SERANG, (KB).- Keterbatasan anggaran membuat program
Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih periode 2018-2023,
Syafrudin-Subadri Usuludin tak seluruhnya dapat dianggarkan. Dari empat
program kerja pertamanya, Pemkot Serang baru bisa menganggarkan untuk
dua program, yakni penataan pedagang kaki lima (PKL) dan kemacetan.
Diketahui, ada empat program kerja pertama wali kota dan wakil wali
kota terpilih, yaitu penataan PKL, kemacetan, banjir atau genangan, dan
sampah.
Kepala Bappeda Kota Serang, Djoko Sutrisno menjelaskan, dari keempat
program tersebut, hanya penanganan PKL dan kemacetan saja yang saat ini
baru teranggarkan. Sementara, program lainnya dinilai belum mencukupi
anggarannya untuk menjalankannya.
“Jadi, baru dua yang dianggarkan di APBD Perubahan (2018) dan Murni (2019),” katanya kepada wartawan, Sabtu (17/11/2018).
Adapun program tersebut, yaitu terkait penataan PKL yang berada di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf, Ciceri, Kota Serang. Para PKL tersebut,
selanjutnya direlokasi ke Kepandean, Kota Serang. Program tersebut, saat
ini sudah dianggarkan sebesar Rp 200 juta dan akan dilaksanakan Dinas
Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kota Serang.
“PKL stadion pindah ke Kepandean, sudah dianggarkan masuk di
perubahan (2018) Rp 200 juta. Saat ini, sedang menyiapkan tempat dan
memindahkan pedagang di akhir tahun ini,” ujarnya.
Selain PKL, pihaknya juga menganggarkan pembangunan jalan beton di
depan Perumahan Taman Mutiara, Trondol, Kota Serang sebesar Rp 2 miliar.
Menurut dia, di daerah Taman Mutiara Indah menjadi salah satu titik
kemacetan yang terjadi di sekitar Trondol, sehingga nantinya di sana ada
petugas pengatur jalan yang akan berjaga terutama pada jam-jam sibuk.
“Termasuk juga memasang rambu lalu lintas, supaya pejalan mengetahui ke
mana alurnya,” ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk program lainnya, seperti sampah dan banjir saat
ini anggaran yang dimiliki Pemkot Serang belum terpenuhi. Menurut dia,
beberapa kebutuhan, antara lain armada pengangkut sampah, seperti amrol
dan kontainer. “Semuanya belum dapat teranggarkan, jadi ya baru 2
program itu dulu,” tuturnya.
Sementara, terkait PKL di Pasar Rau dan Pasar Lama saat ini masih
belum dianggarkan. Sementara, untuk Pasar Lama, sudah direncanakan untuk
memindahkan pedagang Taman Sari ke wilayah tersebut. Saat ini, untuk
detail engineering design (DED) Pasar Lama menjadi pasar bersih sudah
ada, namun belum dianggarkan.
“Kami sudah rancang DED-nya dan kami masukan estimasi anggarannya Rp 4
miliar. Kalau cukup fiskal, tahun depan dibangun. Maunya bisa dibangun 2
lantai. Kalau Rau kan terbentur oleh pihak ketiga,” katanya.
0 comments:
Post a Comment