SERANG, (KB).- Pihak Dinas Komunikasi Informatika
Persandian dan Stastistika (Diskominfosatik) Kabupaten Serang
mengungkapkan peran Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang sudah
dibentuk di 14 kecamatan masih terbatas.
Untuk itu Diskominfosantik mendorong pengembangan jaringan dan
membentuk KIM hingga tingkat desa, agar KIM bisa berperan optimal untuk
menyebarkan informasi baik dari pemerintah kepada masyarakat juga
sebaliknya.
Kepala Diskominfosatik Kabupaten Serang Anas Dwisatya mengatakan,
peran KIM saat ini masih terbatas. Oleh karena itu perlu ada bimbingan
dan edukasi bagaimana strategi mereka di kecamatan untuk mengembangkan
jaringan hingga tingkat desa.
“Harapan kami di desa bisa dibentuk KIM. Minimal satu per desa terus
dibawah (KIM desa) ada lagi, makin banyak KIM makin banyak kegiatan
positif yang disampaikan. Misal masyarakat butuh apa bisa melalui itu
lebih mudah bisa langsung kontek ke Kominfo kita sampaikan ke dinas
terkait atau bupati,” ujarnya kepada Kabar Banten, Senin (27/7/2020).
Anas mengatakan, saat ini total ada 14 KIM yang sudah terbentuk.
Tadinya kata dia, KIM akan dibentuk sampai tingkat kabupaten namun
karena anggaran di refocusing untuk Covid jadi tertunda.
“Mudah-mudahan nanti bisa. Bagaimana caranya yang 15 kecamatan lagi bisa terbentuk,” katanya.
Untuk sementara, kata Anas, KIM karena terbentur pandemi Covid-19
saat ini menjadi belum optimal. Diakuinya saat ini, ada beberapa yang
sudah aktif namun ada juga yang belum.
“Intinya mereka nanti yang sudah terbentuk kita coba melakukan
sosialisasi menangkal hoax kita koordinasi dengan mereka agar aktif,”
tuturnya.
Disinggung soal masih banyaknya hoax menjelang pilkada, Anas
mengatakan, sampai saat ini keberadaan informasi hoax masih bisa
ditangani. Namun demikian dirinya belum tahu ada berapa jumlah kasus
hoax yang terjadi.
“Tapi ada aja hoax itu intinya kita sudah melakukan (upaya
pencegahan) dengan mahasiswa Staikha juga kemarin dari Petir melakukan
webinar tentang bagaimana melakukan pencegahan hoax. Karena sekarang
semua orang bisa jadi sumber hoax, hampir semua orang pegang hp
(Handphone atau telepon genggam), berita apa saja bisa dibuat dan
sampaikan,” ujarnya.
Dirinya juga mengimbau masyarakat agar bijak dalam menggunakan HP
jelang Pilkada. Sebab yang namanya jejak digital tidak akan pernah
terhapus.
“Kalau sudah sekali keluar statemen melalui medsos akan terekam
dimana pun kita berada. Jadi hati-hati dalam penggunaan medsos, apalagi
ASN (Aparatur Sipil Negara) sekarang hati-hati jangan men-share,
kemudian melike hati-hati. Mana yang bisa dilike itu dipilih sebelum
berakibat bahaya buat ASN,” tuturnya.
Kedepan kata dia, pihaknya juga akan terus mengedukasi masyarakat
terkait hoax tersebut. Salah satunya sosialisasi melalui kecamatan lewat
KIM.
“Atau seperti apa metodenya. Yang lalu dari mahasiswa di Petir itu mudah-mudahan bisa digiatkan lagi,” ucapnya.
0 comments:
Post a Comment