![]() |
Tangis SBY saat lagu kesukaan Ani Yudhoyono dinyanyikan. |
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang satu tahun meninggalnya Ani Yudhoyono. SBY bercerita tentang kehidupannya setelah setahun ditinggal istri tercinta.
"Alhamdulillah, tahun terberat dalam hidupku telah kulalui 1 Juni
2019 - 1 Juni 2020. Setahun sudah Ani Yudhoyono, belahan jiwaku,
menghadap Sang Pencipta, Allah SWT. Istirahatlah dengan tenang Memo,
cintaku abadi bersamamu. Bawalah kenangan indah bersamaku dan semua
orang yang sangat kau sayangi, Agus, Annisa dan Aira, serta Ibas, Aliya,
Airlangga, Sakti dan Gayatri," kata SBY lewat tulisannya, Senin (1/6).
SBY berharap di tahun-tahun mendatang semakin kuat untuk melanjutkan
hidup yang baru, hidup tanpa orang yang sangat dicintai. SBY berterima
kasih kepada Tuhan telah membimbing dan memberikan pelajaran hidup yang
amat berharga.
"Meskipun aku tak akan pernah menolak takdirku, terus terang amat
berat aku menjalani kehidupan tanpa Ani. Kehilangan dan kesedihan masih
membayangi hari-hariku yang panjang dan malam-malamku yang gelap,"
ungkapnya.
SBY juga menulis sebuah lagu untuk Ani padan bulan Mei 2020 berjudul
'Rindu Tak Tergantikan'. Lagu itu diniatkan untuk menyertai babak
perjalanan hidupnya yang baru, setelah satu tahun ditinggal Ani.
"Aku berharap, selangkah demi selangkah, rasa dukaku bisa digantikan dengan kerinduan dan kenangan yang indah," kata SBY.
SBY juga berkumpul keluarga inti untuk mengenang satu tahun
berpulangnya Ani Yudhoyono pada hari ini. Mereka berkumpul di kediaman
Cikeas, Bogor untuk melakukan doa bersama memperingati berpulangnya
istri tercinta.
"Berhubung saat ini kita masih menjalankan protokol anti corona,
acara ini hanya kami lakukan secara sangat terbatas. Hanya keluarga inti
yang melakukan doa bersama tersebut. Mohon maaf. Sebagai penggantinya,
sudilah kiranya para sahabat mendoakan Almarhumah agar hidup tenang
dalam lindungan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa," ucap SBY.
Berikut tulisan lengkap SBY untuk mengenang Ani Yudhoyono:
SETAHUN TELAH KULALUI
"ISTIRAHATLAH DENGAN TENANG ISTRIKU TERCINTA"
"ISTIRAHATLAH DENGAN TENANG ISTRIKU TERCINTA"
Oleh: Susilo Bambang Yudhoyono
Alhamdulillah, tahun terberat dalam hidupku telah kulalui ~ 1
Juni 2019 - 1 Juni 2020. Setahun sudah Ani Yudhoyono, belahan jiwaku,
menghadap Sang Pencipta, Allah SWT. Istirahatlah dengan tenang Memo,
cintaku abadi bersamamu. Bawalah kenangan indah bersamaku dan semua
orang yang sangat kau sayangi ~ Agus, Annisa dan Aira, serta Ibas,
Aliya, Airlangga, Sakti dan Gayatri.
Aku berharap, di tahun-tahun mendatang aku makin kuat untuk
melanjutkan hidupku yang baru. Hidup tanpa orang yang sangat kucintai.
Terima kasih Tuhan, telah membimbingku dan memberikan pelajaran hidup
yang amat berharga. Meskipun aku tak akan pernah menolak takdirku, terus
terang amat berat aku menjalani kehidupan tanpa Ani. Kehilangan dan
kesedihan masih membayangi hari-hariku yang panjang dan malam-malamku
yang gelap.
Hari ini, 1 Juni 2020, ketika aku terbangun dari tidurku..... aku
tersadar. Tersadar bahwa ini adalah hari yang baru dalam perjalanan
hidupku. Perjalanan jiwa dan hatiku ke depan. Dalam perenungan panjang
yang aku lakukan, kini aku tahu bahwa hidup hakikatnya juga tentang
"merelakan". Merelakan kepergian orang yang sangat dicintai.
Setahun ini, seraya terus beribadah dan belajar memahami makna
hidup yang hakiki, aku juga melakukan "healing process" atas kepergian
Ani. Tak mudah memang. Tapi harus kujalani. Aku harus mengisi lembaran
hidupku, sambil mengenang masa-masa indah bersama Ani. Tentu aku
berharap agar lembaran itu tak hanya terisi oleh cerita tentang
kedukaan, yang saat ini memang belum hilang.
