![]() |
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Polana B Pramesti saat di wawancarai awak media.
|
TANGERANG-Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan
(Kemenhub), merespon rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT) ihwal faktor-faktor penyebab jatuhnya pesawat Lion
Air.
Seperti diketahui, insiden jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP nomor
penerbangan JT-610 di perairan Tanjung Karawang pada 29 Oktober 2018,
menewaskan seluruh penumpang dan awak kabin.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti
menjelaskan, terdapat tiga hal utama yang akan dilakukan regulator untuk
mencegah kejadian serupa.
"Kita akan memperbaiki manual dari kita sendiri. Antara manual satu
dengan lainnya terjadi integrasi dan tidak saling bertentangan," kata
Polana dalam jumpa pers di Kantor DKPPU, Bandara Soekarno-Hatta,
Tangerang, Jumat (1/11/2019).
Pertama, Kemenhub akan mengevaluasi dan memperbaiki Standar
Operasional Prosedur (SOP) serta akan disinkronisasikan dengan operator.
Kedua, otoritas dan operator penerbangan akan menggelar pelatihan
untuk pilot, yang akan menerbangkan pesawat berjenis Boeing 737 Max 8
bila diperbolehkan mengudara kembali.
Boeing 837 Max 8 sendiri akan dilengkapi dengan fitur Safety Management System (SMS).
"Terkait kewajiban pilot untuk ikut training simulator. Jadi nanti
kalau ada perubahan, misalnya dari 737 NG ke Max 8, kami wajibkan ikut
simulator dulu," katanya.
Ketiga, kata Polana, harus ada perbaikan dalam sistem pelaporan
bahaya alias hazard report dari personel penerbangan kepada instansi dan
stakeholder lainnya.
"Kita juga akan memastikan hazard report yang disampaikan oleh
personel benar-benar dapat diakses langsung oleh pejabat yang
bertanggungjawab," pungkasnya.
Sebelumnya, KNKT mengungkap sembilan faktor yang menyebabkan jatuhnya pesawat Lion Air tersebut.
Faktor-faktor itu di antaranya asumsi terkait reaksi pilot terhadap
desain Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS), Indikator
Angle of Attack 'AOA DISAGREE' tidak tersedia di pesawat Boeing 737-8
(MAX) PK-LQP.
AOA Sensor pengganti mengalami kesalahan kalibrasi berulangnya
aktivasi MCAS dan padatnya komunikasi dengan ATC tidak terkelola dengan
efektif dan lainnya.
0 comments:
Post a Comment