TANGERANG- Wali Kota Tanggerang Arief R Wismansyah mengungkapkan permasalahan di lapangan terkait penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada warga sangat kompleks atau rumit. Mulai dari data ganda, target penerima, jumlah petugas hingga pungutan liar.
"Jadi kita tahu masalahnya sangat kompleks ya, ibaratnya ada gula ada semut permasalahannya pasti ada," kata Arief dalam webinar melalui chanel youtube KPK RI, Kamis (19/8).
Seperti, Arief menyebut ada salah satu masalah yang sedang dilakukan investigasi yakni modus pungli yang disebut dengan nama 'Operasi Batok' yang meminta uang dari para penerima bantuan.
"Ada lagi yang istilahnya di lapangan, namanya operasi batok begitu. Jadi kalau uangnya diterima langsung sama penerima ini kita lagi investigasi," ungkapnya.
Arief menyebut para oknum tersebut kerap meminta uang kepada para penerima bantuan dengan dalih uang lelah atau lain sebagainya, dengan besaran yang variatif mulai daro Rp50 ribu atau lebih.
"Itu ada oknum-oknum dibawah yang nanti nyamperin mana uang setoran Rp50 ribu, atau berapa dengan alasan uang lelah uang cape dan sebagainya," katanya.
Namun demikian, Arief menemukan adanya fakta dilapangan ternyata tidak sedikit para penerima yang dengan sukarela memberikan uang tersebut, karena merasa telah dibantu oleh si oknum tersebut.
"Tapi ada juga yang seolah-olah simpatik begitu, karena merasa kita kan sudah dibantuin pak sudah didata kita kasih seikhlasnya begitu," ujarnya.
"Ya, kalau menurut saya sih tidak bisa diberikan karena itu memang adalah hak penerima yang sudah dilakukan pendataan. Memang berkaitan pungli ini banyak sekali," lanjutnya.
0 comments:
Post a Comment