Bulan pertama, Juni 2019, telah kutulis lirik lagu yang berjudul
"Flamboyan Itu Telah Pergi". Lagu ini sebenarnya merupakan permintaan
Ani di hari-hari terakhir hidupnya, sebelum dipanggil oleh Sang Kholiq,
yang ditulis dalam buku hariannya. Pesan itu sendiri baru kubaca tepat
pada tanggal 4 Juni 2019, di Hari Idul Fitri 1440 Hijriah yang agung,
setelah Ani tiada. Aku berterima kasih karena Anji, salah satu penyanyi
yang lagu-lagunya disenangi Almarhumah, bersedia menyiapkan nada dan
sekaligus menyanyikannya. Lagu ini telah selesai rekamannya.
Bulan keenam, tepatnya 1 Desember 2019, aku menyanyikan sebuah
lagu manis yang berjudul "Seruling di Lembah Sunyi". Lagu ciptaan V.
Nanda Leimena itu aku nyanyikan tepat di bulan ke-enam kepergian Ani,
sambil berdoa dan mengenangnya bersama keluarga dan para sahabat Ani.
Bulan kedelapan, Februari 2020, alhamdulillah aku dapat
mewujudkan impianku bersama Ani, yaitu membangun sebuah museum. Melalui
museum ini ingin kami abadikan perjalanan hidup kami berdua, terutama
pada saat mengemban amanah memimpin Indonesia. Museum dan galeri seni
kecil yang saat ini tengah dibangun di kota kelahiranku Pacitan, dapat
diwujudkan dengan bantuan pendanaan dari berbagai pihak. Rancangan awal
museum aku dan Ani buat di Singapura. Tepatnya di kamar rumah sakit
tempat Ani dirawat. Sungguh mengharukan. Di tengah-tengah pergulatan Ani
menghadapi penyakit kanker darah yang dideritanya, Ani sangat berharap,
disertai permohonan kepada Allah, agar museum itu bisa diwujudkan.
Tempat dibangunnya museum di kota Pacitan juga merupakan dorongan Ani
secara pribadi. Sebelum dimulai pembangunannya di bulan Februari, selama
6 bulan rancangan arsitektur dan bangunannya aku matangkan di Cikeas.
Alhamdulillah, para sahabat sudi untuk membantu terwujudnya pembangunan
museum dan galeri seni itu.
Bulan kesebelas, Mei 2020, menjelang satu tahun kepergian Ani,
hatiku tergerak untuk menciptakan satu lagu yang aku dedikasikan
untuknya. Lagu itu menggambarkan apa yang aku rasakan setahun hidup
tanpa Ani. Lagu itu aku beri judul "Setahun Kubegini". Lagu yang lirik
dan nadanya aku ciptakan sendiri ini dinyanyikan oleh Cakra Khan,
seorang penyanyi yang memiliki vokal dan penjiwaan yang bagus. Lagu itu
saat ini juga sudah siap rekamannya.
Masih di bulan Mei yang baru lalu, kutulis satu lagu lagi yang
kuberi judul "Rindu Tak Tergantikan". Lagu itu aku niatkan untuk
menyertai babak perjalanan hidupku yang baru, setelah satu tahun
ditinggal Ani. Aku berharap, selangkah demi selangkah, rasa dukaku bisa
digantikan dengan kerinduan dan kenangan yang indah. Aku ingin, inilah
yang akan menjadi modal dan kekuatan hidupku yang baru ~ cinta abadi,
kerinduan dan kenangan yang manis. Bukan rasa duka dan kehilangan yang
tak berkesudahan. Meskipun, meskipun ... saat ini aku masih berikhtiar
untuk menggapainya.
Mengapa aku menulis semuanya ini?
Setahun ini aku memang jarang bepergian. Ke manapun. Termasuk
jarang bertemu dengan para sahabat, yang juga sahabat Almarhumah Ani.
Karenanya, anggaplah tulisan ini sebagai bagian dari silaturahim dan
perjumpaan kita. Terimalah pula cerita ini sebagai kabar dari seorang
sahabat.
Di samping itu, sejumlah sahabat bertanya apakah ada acara
"mengenang satu tahun berpulangnya Ani Yudhoyono", seperti yang dulu
pernah kita pikirkan. Hari ini, 1 Juni 2020, memang ada acara sederhana
di rumah Cikeas untuk melakukan doa bersama memperingati berpulangnya
istri tercinta. Namun, berhubung saat ini kita masih menjalankan
protokol anti corona, acara ini hanya kami lakukan secara sangat
terbatas. Hanya keluarga inti yang melakukan doa bersama tersebut. Mohon
maaf. Sebagai penggantinya, sudilah kiranya para sahabat mendoakan
Almarhumah agar hidup tenang dalam lindungan Allah, Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Terima kasih para sahabatku. Semoga kita semua juga senantiasa
dalam keberkahan dan lindungan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.
0 comments:
Post a Comment