CILEGON – Pernyataan mengejutkan diutarakan oleh
Arief Rivai Madawi. Tokoh yang diketahui kini menjabat sebagai Direktur
Utama (Dirut) di PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM), salah satu BUMD
Pemkot Cilegon itu mengaku siap turut meramaikan bursa pencalonan
Walikota Cilegon.
Arief mengatakan peluang untuk mengikuti kontestasi calon kepala
daerah itu menyusul adanya dorongan yang ia peroleh dari sejumlah elemen
masyarakat belakangan waktu ini untuk mengusung perubahan demi kemajuan
daerah.
“Dengan melihat kondisi Cilegon sekarang, ya kalau masyarakat
mendukung, kenapa tidak? saya akan berangkat dengan izin Allah. Yang
penting adalah kita punya niatan untuk membangun Cilegon yang lebih
baik. Kita lihat, kalau sudah pasti jelas nyalon, saya akan mundur (dari
jabatan Dirut PT PCM),” ujarnya , Selasa
(8/10/2019).
Mantan Ketua DPRD Cilegon periode 2009-2014 ini mengatakan Kota
Cilegon tengah membutuhkan sosok yang jujur, amanah, berdedikasi tinggi,
ikhlas dan terbuka demi mewujudkan cita-cita luhur para tokoh
pendirinya. Untuk mewujudkan rencana itu, dirinya akan mencoba mengambil
formulir pendaftaran dari beberapa partai politik yang tengah membuka
penjaringan dalam waktu dekat.
“Visi keterbukaan, visi dalam hal membangun itu harus betul-betul
diniatkan dari hati yang jujur, tak lain adalah kepentingan untuk
masyarakat. Saya hanya ingin meluruskan visi misi awal dari berdirinya
Kota Cilegon, karena saya adalah bagian dari sejarah itu sejak kita
masuk di era reformasi dahulu. Jangan kemudian orang-orang yang tidak
tahu masalah Cilegon ini ujug-ujug merasa dirinya paling memiliki,”
terangnya.
Calon Walikota Ikrar di Masjid Sumpah
Keberadaan peninggalan sejarah berupa Masjid Sumpah yang terletak di
RT 02 RW 02 lingkungan Terate Udik, Kelurahan Masigit, Kecamatan
Jombang, Kota Cilegon turut menjadi perhatian mantan politisi partai
Golkar ini. Bangunan di tengah pemukiman penduduk yang menjadi tempat
pengakuan di bawah sumpah tersebut menurutnya perlu dilakukan para bakal
calon kepala daerah sebagai bukti komitmennya untuk benar-benar
memimpin demi memajukan daerah.
“Kita punya ikon peninggalan yang sangat besar, seperti Masjid
Sumpah. Yoh, siapa pun calon pemimpin yang berniat tulus membangun
Cilegon tanpa kepentingan pribadi dan kelompok tertentu, kita bersumpah
di situ supaya Cilegon lebih baik ke depannya. Artinya apa, kalau
masyarakat memang menghendaki sebuah kejujuran, Masjid Sumpah itu
semestinya menjadi ikon kita di Kota Cilegon. Karena akan ada akibatnya
bagi yang melanggar sumpahnya sendiri,” tandasnya.
Di bagian lain, Wakil Ketua DKM Masjid Sumpah, Abdul Ghofar (67)
mengungkapkan kebenaran kaitan dengan ritual pengucapan sumpah di masjid
yang tidak pernah diketahui masyarakat kapan berdirinya tersebut.
“Jadi ngga sembarangan orang yang berani bersumpah disini, karena
akibatnya itu macam-macam. Karena dia akan disalatin, dipakaikan kain
kafan dan dipegangi al Quran di atas kepalanya. Jadi kalau dia
melanggar, ya akan kena akibatnya seperti perutnya kembung, sampai sakit
yang tidak sembuh-sembuh,” ungkapnya.
Warga asli setempat ini menerangkan, kelestarian rumah ibadah di atas
lahan sekira 200 meter persegi itu hingga saat ini masih terjaga. Namun
karena keterbatasan lahan itulah, kendati dikenal dengan sebutan
masjid, tempat itu tidak dijadikan tempat peribadatan khususnya ibadah
salat Jumat berjemaah.
“Jadi ya dari mana-mana selain dari Banten itu sendiri, sumpahnya
disini. Biasanya kalau dulu sumpahnya itu kalau dia dituduh pelaku
santet atau teluh, kalau sekarang itu seperti yang terakhir karena
dituduh mencuri, dia yakin ngga nyuri dan berani disumpah di Masjid
Sumpah. Jadi kalau calon-calon Walikota itu benar-benar tahu dengan
masjid ini, dan orangnya memang ngga jujur, pasti takut sumpah lah,”
tutur pria beranak tujuh ini.
0 comments:
Post a Comment