Ada yang menarik jika melihat kondisi politik menjelang Pemilihan Presiden tahun 2019 mendatang dibandingkan PILPRES tahun 2014 lalu.Pertama, adanya dinamika silang, yaitu, perlawanan yang dinamis, dan sikap oportunisme. kedua, masalah sosok dua pasangan calon, yang muncul dimata masyarakat, dan ketiga masalah koalisi parpol.Dalam kontestasi politik,nama Prabowo Subianto , merupakan sosok yang santer dikenal sebagai Mantan Jendral TNI dan Wakilnya Sebagai Pengusaha yang Cukup ternama di Indonesia Sandi Salahudin Uno Bahkan Sekarang Menjabat Sebagai Wakil Gubernur DKI Sekarang yang sudah ia Tinggalkan . Sedangkan Patahna Joko Widodo (Jokowi ) Sebagai Presiden RI Priode Sekarang yang saat ini akan Mencalon Presiden dan Berpasangan dengan Ketua MUI Pusat KH Maruf Amin ini dinamika ini yang Muncul Petahna yang di dukung banyak Partai Seperti PDI,Golkar PPP,Nasdem,PSI,PERINDO sedangkan Lawan Prabowo Subianto dan Sandi Salhudin Uno di usung Oleh Partai PAN,Partai PKS,Partai DEMOKRAT Dan Partai Gerinda,Partai Berkarya dan Partai Bulan Bintang belakangan Banyak dukungan dari Non Partai Seperti Alumni 212 dan Mahasiswa dan Banyak Lagi Para Relawan Perubahan yang berkabung di Prabowo Subianto dan Sandi Salahudin Uno ini patut di perhitungan oleh Patahna karena Dukungan yang Sangat besar akan terus mengalir jika kita cermati dinamika politik sekarang bukan berdasarkan idelogi kepartaian
Jadi dalam politik praktis.Pertama, dinamika politik kita saat ini, sudah tidak lagi menjadikan "nilai ideologis" sebagai pijakan untuk berkuasa, kedua, praktek politik bangsa kita saat ini, hanya terletak pada "kekuasaan", artinya, politik hanya dipahami sebagai upaya mencari kekuasaan, atau lebih lekatnya, "Bagaimana Cara Merebut dan mempertahankan Kekuasaan" semata.Dalam istilah Nicollo Machiavelli, salah satu tokoh pemikir politik asal Italia, fenomena politik seperti ini, disebut sebagai, politik "menghalalkan segala cara" untuk tujuan mendapatkan kekuasaan.Posisi politik dalam hal ini di tempatkan pada upaya, bagaimana mendapatkan kekuasaan (Power), saja, tanpa memposisikan nilai dan kehendak politik (Virtu dan Fortuna).
Seharusnya politik tidak ditempatkan pada persoalan bagaimana merebut dan mempertahankan kekuasaan semata. dalam Pemilihan Presiden 2019 , Seharus Seorang Premimpin merupakan sosok yang tidak asing dimata masyarakat. Secara umum,calon ini cukup populer bahkan dikenal oleh masyarakat, Karena dinamika Politik dalam Pemilihan Presiden sangat Relewan antara Kuasaan Rakyat dan Koalisi Partai kita lihat tahun 2019 Siapa Pemimpin Pilihan Masyarakat Indonesia
Sindu Adi Pradono SH
Pengamat Kebijakan Publik Jakarta
0 comments:
Post a Comment