![]() |
Seleksi Menteri, Nadiem Makarim, pendiri Go-Jek, saat di Istana Mereka dipanggil Presiden Jokowi (reuters) |
JAKARTA – Banyak yang terkejut ketika anak muda
Nadiem Makarim itu tampil memimpin mesin produksi keilmuwan di
Indonesia, yakni sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Nadiem
diancangkan untuk membuat sumber daya unggul dan Indonesia maju. Namun,
dia harus tuntaskan kondisi yang ada.
“Meskipun demikian, di balik pro kontra, yang harus disisir oleh
beliau selain mengajak terbang dengan sistem informasi tehnologi dan
perkembangannya harus tuntaskan dulu karakter manusia berbasis nilai
bangsa, mental birokrasi, dan budaya akademiknya kampus serta memetakan
hambatan-hambatan yang ada di pengelolaan kampus. Inilah akar masalah
pendidikan di Indonesia,” kata Azmi Saputra, dosen Universitas Bung
Karno (UBK), Selasa (29/10/2019).
“Ironis kan, kemerdekaan akademik dan budaya akademik setelah 3/4
abad Indonesia masih diperjuangkan? Selain itu, kebijakan
penyelenggaraan pendidikan yang masih ‘tambal sulam’, fakta
ketidakmandirian perguruan tinggi, kampus masih diintervensi politik,”
ujarnya.
Selain itu, atmosfir akademik tak menunjang akibat terbelenggu
heirarki birokrasi akademik karenanya harus dimunculkan kembali budaya
dan nilai nilai akademik. “Inilah PR besar Pak Menteri.
![]() |
Azmi Saputra, pengajar FH Universitas Bung Karno, Jakarta. (ist) |
Dia menegaskan, hakekat kaum akademisi adalah memihak kebenaran.,
kejujuran, dan keadilan. “Akademisi itu sejatinya hanya mengabdi pada
kebenaran, kejujuran, keadilan serta untuk kemanusiaan ini kunci
Indonesia maju, manusia Indonesia kembali pada jiwa pancasila melalui
kampus,” ujarnya .
Dia menyatakan, jangan lagi universitas dikekang dengan budaya
birokrasi yang lamban, tidak efisien, politik praktis dan cendrung
korup. Adanya kekangan semacam itu akibatnya universitas di Indonesia
akan semakin tidak mampu mengejar perkembangan ilmu dan akan kalah
bersaing dengan universitas lainnya. “ Ini PR, tantangan sekaligus
problem yang harus dituntaskan oleh Menteri Pendidikan,” ujarnya.
Karenanya, lanjut dia, tata kelola yang baik, transparansi, dan
aksesbilitas publik terhadap perguruan tinggi jadi kunci utuk perguruan
tinggi maju dan unggul,” ujar Azmi Syahputra yang juga
Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia
0 comments:
Post a Comment