanam jagung di 2018 belum mulai penanaman
dan programnya baru dimulai Maret-April. “Kemrin ada panen di Pamarayan
dan Jawilan itu yang ditanam akhir 2017,” katanya. Untuk luas tanaman
jagung, ujar dia, 2017 yang sudah bisa tanam sekitar 4.000 hektare, 2018
direncanakan 3.000 hektare, ini melihat cuaca, kemarin harusnya di
akhir tahun banyak yang tanam, hanya karena hujan jadi belum.
“Khawatir hujannya tidak seperti tahun lalu, tapi meski direncanakan
3.000 hektare, sebenarnya anggarannya yang tersedia untuk 4.000 hektare,
tapi pelaksanaannya nanti sesuai kondisi musim,” ucapnya. Ia
mengungkapkan, dalam setahun jagung biasanya bisa panen dua kali, karena
masa tanamnya empat bulan. Sekarang untuk produksinya ada peningkatan,
2017 ditarget 4 ton per hehtare dan di 2018 ditargetkan 4,5 ton. “Tapi,
kemarin yang panen di Pamarayan itu mencapai 6,7 ton per hektare,
kemudian di Jawilan 7,7 ton per hektare, jadi kenaikan produksinya
signifikan. Mereka memang bukan yang pertama kali tanam, tapi sudah
kedua sampai ketiga kali,” tuturnya.
0 comments:
Post a Comment