Monday, 29 October 2018

Korban Jatuhnya Lion Air JT610, Sah Sahabudin Sangat Sayang Keluarga

 
Nur Mu'minah memegang foto ponakannya.
SERANG –  Jatuhnya pesawat Lion Air JT610 route penerbangan Jakarta – Pangkal Pinang di perairan Krawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi, menyisakan duka bagi keluarga dan kerabat almarhum Sah Sahabudin (42).
Almarhum yang tinggal di  Kompleks Perumahan Griya Cilegon, Blok C3, Nomor 13 RT 003/RW 003 Desa Arjatani, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang,  adalah pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan di Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sebelumnya, pria yang akrab disapa Abud ini bekerja di instansi yang sama di Pelabuhan Merak. Karena jauh dari keluarga, Abud selalu menikmati akhir pekan bersama Rismayanti, istrinya dan ketiga anaknya.
Dimata kerabat, Sah Sahabudin dikenal dekat dan sangat menyayangi isteri dan ketiga anaknya, terlebih dengan anak bungsunya. Oleh karenanya tak heran Sah Sahabudin selalu memanfaatkan libur kerja dengan pulang ke Cilegon untuk berkumpul bersama keluarga.
“Waktu liburan benar-benar dimanfaatkan bersama keluarga. Kalau pagi hari, dia (Abud) sering mengajak jalan-jalan anak bungsunya. Tak jarang juga pergi bersama keluarganya ke mall. Pokoknya, ponakan saya ini bener-bener memanfaatkan waktu liburan  untuk keluarga,” kata Satibi dan Nur Mu’minah yang merupakan paman dan bibi Abud.
Sementara, Asisten rumah tangga korban, Idawati mengatakan, terakhir kali bertemu dengan majikannya tersebut, Sabtu (27/10/2018). Setelah kembali ke tempat kerjanya, Ida tak lagi menemui majikannya karena sudah berangkat kerja.
“Dia (Abud) pulang kemarin, Jumat ke sini. Itu terakhir ketemu Sabtu. Tadi pas ke sini, beliau sudah berangkat diantar ibu,” ujarnya.
Ida mengatakan, majikannya tersebut merupakan sosok yang baik. Bahkan ia sudah menganggapnya sebagai orangtuanya. “Sayang sama teteh (Ida) juga enggak nganggap pembantu, karena saya sudah lama di sini jadi dianggap anak,” ucapnya.
Selama ini, Sahabudin bekerja di KKP Pangkal Pinang sudah sekitar lima tahun. Biasanya ia pulang ke rumah setiap satu bulan sekali. Namun dalam sebulan terakhir, ia pulang ke Serang setiap hari minggu. “Sudah dua kali pulang sebulan ini, dia sering pulang,” katanya.
Ida berharap majikannya tersebut bisa selamat. “Makanya saya tadi dengar telepon (dari Jakarta) kaya gitu langsung gemetaran dan mikirnya ya Allah kalau bisa mah nanti aja berangkatnya. Saya minta beliau enggak apa-apa sih,” ucapnya.

No comments:

Post a Comment