![]() |
Penumpang duduk di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Commuterline di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/3). |
JAKARTA-Selama pandemi corona Covid-19 berlangsung, imbauan untuk social distancing dianjurkan oleh banyak pihak termasuk pemerintah.
Social distancing
diartikan sebagai jarak sosial yang mengacu pada tindakan yang diambil
untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular.
Namun baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih menekankan istilah physical distancing ketimbang social distancing.
Perubahan istilah ini bertujuan untuk
pemahaman bahwa yang diperlukan adalah memberi jarak fisik, bukan jarak
sosial. Sehingga akan tetap mendorong masyarakat terhubung dengan sesama
melalui media sosial.
"Kami berubah untuk mengatakan jarak fisik (physical distancing)
dan itu sengaja, karena kami ingin orang-orang tetap terhubung," kata
Dr. Maria Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO dalam jumpa pers,
Jumat (20/03/2020), dikutip dari IFL Science.
"Jadi temukan cara untuk melakukan itu (physical distancing),
temukan cara melalui Internet dan melalui berbagai media sosial untuk
tetap terhubung karena kesehatan mental Anda melalui ini sama pentingnya
dengan kesehatan fisik Anda," jelasnya.
Rekomendasi WHO untuk menggunakan frasa physical distancing dan bukannya social distancing juga telah digemakan oleh orang lain.
"Social distancing adalah istilah yang salah untuk memulai," kata
Jamil Zaki, Associate Professor Psikologi di Universitas Stanford.
"Kita harus menganggap waktu ini sebagai
'jarak fisik'untuk menekankan bahwa kita dapat tetap terhubung secara
sosial bahkan ketika terpisah. Bahkan, saya mendorong kita semua untuk
berlatih 'bersosialisasi dari jauh'," jelasnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Dr. Jeff Kwong, spesialis penyakit
menular dan profesor di Departemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas di
University of Toronto.
"Kami mulai dengan istilah social distancing
dan saya pikir beberapa orang tidak mengerti apa artinya itu, dan
mereka khawatir hal itu dapat menyebabkan isolasi sosial," ujarnya
seperti dikutip dari Global News.
"Jadi kami merasa bahwa mungkin kami harus benar-benar menggunakan istilah physical distancing,
karena ini benar-benar tentang terpisah secara fisik, dan secara sosial
kita perlu tetap bersatu tetapi hanya dengan cara virtual."
0 comments:
Post a Comment