![]() |
Fintech Lending layanan berbasis teknologi
informasi atau fintech peer to peer lending menggelar sosialisasi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat Tangsel, Kamis (4/10/2018).
|
TANGERANG-Penyelenggara layanan berbasis teknologi informasi atau fintech peer
to peer lending terus meningkat di Indonesia. Fintech saat ini dinilai
memiliki potensi positif dan dapat menjadi solusi inklusi keuangan di
Indonesia.
Untuk itu, 4 perusahaan Fintech Lending yang saat ini berkembang di
Indonesia bekerjasama dan melakukan sosialisasi bersama kepada ratusan
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (4/10/2018) di Teater
Lt 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis ,UIN Jakarta,Ciputat ,Tangsel.
4 fintech yang hadir diantaranya Kredit Pintar, JULO, Indodana dan
DanaBijak. Keempatnya memberi wawasan dan edukasi kepada mahasiswa bahwa
setiap aspek dalam kehidupan sehari-hari pada masa mendatang tidak akan
terhindar lagi dari teknologi digital, termasuk finansial.
"Kami sangat senang bisa berbagi wawasan tentang fintech kepada para
mahasiswa UIN, kami berharap ke depannya mereka dapat menggunakan
fintech sesuai dengan kebutuhan yang mereka miliki”, tutur Boan
Sianipar, Vice President business development, PT Kredit Pintar
Indonesia.
Sebagai fintech yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK, lanjutnya,
Kredit Pintar memiliki platform P2P lending yang menjembatani atau
mempertemukan peminjam kepada pendana. Para pendana dapat meraih
keuntungan dengan pengembalian hingga 18 persen dengan hanya bermodalkan
mulai dari Rp10 ribu.
Meitina Kardina, Finance & HR Manager JULO, mengatakan sulitnya
akses kredit bagi masyarakat menjadi salah satu alasan utama
didirikannya fintech-fintech lending di Indonesia. Di JULO, masyarakat dapat mengakses kredit yang terjangkau untuk
membantu memenuhi kebutuhan finansialnya. Produk JULO adalah pinjaman
tunai yang dapat dicicil dengan bunga rendah s/d 3 persen per bulan,"
ujarnya.
Kemudahan melakukan pinjaman dana juga ditawarkan Danabijak.
Sosialisasi tersebut diharapkan Asep Kurniawan, Head of Operations
Danabijak memberikan wawasan kepada mahasiswa bahwa saat ini, mengajukan
pinjaman dana sangatlah mudah.
“Melalui sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
mahasiswa bahwa saat ini proses meminjam dana sudah tidak serumit dulu.
Kecepatan serta keamanan yang ditawarkan oleh Danabijak menjadi value
penting bagi para penggunanya, terutama millenials yang cenderung
memilih hal yang praktis dan cepat”, tutur Asep.
Sementara, Ronny Wijaya, Direktur Utama Indodana, mengatakan,
berdasarkan World Bank Global Financial Inclusion Index 2017, 49 persen
dari masyarakat Indonesia saat ini memiliki akses ke sistem perbankan
konvensional. Namun, hampir 78 persen nasabah tersebut susah atau tidak
bisa mendapatkan pinjaman.
"Di Indodana kami menerapkan teknologi big data dan machine learning
untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Dengan menyediakan produk
pinjaman yang mudah, aman, dan terjangkau, kami berharap bisa melayani
kebutuhan kredit 100 juta masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan
akses ke produk keuangan," bebernya.(
0 comments:
Post a Comment